Skip to main content

Kenapa Tidak Aktif di Grup WhatsApp?

Tiba-tiba, suatu malam, kegelisahan muncul, kenapa ya orang-orang yang bergabung dalam suatu grup WhatsApp, yang nimbrung hanya orang itu-itu saja? Bahkan aku sendiri juga melakukannya. Sampai dikeluarkan dari beberapa grup, aku tidak merasa kehilangan sama sekali.

Uwan urwan ilustrasi


Tidak aktif di banyak grup WhatsApp buatku bukan masalah besar, apalagi begitu ada banyak pekerjaan yang menuntut konsentrasi atau sedang me time (bermain game, mengobrol dengan teman, menonton film, dan lain-lain). Toh, di lain waktu masih bisa menyimak dan meski jadi silent reader.


Lalu aku membuat poling di Twitter. Ada dua poling, yang pertama soal kenapa tidak aktif di grup (ada 92 voter). Poling kedua tentang kenapa memilih keluar grup WhatsApp tertentu. Aku akan bahas soal poling kedua di tulisan lain.


Uwan urwan


Belum puas, aku melakukan wawancara via online dengan beberapa teman dan mencoba membuat poling di Instastory. Pertanyaannya sama, tapi semua jawaban teman-teman mewakili jawabanku untuk pertanyaan-pertanyaanku sendiri. Jawaban-jawaban itu aku rinci dalam poin-poin berikut.


Admin memasukkan anggota tanpa izin

Kredit : arenaponsel.com

Pemilik akun Instagram @mr.chan16 menyatakan bahwa kadang admin juga suka menambahkan anggota tanpa bertanya kepada mereka apakah mau terlibat di dalam grup? Bisa dibayangkan tiba-tiba kamu berada di sebuah grup WhatsApp baru, dimasukkan oleh teman sendiri, tanpa pengantar, tanpa kejelasan, dan berakhir dengan ngobrol ngalur-ngidul. Mau keluar tapi tidak enak karena kenal dekat dengan yang memasukkannya ke grup. Akhirnya jadi silent reader karena tidak merasa tidak butuh informasi yang disebarkan di grup.

Terlalu banyak grup

Uwan urwan

Aku percaya tiap orang yang pakai aplikasi WhatsApp punya grup lebih dari satu, bahkan ada yang punya puluhan sampai ratusan. Memang ada beberapa grup yang ingin semua anggotanya aktif semua, tapi tiap orang berbeda-beda. Ada yang punya banyak waktu luang sehingga bisa aktif di grup mana pun, ada juga yang tidak.


“Kebayang gak sih di handphoneku mungkin ada ratusan grup WhatsApp. Kalau semua ditimbrungin, aku gak bisa ngapa-ngapain dong. Habis waktuku di depan hape,” ungkap perempuan yang mau disebut blogger cantik.


Prioritasnya beda

Setiap orang memang punya prioritas masing-masing. Bila ada yang memilih jadi silent reader di grup WhatsApp manapun, bisa jadi fokusnya di kehidupan nyata. “Sekarang sudah berbeda dengan dulu. Sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang punya anak berkebutuhan khusus (ABK), aku harus utamakan rumah tangga dan anak, kemudian bisnis online shopku. Aku produksi, packing, urus operating system sendiri,” jawab HY, Ibu rumah tangga.


Obrolan tidak menarik/dipahami

Setelah ikut workshop xxx, aku pun dimasukkan di grup WhatsApp. Awalnya sih perkenalan yang menyenangkan, tapi lama-lama aku tidak mengerti bahasan grup. Seolah-olah mereka sedang menggunakan bahasa isyarat dan semua anggota grup dianggap paham bahasa isyarat bekerja. Semua yang tidak menarik dan tidak bisa dipahami berubah menjadi info-info yang tidak sesuai minat. “Enggak ngerti apa yang dibahas jadi nyimak aja,” kata Khun Wichan, salah satu narasumberku.


Obrolannya tidak penting, banyak ghibah, pamer diri, dan lain-lain

“Aku malas ikutan obrolan yang cenderung pamer diri,” kata Aldha, temanku yang memang jarang nimbrung grup WhatsApp. Menurutku pamer diri itu wajar ya kalau niatnya untuk memotivasi, tapi ada beberapa tipe orang yang pamer yang ingin disanjung dengan membawa-bawa “biar termotivasi”.


Selain itu, topik bahasannya gak penting jadi diem aja deh atau clear chat,” lanjut Khun Wichan. Natara, salah satu blogger yang tinggal di Jakarta pun mengaku tidak suka chat tidak penting di grup. “Jadi chat di grup ya emang yang penting doang. Contoh laporan link, kalo ada form report dan ga wajib ngelist di grup, ya gak ngelist, hehe,” imbuhnya.


