Skip to main content

Pendapat Mereka tentang Silent Reader di Grup WhatsApp

Grup WhatsApp atau WhatsApp Group, biasa disingkat grup WA atau WAG ibarat komunitas atau kelompok. Di dalamnya ada banyak karakter, ada yang selalu muncul mau ditanya pendapat atau tidak, ada yang hanya muncul di momen-momen tertentu, atau tidak muncul sama sekali. Pernah tidak greget dengan orang yang jadi silent reader di grup WhatsApp? Atau malah kita sendiri yang silent reader? Zuzur ya zuzur, aku di kebanyakan grup WhatsApp adalah silent reader apalagi sejak pandemi. 


Grup WhatsApp Uwan Urwan


Beberapa waktu lalu aku membuat poling di Instastory Instagram @uwanurwan. Ada dua hal yang kutanyakan, apakah kamu founder komunitas/admin grup WhatsApp? dan sebagai bagian dari WhatsApp Group, tanggapanmu melihat anggota lain jadi silent reader bagaimana? Kedua topik itu berhubungan dengan silent reader. Topik kedua aku berikan empat pilihan jawaban. Aku meminta teman-teman Instagramku menjawab. Bila tidak ada di dalam pilihan, aku meminta mereka untuk menuliskannya dalam kolom question.


Ada 126 orang yang bersedia menjawab dengan 838 orang yang melihat storyku, artinya 712 orang hanya sekadar lewat saja tanpa memberi suara. Dari 126 suara, ada 13 orang yang punya jawaban sendiri (mengisi jawaban di question box). 


Grup WhatsApp Uwan Urwan


Silent reader di WhatsApp Group itu bukan masalah besar

Sebanyak 50 orang menganggap para silent reader bukanlah hal yang perlu dibesar-besarkan, sebab dari 50 orang itu juga termasuk yang jarang nongol di WhatsApp Group. Kenapa sih harus silent reader? Untuk apa masuk ke dalam WhatsApp Group kalau ujung-ujungnya jadi silent reader saja? Nah tulisan pertamaku membahas alasan jadi silent reader.


Baca juga : Kenapa tidak aktif di Grup WhatsApp?


Pemilik akun Instagram @khun.wichan pun sepaham karena kadang ia juga jadi silent reader di grup WhatsApp. "Kadang mikir ke diri sendiri kenapa jadi sider (silent reader)? Mungkin alasannya sama dengan orang-orang. Kadang ngerasa beda tempat meski ada di grup yang sama atau karena punya kepentingan khusus," ungkapnya. 


Orang yang tidak begitu aktif di WhatsApp group cenderung menyimak obrolan, tapi waktu-waktu tertentu ikut nimbrung juga kalau bahan yang diperbincangkan seru, begitu kata Perempuan Yang Suka Menulis (maunya disebut begitu). Sementara itu, Arko, salah satu temanku yang menjadi admin Grup Kerjaan dan Grup Belajar mengaku kalau topik yang diangkat di grup tidak berhubungan dengan yang bersangkutan, Ya Its OK. Gak apa-apa.


Silent reader di grup WhatsApp grup kadang menjengkelkan

Grup WhatsApp Uwan Urwan
Makasih yang udah bikin memenya. Semoga ide-idenya selalu cemerlang


Kadang kita tidak bisa menyalahkan mereka yang memilih diam di WhatsApp Group, tapi jadi menjengkelkan bila diajak diskusi tapi tidak ada respon. Sebanyak 40 orang mengaku sebal kalau melihat yang lain tidak ada respon padahal admin mengajak diskusi. “Kesel banget sih, kalau silent reader terus ngerti sih okelah. Ini udah bisu, terus masih gak ngerti kadang kalau kita kasih info, ujung ujungnya japri (jaringan pribadi). Terus buat apa bikin grup kan?" kata Febby, yang jadi admin untuk banyak grup. 


Tak hanya Febby yang kesal, ada banyak teman-teman yang menumpahkan kekesalannya lewat question box dan saat ditanya via direct message. Ada yang marah-marah, ada yang langsung mention orangnya di grup atau bahkan langsung japri bila memang tidak ditanggapi, ada yang sampai mau kirim santet. 


"Bikin bete anjir, kita susah susah ngetik tentang apa yang ingin kita sampaikan tapi pada diem. Masih mending ngomong sama kucing, ada feedback nya Ngeong," kata Fachrezy Zulfikar, Founder Level Up Community. 


Grup WhatsApp Uwan Urwan
Gak tahu siapa yang bikin memenya, tapi makasih banget. Jadi aku pake di sini.


