Skip to main content

Posts

Showing posts with the label film

Review Film Tribhanga, Tedhi Medhi Crazy

Agak bosan nonton serial di Netflix membuatku beralih cari film yang sekali habis, mulai dari Timetrap, Your Name Engraved Herein, Marriage Story, 37 Seconds, The Maid, Dear Ex, dan kemarin sehabis dua hari libur nonton, langsung buka aplikasi kemudian muncullah wajah Kajol, artis India yang sudah tidak diragukan lagi aktingnya, di film Tribhanga Tedhi Medhi Crazy. Aku langsung duduk manis dan memutar film itu. Sebenarnya ingin mereview semua film yang kutonton, tapi semoga bisa melakukan itu ya, aamiin. Film-film yang kusebut di atas pun sebenarnya layak tont on semua, paling kurekomendasikan sih The Maid, 37 Seconds, dan Dear Ex ya, tulisan ini aku mau review film Tribhanga. Kemunculan Kajol mengobati kerinduan di film Bollywood Kajol di film Tribhanga Tedhi Medhi Crazy mengingatkanku pada Lulu Tobing, artis Indonesia yang sudah lama tidak muncul di layar kaca, tiba-tiba hadir dan pesonanya tetap ada. Begitu pun Kajol, film terakhir yang kutonton adalah My Name is Khan, di mana peran

Review Film Waiting for the Barbarians

Udah lama gak nonton film di bioskop gara-gara pandemi, soalnya tutup. Makanya beralih nonton streaming, mulai dari film Korea Selatan, film Thailand, film negeri sendiri, juga film barat dong. Selain lama gak nonton, lama juga ga review film di blog ini. Jadi sempet bacabaca kehebohan di dunia maya soal film festival yang premier di Venice Film Festival taon 2019, terus rilis serentak di seluruh dunia tanggal 7 Agustus 2020 kemaren, ya Waiting for the barbarians. Sinopsis Film Waiting for the Barbarians Jadi ada sebuah kota atau desa gitulah di perbatasan gurun pasir yan teriknya pasti nauzubillah. Yang jelas syutingnya di Maroko. Mark Rylance sebagai hakim kayak dikasih kepercayan buat ngelola wilayah itu. Kalo yang aku tangkep, wilayah itu awalnya aman dan sejahtera, tapi sejak kedatangan Kolonel Joll yang diperanin Johnny Depp jadi berubah. Pak Hakim ini agak naif dan berhati baik sementara Kolonel Joll gak punya hati, kejam. Kolonel Joll dateng ke daerah itu buat investigasi, meng

Film Horor Indonesia : Film Lampor Keranda Terbang, Pasukan Nyi Roro Kidul Pembawa Maut

Sekilas melihat Kover Film Lampor Keranda Terbang, hantunya kok mirip Dementor di Film Harry Potter? Ah pasti ceritanya meniru film barat, itu yang terlintas. Menonton lampor (yang katanya adalah pasukan Nyi Roro Kidul pembawa maut) pun setengah hati, tidak mau berharap terlalu banyak film horor Indonesia ini akan bagus. Jadi menonton saja, tapi ternyata... saya salah... Film Lampor Keranda Terbang, ceritanya Indonesia banget Saya terlambat beberapa menit masuk bioskop, belum lagi harus sebal dengan bapak-bapak yang mengambil tempat saya, tapi akhirnya duduk juga. Film horor terbaru ini diawali dengan kecurigaan-kecurigaan yang memang ingin disampaikan kepada penonton, bahwa Netta (Adinia Wirasti) adalah penyebab kedatangan Lampor. Lampor apa sih? Sebagai orang yang punya pengetahuan minim tentang hal-hal mistis, mungkin orang-orang yang senasib dengan saya juga bertanya-tanya. Hantu yang digadang-gadang pasukan Nyi Roro Kidul ini cukup asing. Oke, nanti saya jelaska

Film Gundala, Film Indonesia Terbaru Ini Tidak Layak Tonton untuk Anak?

Ramai teman-teman membahas Film Gundala tidak layak tayang untuk anak-anak. Setengah jiwa saya bilang iya dan setengahnya lagi tidak. Joko Anwar pun bilang kalau film Indonesia terbaru itu bisa ditonton semua umur, tapi apa daya Lembaga Sensor Film   Indonesia mengklasifikasikan penonton harus berusia di atas 13 tahun. Kredit : Instagram Joko Anwar Film Gundala ramai karena dianggap tidak layak ditonton anak-anak Menurut saya adegan kekerasan di Film Gundala masih tergolong wajar, mengingat benar-benar minim darah. Kalau kiblat masyarakat Indonesia adalah superhero di Holywood, harusnya masih tergolong layak ditonton anak-anak. Film Indonesia terbaru ini juga tidak terlalu menunjukkan luka atau lebam yang cukup jelas. Berbeda dengan di film superhero barat, luka bisa terlihat jelas oleh penonton. Saya tidak akan membahas sinopsis karena pasti sudah banyak berseliweran di media sosial. Ada banyak pujian, tidak sedikit juga yang memberi kritik. Wajar sih, setiap karya

Film Makmum Tidak Layak Tonton? Oh Ya?

Sekilas saat menonton trailer Film Makmum, saya langsung teringat Film Munafik, jadi tergelitik untuk menonton. Banyak perdebatan terjadi karena poster film horor Indonesia itu menggambarkan setan dengan wajah buruk rupa menjadi makmum salat. Tidak sedikit yang menilai film ini sudah menakut-nakuti manusia saat salat. Kredit foto : Instagram @makmummovie Perdebatan-perdebatan itu bukannya membuat saya takut, justru membuat penasaran. Apalagi sudah lama saya mengabaikan film hantu-hantuan karena memang sempat mengalami masa-masa takut akan hal yang berbau hantu dan sejenisnya. Cukup sering sih saya mengalami gangguan-gangguan meski tidak sampai menampakkan diri. Jangan sampai dong! Plis! Film Makmum vs realita film horor Indonesia mendapat promosi gratis Kredit foto : Instagram @makmummovie Sebenarnya penggambaran setan di film Makmum yang megganggu pemeran saat salat tidak terlalu banyak. Saya rasa makmum hanya menjadi pengantar cerita dalam film Indonesia t

Review Film Indonesia Terbaru, Film Koboy Kampus

Koboy kampus apaan? Saya bertanya-tanya awalnya. Tak mengerti tapi tidak mencari tahu. Begitu menonton Film Indonesia terbaru, yang tayang tanggal 25 Juli 2019 ini, saya tahu. Ternyata koboy kampus adalah sebutan untuk mahasiswa yang tak kunjung lulus meski sudah mau semester akhir. Review film komedi Indonesia ini tidak terlalu spoiler kok, jadi masih aman. Isinya, ya tentu ajakan buat menonton karena pengalaman dan pendapatnya pasti akan berbeda. Oh ya,   saya juga tidak akan bilang film Indonesia terbaru ini jelek atau bagus, karena untuk banyak film Indonesia kelebihan dan kekurangannya seimbang. Mari bicarakan tentang kelebihan film komedi ini terlebih dahulu. Jalan cerita film Koboy Kampus ringan Tidak perlu menyiapkan mental atau sampai tertidur karena khawatir jalan ceritanya berat atau tidak dimengerti. Jalan ceritanya justru ringan sekali, berhubungan dengan lika-liku kehidupan di kampus, banyolan-banyolan anak kampus yang slengekan dan kadang cukup mel