Grupnya bisu

Dedy Darmawan, Ketua Komunitas Tarot Jakarta

Pernah ada di sebuah grup yang bisu? Kalau ada yang share apapun tidak ada yang respon? Senada yang dialami Dedy Darmawan, Ketua Komunitas Tarot Jakarta. Katanya, “Tidak ada respon dengan anggota lain kalau ada yang memulai percakapan berupa usulan, pertanyaan, atau permintaan saran. Buat apa ada grup intern tapi tidak ada interaksi apapun?”


HY menambahkan “Anggota WhatsApp grup biasanya ngonbrol ke mana-mana. Semakin tua, aku males scrol, lebih males debat, dan lebih males tersinggung dan sedih saat grup rame lalu tiba-tiba sepu kayak kuburan setelah aku ikutan chat. Aku kan kasihan sama diri sendiri kalau begitu.”


Obrolannya tertimbun jauh

Aku sering mengalami, buka WhatsApp, semua chat grup aktif dan masing-masing punya notif puluhan sampai ratusan chat. Antara galau mau nimbrung, baca satu-satu dan menanggapi, obrolannya sudah jauh. Ya sudah, biasanya aku clear chat. “Pas mau balas di topik tertentu eh udah jauh jarak waktunya dan udah ketiban banyak chat lain,” kata Khun Wichan. Jika pun membaca, mau menanggapi kadang pendapatnya sudah tidak diperlukan, apalagi “Ssudah rame banget dan sepertinya pendapatku sudah diwakilkan sama yang lain,” kata Imawan Anshari, pemilik menolaklupa.web.id.


Topik yang dibahas sensitif

Pornografi uwan urwan

Tidak jarang aku menemukan obrolan yang cukup sensitif, misalnya tentang politik, debat kusir tentang masalah tertentu, atau yang berbau porno. Sebenarnya pengen menegur dengan kata-kata kasar, akhirnya memilih diam karena ya buang-buang energi. Solusi paling efektif ya clear chat. Ternyata itu juga memicu Imawan untuk diam karena ia takut menyinggung pihak lain.


Tipe orang yang ingin terima beres

Aku baru sadar kalau ternyata memang ada orang yang ada di tipe ini. Pokoknya tidak mau berpendapat karena Mungkin mereka memang tergolong orang yang tidak mau ambil pusing atau ingin terima beres, kata pemilik akun Instagram @delianurisma begitu aku tanya via direct message. Tidak sedikit yang menjadi silent reader karena alasan di poin ini. Sebab tahu sendiri, bila memberi ide, admin grup akan meminta pertanggungjawaban ide tersebut. Selebihnya akan ditunjuk sebagai penanggungjawab atas ide yang kita tuang.


Kan males ya? Makanya sebagian besar orang akan menempuh jalur jadi silent reader daripada nantinya berujung repot mengurus sesuatu di komunitas/grup sementara yang lain juga ingin ambil enaknya saja.


Takut berkomentar di depan umum

Pemilik akun Instagram @delianurisma yang juga jadi admin/founder grup WhatsApp Sosial Promosi Universitas ini pun mengatakan bahwa ada orang yang takut berkomentar di depan umum. Ibaratnya WhatsApp Group adalah tempat umum karena menjadi wadah orang-orang dengan karakter berbeda. Jadi ingat saat kuliah, saat dosen meminta mahasiswanya bertanya, teman sebelahku nyeletuk pertanyaan. Kubilang saja, Ngacung aja! dia menolak dan bilang kalau takut dan malu, khawatir pertanyaannya adalah pertanyaan bodoh. Respati Putri, pemilik akun Instagram @hellorespati pun sependapat, Positif aja. Mungkin ada yang minder mau kasih pendapat dan takut penolakan.


Tidak punya tujuan jelas

Pernah tidak berada di grup dan merasa kamu tidak punya tujuan yang jelas begitu masuk WhatsApp Group? Aku pernah. Mau keluar tidak enak, akhirnya malas buka grup, kalau pun membuka itu hanya untuk menghapus semua obrolan. Deny Oey, admin/founder grup Klub Blogger & Buku (KUBBU) pun setuju dengan poin ini. Silent reader ada banyak macam. Ada yang memang malas buka grup, ada yang silent reader tapi selalu nyimak obrolan, dan ada juga yang sudah tak jelas maksud dan tujuannya di grup.