"Founder atau admin WhatsApp group biasanya melontarkan topik agar grup ramai kembali, tapi sepi. Yang nyahut satu atau dua orang saja, dan orang itu lagi, orang itu lagi," curhat Ery Udya, admin/founder Grup Blogger khusus wilayah Purbalingga. Memang ya, susah-susah memancing keributan di grup eh ujung-ujungnya sepi. Bagi Masolo, Inisiator Ruang Sharing Foodies merasa, founder/admin perlu mencari topik yang bisa memancing para silent reader agar muncul ke permukaan. Jadi tantangan untuk bikin topik menarik, supaya si silent jadi speak up, tulisnya di question box di Instastoryku.


Arko menambahkan bila topik yang dibahas berkaitan dengan salah satu atau semua silent reader, tapi tidak ada respon padahal sudah jelas-jelas dibaca membuatnya kesel sih. Ya mungkin sibuk tapi sebagai bentuk tanggung jawab, baiknya direspon walau seperlunya. Setidaknya ada informasi yang diberikan, ungkapnya. Pemilik akun Instagram @mr.chan16 pun menumpahkan kekesalannya, "Namanya grup adalah sarana berdisukusi bebas, jadi buat apa mau masuk grup tapi hanya jadi penonton saja, supaya tidak ketinggalan berita?"


Silent reader di grup WhatsApp mungkin sibuk

Grup WhatsApp Uwan Urwan


Kemudian 20 orang mencoba berpikir positif, ya tidak apa-apa, mungkin mereka yang silent reader sedang sibuk. Beberapa dari mereka masih suka baca obrolan kok. Itu terbukti pada saat bertemu di dunia nyata, kadang orang-orang yang tidak pernah nongol di grup membahas obrolan itu. Ya aku pernah mendengarnya. Ibaratnya sama dengan di media sosial, tidak semua orang akan rela memberi like dan berkomentar meskipun kadang itu penting. Begitu bertemu di dunia nyata, semua postingan dibahas oleh teman padahal kita tahu mereka seolah tidak hidup di media sosialnya. 


Tak bisa dipungkiri, kesibukan di dunia nyata sering menyita waktu. Beberapa temanku pun setuju bahwa kesibukan seringkali membuat mereka jadi silent reader, cukup tahu informasi yang sedang dibicarakan. "Aku juga pernah ngerasain jadi anggota grup dan cuma bisa nyimak karena sibuk," Ungkap pemilik akun Instagram @syahtriagumsyah.


Lebih baik yang silent reader dikeluarkan dari grup WhatsApp

Hanya tiga orang yang memilih untuk mengeluarkan mereka yang silent reader. Meski menjengkelkan, menurutku langkah untuk mengeluarkan para silent reader adalah keputusan besar, sebab efeknya juga cukup hebat. Artinya lagi, mengeluarkan orang dari sebuah grup adalah langkah terakhir bila anggota tersebut sudah membuat risau anggota yang lain.


Satto Raji, Ketua Komunitas Bloggercrony Indonesia, pun menanggapi bahwa jadi silent reader tidak apa apa asal membaca info yang ada di dalamnya. “Jadi salah kalo misalnya silent reader dan ga butuh info di grup, mending keluar daripada ngabisin waktu dan ruang di hape," katanya. 

Pemilik akun Instagram @annisahq_ pun sependapat dengan Satto Raji "Setidaknya aku berjuang untuk menghidupkan grup. Dan berusaha mempertahankan keseruan sama yang masih mau aktif komunikasi grup. Yang bosen, yang udah gak minat, gak satu tujuan, paling out grup. Gak ingin menahan juga," ujarnya. Bahkan menurut salah satu narasumberku, admin harus menyikapi para silent reader dengan mengeluarkan mereka dari grup. Sah-sah saja admin melakukan itu.


Silent reader bisa jadi muncul karena mereka berasa dari orang-orang yang terabaikan

Grup WhatsApp Uwan Urwan
Aku gak tahu siapa yang bikin tapi makasih memenya aku pake


Aku yakin ada banyak juga orang yang semula aktif di WhatsApp Group, kemudian jadi silent reader karena setiap ikut nimbrung, jarang ada yang merespon. Aku pernah mengalami itu juga. Pemilik akun Instagram @annisahq_ bercerita kalau kebanyakan dari mereka jenuh atau sebelum mereka benar-benar jadi silent reader, mungkin mereka adalah orang-orang yang terabaikan.


