Skip to main content

Review Film Indonesia Terbaru, Film Koboy Kampus

Koboy kampus apaan? Saya bertanya-tanya awalnya. Tak mengerti tapi tidak mencari tahu. Begitu menonton Film Indonesia terbaru, yang tayang tanggal 25 Juli 2019 ini, saya tahu. Ternyata koboy kampus adalah sebutan untuk mahasiswa yang tak kunjung lulus meski sudah mau semester akhir.


Review film komedi Indonesia ini tidak terlalu spoiler kok, jadi masih aman. Isinya, ya tentu ajakan buat menonton karena pengalaman dan pendapatnya pasti akan berbeda. Oh ya,  saya juga tidak akan bilang film Indonesia terbaru ini jelek atau bagus, karena untuk banyak film Indonesia kelebihan dan kekurangannya seimbang.

Mari bicarakan tentang kelebihan film komedi ini terlebih dahulu.

Jalan cerita film Koboy Kampus ringan

Tidak perlu menyiapkan mental atau sampai tertidur karena khawatir jalan ceritanya berat atau tidak dimengerti. Jalan ceritanya justru ringan sekali, berhubungan dengan lika-liku kehidupan di kampus, banyolan-banyolan anak kampus yang slengekan dan kadang cukup melenceng, dan kekhawatiran terhadap keadaan dunia politik di Indonesia. Wajar sih, seting ceritanya ada di ITB dan pada Orde Baru. Jason Ranti yang berperan sebagai Pidi Baiq memainkan dengan luwes dan alami, seperti selayaknya mahasiswa semester akhir yang tidak peduli tentang kelulusan. 

Banyolannya khas Pidi Baiq

Tidak heran sih. Memang film komedi Indonesia ini kisah hidupnya Pidi Baiq, penulis Novel Dilan. Karakter Jason Ranti cukup kuat. Pusat ceritanya tidak jauh-jauh dari kehidupannya, teman-temannya, dan kegiatannya. Buat penggemar tulisan beliau, saya rasa kamu akan menyukai film Indonesia ini.


 

Membuat nostalgia kehidupan kampus

Saking naturalnya cerita di dalam film komedi Indonesia ini, kita bisa dibawa nostalgia kehidupan kampus. Buat yang sudah lama lulus dari universitas tertentu pasti akan tahu bagaimana rasanya. Kuliah, ketemu dosen, berlama-lama kumpul dengan teman-teman, dan kadang malah menginap di kampus. bolehlah ya nonton sambil nostalgia kehidupan kampus.
Berfoto waktu acara Press Screening

Jadi tahu gambaran sisi lain mahasiswa saat orde baru

Mungkin dalam benak kita, saat orde baru, kebanyakan mahasiswa melakukan demo ke jalan-jalan atau ke tempat-tempat tertentu untuk melawan pemerintah. Nah, sayangnya di sisi lain, tidak semua orang melakukan itu. Ada sisi lain, di mana meski tidak setuju dengan pemerintah, menjadi apatis. Kemudian mendirikan negara fiktif yang penduduknya kurang dari 10 orang. Jadi, di dalam film Koboy Kampus ini sama sekali tidak ada aksi demo yang ditampilkan.

Pacaran ala zaman old

Pernah ngapel ke rumah pacar, duduk di serambi sampai pukul sembilan malam? Nah, kamu akan menemukan gambaran ini di Film Koboy Kampus. Waktu itu telepon koin sangat membantu mereka yang ingin mengobrol dengan teman, keluarga, atau pacar. Nostalgia kehidupan kampus banget, bukan?

Komedi film Indonesia terbaru ini cukup menggelitik

Saya acungi jempol untuk dialog-dialog dalam film komedi ini, sangat halus dan natural. Memang sudah seperti di kehidupan nyata dengan candaan yang kadang tidak lucu, atau tiba-tiba menertawakan teman. Hubungan pertemanan cukup dekat, kadang saling menggoda, kadang membahas hal-hal serius, kadang serius dalam hal tidak penting. Begitulah lika-liku kehidupan di dunia perkuliahan yang bisa membuat kita nostalgia dengan kehidupan kampus.


 

David John Schaap dan Miqdad Addausy jadi pusat perhatian

Oke, misalnya kamu menganggap cerita di film Indonesia terbaru ini tidak menarik, kamu masih bisa tetap segar sampai penutup karena ada pemeran yang ganteng-ganteng. Ada Miqdad Addausy dan David John Schaap yang siap membuat matamu berbinar-binar sepanjang film diputar. Mereka berdua sangat sedikit dialognya memang, tapi David John Schaap dan Miqdad Addausy sudah bisa membuatmu, terutama kaum perempuan, meleleh tiada henti. Yakin, kamu tidak akan rugi menonton film komedi indonesia ini.