Tipe orang yang lebih suka mengobrol langsung

WhatsApp group kamu banya yang silent reader? Jangan sedih. Siapa tahu anggotamu kebanyakan termasuk tipe ini. Di WhatsApp group diam saja, tapi begitu di dunia nyata nyerocos bagai air terjun Niagara. Tidak semua orang memang suka mengobrol via tulisan dan tidak semua orang suka mengobrol langsung. 


Setelah merapikan jawaban teman-teman yang aku juga setuju dengan hal-hal di atas, jadi lega. Semoga tulisan ini menjadi jawaban atas pertanyaan yang ada di judul tulisan ini. semoga juga bisa saling mengerti bahwa kita memang tidak bisa memaksa seseorang untuk terus meramaikan grup setiap saat. Kamu yang baca, makasih. Sehat selalu ya.

Comments

Novitania said…
Tepat sekaliiiiii. Waktuku abis kalo mgurusin grup wasapp doang hehe
Natara said…
Moon maap kaka, saya belum pindah kewarganegaraan jadi warga jakarta. Masih resmi jadi orang Bekasi doong
@blogger_eksis said…
Aku bakal aktif kalau ada hal" yang menarik. Kalau gak ada, lebih baik open Twitter dan berkicau di sana ��
Imawan Anshari said…
Benar, prioritas orang beda-beda, kadang ga aktif di group karena banyak kerjaan lain juga.
Anonymous said…
Mantap kakak... mewakili suara2 hati org2 yg buka grup wa,cm klik option clear chat ����
Kok ga wawancarai gue sih? 😄. Menurut gue sih gimana memantain orang yg punya WA aja, klo gue termasuk orang yg ramenya di grup tertentu aja, di mana isinya orang2 yg sering ketemu/intens ngobrol. Selebihnya kayak WA job misalnya, ya dipakai buat kepentingan job.
Hanny Nursanty said…
Ah jd pingin curhat. Aku pernah gabung dengan satu grup wa tapi gak nyaman beda banget dengan grup yg lain, adminnya nyinyir merasa hebat tapi cara dia memotivasi (menurut aku ya) gak asik apalagi kalo ngasih job, begitu dia lihat banyak yg daftar dia bete (alasannya kalo job aja rame giliran dimintain saran atau bagi pengalaman sedikit yg nongol).
Sampai akhirnya dia membubarkan grup dengan pesan yg mau ikut grup baru harus japri.
Legaaaaa bisa kluar dan gak pingin gabung lagi. Masih banyak grup wa dengan admin dan anggota yg asik😊
Nurul Sufitri said…
Baru2 ini aku 'berpidato singkat' ucapan met puasa, maaf lahir batin sekaligus keluar dari 3 WAG hahaha. Yang 1 grup arisan ibu2 SD (aku udah ga ikutan arisan lg di mana2 😅). Trus out dari wag temen kuliah yang 6 orang doang kerjaannya hangout ajak ketemu meskipun corona. Ketiga, wag sekolah anakku yang genk emak segelintir orang. Bentar lagi aku mau out juga nih, lagi dipikir hahaha. Ada wag paling bikin gerah ketika mimin2nya serba sensitif. Alhamdulillaah dibubarkan, jadi aku ga out lah. Kerjaan ada rezeki masing2 alhamdulillaah masih banyak tawaran dari DM2, email, WA japrian dll n wag yang asik. Eh kok jadi panjang. Belum kelar iniiii 🤣🤣 Tulisan yang menarik, Uwa hihi...
Enny Ratnawati said…
Tulisan yang menarik kak.pakai riset lagi,kereen.
Aku juga sering jd silent hahahha.ada grup temen kampus yang kayaknya org sukses semua
Jd bingung mau komen apa haha
Ada pula grup blogger yang sebenarnya gak menarik,mau keluar masih mikir2 hahaha
deddyhuang.com said…
aku juga termasuk yang silent di grup.. suka sedih pas aku balas orang pada diem gitu.
Afriant Ishaq said…
Aku termasuk yang beginian Mas. Di bilang silent reader pun kaga. Hanya saja jarang sekali buka aplikasi chat WA dan sosmed lain. Kecuali Twitter.
Hanny Nursanty said…
Apakah kita di wag yg sama dengan mimin2 yy sensitif😀😀
Unknown said…
Males ngobrol yg gk brmanfaat
Aku termasuk yg jarang komen di grop, kalau ngucapin selamat lebih nyaman japri dari pada copy paste, sempat berfikir kok aku beda sama teman2...
Tapi kembali ya pribadi orang berbeda beda, gak penting dg penilaian orang
Terimakasih ulisannya
Eni Rahayu said…
Kapan hari aku juga pernah mikir dan terima kasih jawabannya sangat mewakili, hahaha. Karena di setiap WAG pasti ada yg silent rider, kecuali grup keluarga biasane rame terus karena anggotae dikit haha