Baca juga : Kenapa keluar dari grup WhatsApp


Misalnya dia udah ikut nimbrung berbaur, dan sok kenal sok dekat (SKSD), dari 20 orang anggota grup ternyata yang menanggapi hanya dua sampai lima orang. Atau hanya segerombolan yang asyik mengobrol dan hanya mau membalas komentar dari orang-orang yang menurut mereka nyambung saja. Pengalaman orang yang punya akun Instagram @diantin_ pun sama. Dia mengaku malas juga merespon obrolan di grup WhatsApp, karena kalau aku yang nanya dicuekin. Jadi kadang jadi silent reader deh, ungkapnya.


Admin/founder kurang paham kebutuhan anggotanya

Grup WhatsApp Uwan Urwan
Kredit : english.newstracklive.com


Memang untuk melihat sebab-sebab orang yang silent reader harus melihat secara komprehensif. Menilai mereka sebagai orang yang menjengkelkan di dalam grup tidak selalu benar, meski pasti ada yang memang menjengkelkan. Berhubung ada banyak grup WhatsApp di dunia ini dengan banyak tujuan, pendapat pemilik akun Instagram @mr.chan16 menurutku perlu didengarkan. 


Baca juga : Grup WhatsApp harusnya bagaimana?


Menurutnya, admin/founder grup kadang juga silent reader atau tidak peduli dengan member. Selain itu, admin/founder memang perlu tahu keinginan para anggotanya. Tidak dipungkiri admin/founder kadang menyampaikan sesuatu yang tidak berhubungan dengan visi misi grup atau melemparkan topik yang tidak begitu diminati. 


Oh ya, misal grupnya memang tidak aktif karena adminya sibuk dan tidak pernah menyapa anggotanya, jadi buat apa anggotanya bersibuk-sibuk dalam grup itu? Mungkin suatu hari saat adminnya sudah mulai menyapa grup, sedikit atau tidak akan ada yang menanggapi. Atau bila grupnya sering membahas hal yang tidak berfaedah dan tidak berhubungan dengan anggotanya, ya wajar kalau banyak yang jadi silent reader.


Bagaimana? Akankah kamu tetap jadi silent reader setelah membaca pendapat dari beberapa orang di atas? Atau malah jadi punya ide agar grup WhatsAppnya lebih interaktif? Semoga dengan adanya tulisan ini, memberi respon dampak positif bagi kita semua. Aamiin.

Comments

Turis Cantik said…
Gua kdng kl jd silent reader tuh ya krn males aja ngomong biar ngak rame. Kl ngomong atau chat seperlunya aja.
Wichan said…
Wakwakwak, berbagai alasan penyebab sider. Mungkin ada yg jadiin wag sebagai cara memata-matai.
Itu pilihan Wan. Aku lebih banyak menjadi silent reader.
Aku hanya aktif jika pembicaraan setara dengan ku.
Perbedaan pola pikir berpengaruh. Untuk apa nimbrung kalau gak nyambung.
Eri Udiyawati said…
Hihihi, ya gitu deh. Warna warni grup Whatsapp. Yang penting masih aktif aja dulu lah grupnya. Meski mancing biar ramai tetep aja sepi. Wkwkwkkw
Einid Shandy said…
Hai Kakak, aku waktu itu udah baca story Kakak. Cuman lupa, udah ngisi apa belum.

Jujur sih, aku udah left bantak whatsapp group karena aku nggak mau dianggap "silent reader". Aku mending ikut dikit whatsapp group tapi turut berkontribusi ngasih pendapat atau sejenisnya dari silent reader.

Ada beberapa whatsapp group yang sebenernya sayang banget aku left, tapi mau nggak mau emang harus left daripada aku nggak guna dan bikin admin jadi sedih.

Aku sendiri salah satu founder whatsapp group dan rasanya nggak enak banget kalau ada silent reader dan nggak pernah turut berkontribusi secara nyata, kayak cuek aja gitu meski sini ada acara. Aku lebih suka mereka "left". Kenapa? Karena bisa jadi mereka mata-mata, keganggu, atau lain-lainnya. Banyak banget kemungkinan-kemungkinan terjadi yang menurutku endingnya tetep aja jelek. Kadang sih kalau lagi muak, aku to the point aja sih ke mereka yang gabung tapi nggak ada kontribusi baik diskusi di whatsapp group / ikut acara-acara, aku bisa ngomong di whatsapp group dan chat satu-satu, "masih mau di grup atau nggak? Kalau udah ngerasa nggak perlu sama grup ini, kamu boleh left. Tapi, kalau masih perlu, aku butuh kontribusi kalian, sekecil apapun itu. Makasih."

Banyak sih temen-temen yang bilang, aku kadang nyeremin sebagai founder atau admin whatsapp group. Soalnya, aku emang nggak suka orang-orang "numpang nama".

So, itulah kenapa aku sering banget dijadikan "penanggung jawab / koordinator." Haha...