Maaf saya lupa ambil foto ini di mana jadi tidak dicantumkan sumbernya. Huhu

Dari sekian keunggulan yang saya sebutkan, sayangnya saya menemukan beberapa hal yang mungkin perlu jadi catatan sih. Berikut pendapat saya

Konflik film komedi Indonesia ini masih datar

Karena saking naturalnya cerita, peran, dan dialog dalam film Indonesia terbaru ini, jadi kehilangan konfliknya. Konfliknya ada tapi menjadi tidak menonjol. Buat yang berpikir film ini akan ada adegan berantem atau menangis, kubur dalam-dalam impian itu. Saran saya, nikmati saja film ini sampai akhir.



Ada beberapa bagian yang sepertinya hilang

Nah, karena konfliknya kurang memuncak, sepertinya memang ada bagian-bagian yang seharusnya muncul tapi tidak ada. Misalnya saat Boris mencari Pidi Baiq yang tidak menemukan titik temu. Terus David John Schaap yang dialognya minim, kalau lebih banyak dialog pasti akan semakin menarik. Mungkin di kehidupan nyata dalam ceritanya memang begitu. Hanya saja untuk film, harusnya memang ada bagian yang dilebih-lebihkan agar cerita jadi menarik.

Terakhir saya akui, film Indonesia ini cukup berhasil. Jason Ranti yang bermain sebagai Pidi Baiq dan Bisma Karisma yang bermain cukup apik, belum lagi ditambah kehadiran Danilla Riyadi, Ricky Harun, Christina Colondom, Bisma Karisma, Miqdad Addausy, dan David John Schaap yang menambah Film Koboy Kampus lebih hidup. Nontonlah biar bisa memberikan penilaian juga, siapa tahu penilaian kita berbeda.



Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya ki...

Kisah Sang Ilustrator dan Cintanya pada Lautan!

Terkadang, hidup membawa kita ke arah yang tak terduga, seperti panggilan takdir yang menghampiri. Begitulah yang aku rasakan suatu hari ketika menemukan postingan di Instagram yang meminta pengiriman ilustrasi monster gurita untuk buku kedua dari seri "The Mogus Colony". Namun, setiap pengirim harus menciptakan versi gurita yang unik. Meskipun aku selalu suka menggambar, namun melangkah ke dunia ilustrasi terasa menakutkan. Aku bingung, bagaimana seharusnya aku menggambar seekor gurita? Namun, tiba-tiba ide itu muncul. Aku membayangkan seekor gurita dengan mata hitam seperti panda dan tentakel pendek berwarna merah. Dan untuk latar belakangnya? Aku tahu aku harus menangkap atmosfer kedalaman lautan. Jadi, aku mencari referensi di internet, menyerap bentuk dan warna dunia bawah laut. Dengan kertas dan cat poster (sahabat setiaku dalam dunia seni, karena aku memang tak pandai menggunakan cat air), aku mulai merangkai visi ini menjadi kenyataan. Terpilih di Tengah Bintang-Binta...

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka...

Dreams, Soil, and a New Hope for Indonesia’s Agriculture

Under the magical sky of Bali, a transformation took root within me—a profound shift sparked by a woman whose passion for organic farming seemed to reach the heavens. Meeting Maya Stolastika Boleng was like encountering a beacon of light guiding me toward a world where harmony with nature was more than just a dream; it was a reality she had begun to cultivate. Inspired by her story, I often imagine walking a similar path, carving out my place in a movement that seeks to heal our earth. Maya’s Vision for a Greener Bali Bali, with its breathtaking landscapes and rich culture, now also stands as a hopeful glimpse into the future of sustainable agriculture. Since the implementation of Regional Regulation No. 8 of 2020, spearheaded by Bali's Governor Wayan Koster, the island has committed to turning its fields into organic havens by 2024. This goal envisions a new reality where only organic produce graces the island's markets, pushing conventional products aside. It was in this fert...

The Journey of Ahirul Habib Padilah in Sustainable Farming

When I first heard about Ahirul Habib Padilah, I was struck by a sense of awe that words hardly capture. Here was someone who left behind the comforts of city life to return to his roots, fueled by a purpose much larger than himself. Habib didn’t just go home; he brought with him a vision—a dream to build a future for his village through integrated, sustainable farming. His story isn’t just about farming; it's about a profound dedication to community, growth, and the pursuit of a better world. And in his journey, he’s inspired many, including myself, to reconsider what it means to live meaningfully and sustainably. Imagining myself in Habib’s shoes, I often wonder how it would feel to take that first step away from the known, toward something uncertain but deeply purposeful. Habib’s journey reminds us that when we come together with shared goals, we can create lasting change. It’s the kind of transformation that goes beyond individual gains—it enriches everyone it touches. Someday,...