Paling banyak dibaca

Mengilhami Dinding Sel Supermini

Pohon mangga ( Mangifera indica ) setinggi 4 m berdiri kokoh di halaman kantor saya. Daunnya rimbun membentuk payung hidup. Saat berdiri di bawah naungannya, angin sejuk dapat saya rasakan. Tentu saja, oksigen sebagai hasil metabolisme tanaman anggota family Anacardiaceae itu membersihkan karbondioksioda di udara dan digantikan oleh unsur yang bersifat oksidator. Pantas jika setiap orang yang ternaungi, tak hanya terlindung dari terik matahari, tetapi juga merasa segar. Pohon mangga (kredit: irwantoshut.net )        Tanaman itu sangat kokoh dan konsisten berdiri bertahun-tahun bahkan kian tinggi. Meski tidak memiliki rangka seperti hewan dan manusia, tanaman (tak hanya mangga) memiliki rangka-rangka dalam berukuran mikroskopis. Rangka-rangka itu dapat disebut dinding sel. Sebenarnya tidak tepat jika saya mengatakan bahwa dinding sel adalah rangka dalam (endoskeleton) tanaman, tetapi fungsinya mirip dengan sistem rangka pada tubuh hewan. Itu terbukti pada fungsinya yang memberi be

Insto Dry Eyes: Rahasia Menghadapi Mata Kering dan Computer Vision Syndrome

Pernahkah kamu merasakan matamu berkunang-kunang dan migrain setelah seharian menatap layar hape? Aku mengalaminya. Aku, Uwan Urwan, seorang pengembara kata, pemburu cerita, dan pencipta puisi, nyaris terjebak dalam jerat kecanduan layar. Mata yang lelah dan kering menjadi teman setia. Pengalaman Mata Kering karena Terlalu Lama Menatap Layar Hape Keseharianku sebagai seorang blogger, kreator konten, dan penulis puisi membawaku dalam aliran teknologi, menyulut pancaran cahaya layar sepanjang hari. Awalnya hanya urusan pekerjaan, namun perlahan, kebiasaan membuka hape dan laptop terus menggelayuti, meski cahaya pekerjaan telah surut. Mataku pun menjadi korban kelelahan yang terabaikan. Dalam dunia maya, aku menemukan kebahagiaan berinteraksi, meresapi riset para peneliti, dan terbius oleh pancaran cahaya teknologi. Sulit untuk melepaskan diri dari belenggu kecanduan layar hape, bahkan dalam momen-momen sederhana sehari-hari. Namun, kebahagiaan hakiki ditemukan ketika berada di tengah-ten

Bagaimana ASUS ROG Phone 8 Mengubah Cara Aku Bekerja!

Aku, Uwan Urwan, menggenggam erat peran sebagai penulis, kreator konten, dan gamer dalam dunia freelance yang penuh tantangan. Hidupku berkutat dengan smartphone, alat sehari-hari yang memegang kendali terhadap pekerjaanku. Namun, kebahagiaan ini sering terhalang oleh masalah yang timbul dari smartphone yang sudah lama menemani langkahku. Rusaknya Hape Lama: Layar Buram, Kamera Rusak Layar yang mulai muncul bercak-bercak yang sangat menggangu dan kamera depan yang tidak berfungsi. Itu menjadi mimpi buruk bagi seorang freelancer sepertiku. Setiap kata yang kucatat, setiap gambar yang kurekam, semuanya terasa terhambat oleh keterbatasan ini. Selain kamera depan yang rusak dan layarnya sudah muncul bercak, smartphone ini harus aku isolasi karena LCD-nya sudah bisa copot Apalagi jika ada job review yang mengharuskan membuat video atau berfoto selfie dengan produk. Rasanya seperti ingin membatalkan kerjasama tapi mau tidak mau aku harus mengerjakannya agar bisa bertahan hidup. Mau tidak mau

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus kucing, y

Fried Chicken Enak di Situbondo, Kamu Wajib Tahu!