Semoga makin banyak silent reader yang ngerti posisi.

Makasih Kak. Artikel ini menarik dan aku nggak kepikiran bikin artikel kayak gini.
So, kayaknya, aku pengen bikin juga artikel sejenis ini.
fanny_dcatqueen said…
Tergantung grubnya ttg apa mas, kalo aku yaaa :D.

Banyak grub wa di aku, itu dimasukin secara paksa, bukan Krn keinginan. Cth nya, grub wa keluarga, grub kantor, grub reuni. 3 grub itu jujurnya aku males utk sukarela ikut, tp terpaksa ikut drpd dicap durhaka Ama ortu hahahaha. Ato dicap pembangkang Ama bos kantor. Kalo grub reuni, ntr bisa dibikin meme org tersombong sedunia kalo Nolak gabung.

Padahal isi dr grub di atas, banyakan sepi juga, kec kantor sih. Laah aku makin males utk chat.

Tp grub2 yg dibikin Krn aku suka isinya, kayak grub traveling, itu aku ga silent reader dong ;). Aktif juga malah. Seruuu soalnya, yg diperbingkan sesuai Ama hobi. Dan org2nya asik.

Aku jg ga suka kalo dlm 1 grub, isinya ruameeee tp ga ada yg dikenal. Itu kyk grub challange yg prnh aku ikutin. Paling cm tau bbrp org, sisanya wassalam. Tapi ujung2nya aku kluar sih.

Paling banyak dibaca

Mengilhami Dinding Sel Supermini

Pohon mangga ( Mangifera indica ) setinggi 4 m berdiri kokoh di halaman kantor saya. Daunnya rimbun membentuk payung hidup. Saat berdiri di bawah naungannya, angin sejuk dapat saya rasakan. Tentu saja, oksigen sebagai hasil metabolisme tanaman anggota family Anacardiaceae itu membersihkan karbondioksioda di udara dan digantikan oleh unsur yang bersifat oksidator. Pantas jika setiap orang yang ternaungi, tak hanya terlindung dari terik matahari, tetapi juga merasa segar. Pohon mangga (kredit: irwantoshut.net )        Tanaman itu sangat kokoh dan konsisten berdiri bertahun-tahun bahkan kian tinggi. Meski tidak memiliki rangka seperti hewan dan manusia, tanaman (tak hanya mangga) memiliki rangka-rangka dalam berukuran mikroskopis. Rangka-rangka itu dapat disebut dinding sel. Sebenarnya tidak tepat jika saya mengatakan bahwa dinding sel adalah rangka dalam (endoskeleton) tanaman, tetapi fungsinya mirip dengan sistem rangka pada tubuh hewan. Itu terbukti pada fungsinya yang memberi be

Insto Dry Eyes: Rahasia Menghadapi Mata Kering dan Computer Vision Syndrome

Pernahkah kamu merasakan matamu berkunang-kunang dan migrain setelah seharian menatap layar hape? Aku mengalaminya. Aku, Uwan Urwan, seorang pengembara kata, pemburu cerita, dan pencipta puisi, nyaris terjebak dalam jerat kecanduan layar. Mata yang lelah dan kering menjadi teman setia. Pengalaman Mata Kering karena Terlalu Lama Menatap Layar Hape Keseharianku sebagai seorang blogger, kreator konten, dan penulis puisi membawaku dalam aliran teknologi, menyulut pancaran cahaya layar sepanjang hari. Awalnya hanya urusan pekerjaan, namun perlahan, kebiasaan membuka hape dan laptop terus menggelayuti, meski cahaya pekerjaan telah surut. Mataku pun menjadi korban kelelahan yang terabaikan. Dalam dunia maya, aku menemukan kebahagiaan berinteraksi, meresapi riset para peneliti, dan terbius oleh pancaran cahaya teknologi. Sulit untuk melepaskan diri dari belenggu kecanduan layar hape, bahkan dalam momen-momen sederhana sehari-hari. Namun, kebahagiaan hakiki ditemukan ketika berada di tengah-ten

Bagaimana ASUS ROG Phone 8 Mengubah Cara Aku Bekerja!