Tips Berburu Tiket Pesawat Murah untuk Liburan Akhir Tahun

Akhir tahun memang waktu yang pas untuk liburan. Entah untuk menutup tahun dengan kenangan indah atau sekadar rehat sejenak dari rutinitas. Tahun ini, aku punya rencana sederhana: menjelajahi tempat baru. Bali selalu ada di urutan pertama pikiranku—pantai-pantai cantiknya, vibe santai, dan tentu saja kulinernya yang menggoda.  Tapi, ada juga rasa penasaran untuk merasakan petualangan di Kalimantan—berlayar di sungai yang tenang sambil melihat pesut. Semua impian itu punya satu kesamaan: harus direncanakan matang, termasuk soal berburu harga tiket pesawat yang ramah kantong. Tren Liburan Akhir Tahun di Indonesia Menjelang akhir tahun, liburan domestik kembali jadi pilihan utama bagi banyak orang. Destinasi populer seperti Bali, Yogyakarta, dan Labuan Bajo mendominasi daftar tempat yang diincar, baik untuk liburan keluarga maupun kumpul santai bareng teman. Tidak mengherankan jika tren ini diiringi dengan meningkatnya pemesanan tiket pesawat ke destinasi-destinasi tersebut. Survei t...

Bunga Telang Ungu (Clitoria ternatea) Jadi Alternatif Pengganti Indikator PP Sintetis

Makin ke sini, ketenaran bunga telang (Clitoria ternatea L.) kian meluas. Banyak riset terbit di internet, juga tak ketinggalan pecinta herbal dan tanaman obat ikut berkontribusi memperluas infromasi itu.  Bunga telang ungu, tanaman yang juga dikenal dengan nama butterfly pea itu termasuk endemik karena berasal dari Ternate, Maluku, Indonesia. Meski begitu, banyak sumber juga mengatakan bahwa bunga telang berasal dari Afrika, India, Amerika Selatan, dan Asia tropis. Banyak info simpang siur karena sumber-sumber yang aku baca pun berasal dari riset-riset orang. Nanti jika ada waktu lebih aku akan melakukan riset lebih dalam mengenai asal usulnya. Antosianin bunga telang merupakan penangkal radikal bebas Kredit : researchgate.net Bunga telang kaya akan antosianin. Antosianin adalah golongan senyawa kimia organik berupa pigmen yang larut dalam air, menghasilkan warna oranye, merah, ungu, biru, sampai hitam. Tak hanya pada bunga Clitoria ternatea, antosianin juga ada di banyak buah dan...

Kereta Api, Pilihan Nyaman Tanpa Drama Macet

Aku punya hubungan yang spesial dengan kereta api, sebuah kenangan yang melekat sejak kecil. Dulu, kereta api di Situbondo masih ada, dan rutenya sampai ke Jember. Setiap Lebaran, aku dan keluargaku sering naik kereta ini untuk silaturahmi ke rumah saudara. Cinta Pertamaku dengan Kereta Api Perjalanan dengan kereta selalu jadi momen yang kutunggu-tunggu. Suara peluit yang nyaring, derit roda di atas rel, dan angin sepoi-sepoi dari jendela kereta menciptakan pengalaman yang sederhana tapi begitu berharga. Saat itu, rasanya naik kereta seperti petualangan kecil yang penuh kegembiraan. Sayangnya, sekarang kereta itu sudah tak ada lagi, dan aku hanya bisa mengenangnya lewat cerita masa kecil. Saat pindah ke Jakarta, hubungan itu kembali hidup. Di kota ini, kereta menjadi sahabat setiaku. Naik commuter line ke Bogor, Bekasi, atau Serpong terasa seperti perjalanan yang menenangkan di tengah hiruk-pikuk ibu kota. Nggak perlu bermacet-macet ria atau rebutan tempat duduk seperti di bus, tinggal...

Sasak Herbal Oil: Benarkah Berkhasiat Mengobati Segala Penyakit?

Sekarang ini, makin banyak produk kesehatan alami yang menjadi sorotan, termasuk minyak herbal seperti Sasak Herbal Oil. Apakah benar minum minyak bisa bikin sehat? Rasanya cukup aneh, ya? Nah, aku ingin berbagi pengalaman pribadi aku setelah mencoba mengonsumsi Sasak Herbal Oil. Keajaiban Sasak Herbal Oil: Pengalaman Pribadi yang Membuat Kagum Luka cakaran kucing kuoleskan Sasak Herbal Oil. Foto diambil pada kondisi pencahayaan yang berbeda Sebagai seorang yang tidak memiliki diabetes, awalnya aku cukup skeptis ketika mencoba Sasak Herbal Oil ini. Namun, setelah membaca beberapa ulasan positif, aku memutuskan untuk mencobanya. Pertama, aku mencoba mengoleskan minyak Sasak pada luka yang aku dapatkan akibat cakaran kucing. Hasilnya! Luka aku lebih cepat mengering dan pulih dengan baik. Seperti yang pernah aku bahas di tulisan sebelumnya di blog ini, Sasak Herbal Oil bisa menyembuhkan luka yang disebabkan oleh diabetes . Proses penyembuhannya pun bertahap tapi berdasarkan review yang ak...