Tidak ada KFC atau pun McD di Situbondo, ya setidaknya hingga kini dan beberapa waktu ke depan. Dulu sempat ada CFC, belum sempat berkunjung, eh sudah tutup. Jika aku ingin makan ayam goreng krispi di Situbondo beli di mana? Beberapa warung makan di Situbondo juga menjual ayam goreng tepung. Memang tak khusus ayam goreng. Berbeda dengan di kota besar, di mana gerai olahan ayam tepung bisa ditemui di mana pun. Hisana Fried Chicken Situbondo punya rasa khas, jadi salah satu favoritku Bila kamu sedang travelling ke Situbondo dan sangat ingin menikmati ayam goreng krispi, aku cukup merekomendasikan makan di Hisana Fried Chicken. Sesuai namanya, Hisana adalah gerai ayam goreng tepung yang cukup terkenal dan banyak digemari. Hisana Fried Chicken tidak hanya ada di Situbondo, tapi juga di Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain. Sudah ada ratusan outlet yang tersebar di banyak titik di Indonesia. Hanya saja aku baru tahu ada brand ayam goreng krispi lokal ini begitu pulang ke Situbondo. Meski ad

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Terungkap Rahasia Dibalik Keindahan Alun-alun Situbondo: 41 Pohon Penyelamat Bumi!

Aku beberapa waktu lalu mengunjungi Alun-alun Situbondo di suatu sore yang cerah. Kejutan menyambutku begitu tiba di sana; bagian pendoponya telah mengalami perubahan yang memukau, lebih bagus dan lebih ramah bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Namun, perhatianku lebih tercurahkan pada pohon Angsana yang tersebar di sekitar alun-alun itu. Apa yang membuatku tertarik pada pohon Angsana? Simak kisah selengkapnya! Pesona Bunga Angsana dan Aroma yang Memikat Ketika pohon Angsana mulai berbunga, suasana di sekitarnya menjadi luar biasa. Daunnya yang berpadu dengan bunga kuning menciptakan pemandangan yang memesona. Tidak hanya itu, aroma wangi dari bunga-bunga Angsana membuat alun-alun tercium harum sepanjang hari. Sensasi itu begitu memikat hatiku sehingga aku sering menghabiskan waktu di bawah pohon-pohon Angsana yang berbunga, menikmati keindahan alam yang disuguhkan. Ketika aku berada di bawah pohon-pohon Angsana yang sedang berbunga, aku merasa seperti terhubung dengan kehidupan alam

Youtap BOS: Gebrakan Baru untuk UMKM Indonesia Menuju Kesuksesan #SEMUABISAJADIBOS!

Aku masih terbayang-bayang dengan semaraknya perayaan ulang tahun ke-4 Youtap Indonesia yang baru saja berlalu. Acaranya begitu menggugah hati, terutama dengan kehadiran aplikasi terbaru mereka, Youtap BOS, yang siap memberikan gebrakan baru bagi para pengusaha #SEMUABISAJADIBOS. Kisah Sukses Aplikasi Youtap BOS: Membangkitkan Semangat Membangun Bisnis UMKM di Indonesia Menyaksikan perjalanan Youtap Indonesia selama empat tahun ini sungguh membangkitkan semangatku dalam membangun bisnis. Dari sekadar asisten penjualan hingga menjadi pelopor solusi digital terdepan untuk UMKM, Youtap telah membuktikan komitmennya dalam memberdayakan para pengusaha di negeri ini. Merasakan dampak positif dari solusi digital Youtap, aku pun menjadi semakin yakin bahwa bisnisku juga bisa berkembang lebih jauh dengan bergabung bersama Youtap. Dengan berbagai layanan unggulannya, Youtap memberikan kesempatan bagi setiap pengusaha untuk meraih kesuksesan dan menjadi bagian dari transformasi digital dalam duni

Sasak Herbal Oil: Benarkah Berkhasiat Mengobati Segala Penyakit?

Sekarang ini, makin banyak produk kesehatan alami yang menjadi sorotan, termasuk minyak herbal seperti Sasak Herbal Oil. Apakah benar minum minyak bisa bikin sehat? Rasanya cukup aneh, ya? Nah, aku ingin berbagi pengalaman pribadi aku setelah mencoba mengonsumsi Sasak Herbal Oil. Keajaiban Sasak Herbal Oil: Pengalaman Pribadi yang Membuat Kagum Luka cakaran kucing kuoleskan Sasak Herbal Oil. Foto diambil pada kondisi pencahayaan yang berbeda Sebagai seorang yang tidak memiliki diabetes, awalnya aku cukup skeptis ketika mencoba Sasak Herbal Oil ini. Namun, setelah membaca beberapa ulasan positif, aku memutuskan untuk mencobanya. Pertama, aku mencoba mengoleskan minyak Sasak pada luka yang aku dapatkan akibat cakaran kucing. Hasilnya! Luka aku lebih cepat mengering dan pulih dengan baik. Seperti yang pernah aku bahas di tulisan sebelumnya di blog ini, Sasak Herbal Oil bisa menyembuhkan luka yang disebabkan oleh diabetes . Proses penyembuhannya pun bertahap tapi berdasarkan review yang ak