Aku, Uwan Urwan, menggenggam erat peran sebagai penulis, kreator konten, dan gamer dalam dunia freelance yang penuh tantangan. Hidupku berkutat dengan smartphone, alat sehari-hari yang memegang kendali terhadap pekerjaanku. Namun, kebahagiaan ini sering terhalang oleh masalah yang timbul dari smartphone yang sudah lama menemani langkahku. Rusaknya Hape Lama: Layar Buram, Kamera Rusak Layar yang mulai muncul bercak-bercak yang sangat menggangu dan kamera depan yang tidak berfungsi. Itu menjadi mimpi buruk bagi seorang freelancer sepertiku. Setiap kata yang kucatat, setiap gambar yang kurekam, semuanya terasa terhambat oleh keterbatasan ini. Selain kamera depan yang rusak dan layarnya sudah muncul bercak, smartphone ini harus aku isolasi karena LCD-nya sudah bisa copot Apalagi jika ada job review yang mengharuskan membuat video atau berfoto selfie dengan produk. Rasanya seperti ingin membatalkan kerjasama tapi mau tidak mau aku harus mengerjakannya agar bisa bertahan hidup. Mau tidak mau

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Fried Chicken Enak di Situbondo, Kamu Wajib Tahu!

Tidak ada KFC atau pun McD di Situbondo, ya setidaknya hingga kini dan beberapa waktu ke depan. Dulu sempat ada CFC, belum sempat berkunjung, eh sudah tutup. Jika aku ingin makan ayam goreng krispi di Situbondo beli di mana? Beberapa warung makan di Situbondo juga menjual ayam goreng tepung. Memang tak khusus ayam goreng. Berbeda dengan di kota besar, di mana gerai olahan ayam tepung bisa ditemui di mana pun. Hisana Fried Chicken Situbondo punya rasa khas, jadi salah satu favoritku Bila kamu sedang travelling ke Situbondo dan sangat ingin menikmati ayam goreng krispi, aku cukup merekomendasikan makan di Hisana Fried Chicken. Sesuai namanya, Hisana adalah gerai ayam goreng tepung yang cukup terkenal dan banyak digemari. Hisana Fried Chicken tidak hanya ada di Situbondo, tapi juga di Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain. Sudah ada ratusan outlet yang tersebar di banyak titik di Indonesia. Hanya saja aku baru tahu ada brand ayam goreng krispi lokal ini begitu pulang ke Situbondo. Meski ad

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus kucing, y

Terungkap Rahasia Dibalik Keindahan Alun-alun Situbondo: 41 Pohon Penyelamat Bumi!

Aku beberapa waktu lalu mengunjungi Alun-alun Situbondo di suatu sore yang cerah. Kejutan menyambutku begitu tiba di sana; bagian pendoponya telah mengalami perubahan yang memukau, lebih bagus dan lebih ramah bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Namun, perhatianku lebih tercurahkan pada pohon Angsana yang tersebar di sekitar alun-alun itu. Apa yang membuatku tertarik pada pohon Angsana? Simak kisah selengkapnya! Pesona Bunga Angsana dan Aroma yang Memikat Ketika pohon Angsana mulai berbunga, suasana di sekitarnya menjadi luar biasa. Daunnya yang berpadu dengan bunga kuning menciptakan pemandangan yang memesona. Tidak hanya itu, aroma wangi dari bunga-bunga Angsana membuat alun-alun tercium harum sepanjang hari. Sensasi itu begitu memikat hatiku sehingga aku sering menghabiskan waktu di bawah pohon-pohon Angsana yang berbunga, menikmati keindahan alam yang disuguhkan. Ketika aku berada di bawah pohon-pohon Angsana yang sedang berbunga, aku merasa seperti terhubung dengan kehidupan alam

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Sasak Herbal Oil: Benarkah Berkhasiat Mengobati Segala Penyakit?

Sekarang ini, makin banyak produk kesehatan alami yang menjadi sorotan, termasuk minyak herbal seperti Sasak Herbal Oil. Apakah benar minum minyak bisa bikin sehat? Rasanya cukup aneh, ya? Nah, aku ingin berbagi pengalaman pribadi aku setelah mencoba mengonsumsi Sasak Herbal Oil. Keajaiban Sasak Herbal Oil: Pengalaman Pribadi yang Membuat Kagum Luka cakaran kucing kuoleskan Sasak Herbal Oil. Foto diambil pada kondisi pencahayaan yang berbeda Sebagai seorang yang tidak memiliki diabetes, awalnya aku cukup skeptis ketika mencoba Sasak Herbal Oil ini. Namun, setelah membaca beberapa ulasan positif, aku memutuskan untuk mencobanya. Pertama, aku mencoba mengoleskan minyak Sasak pada luka yang aku dapatkan akibat cakaran kucing. Hasilnya! Luka aku lebih cepat mengering dan pulih dengan baik. Seperti yang pernah aku bahas di tulisan sebelumnya di blog ini, Sasak Herbal Oil bisa menyembuhkan luka yang disebabkan oleh diabetes . Proses penyembuhannya pun bertahap tapi berdasarkan review yang ak