Skip to main content

Masih Mau Berlebihan Makan Yang Manis-manis?

Stigma “yang manis yang nikmat” sudah berlangsung lama. Mungkin sudah berpuluh atau bahkan beratus-ratus tahun lalu.

Entah siapa yang membawa stigma itu sehingga banyak sekali ditemui makanan manis, mulai sambal, camilan, minuman, sirup, kue, sampai makanan pokok. Di sekeliling kita dipenuhi dengan makanan manis dan kebanyakan orang suka makanan bergula. Itu sudah berlangsung sejak kecil. Anak kecil selalu diiming-imingi permen atau kue yang lucu-lucu agar mereka dekat dengan orang dewasa. Karena rasanya memang enak, anak kecil akan suka. 
flatlay fotography tea
Teh kalau tidak manis buat lidah orang Indonesia agak gimana gitu ya

Wajar jika masih kecil suka makanan manis. Saya pun begitu. Masih ingat dulu selalu berebut donat dengan saudara perempuan, suka beli permen, suka minum teh yang manis sekali, dan apalagi yang manis? Lama-lama saya sadar, apalagi sejak tahu fakta bahwa konsumsi makanan yang sesuai dengan rasa aslinya itu lebih nikmat ketimbang ditambah dengan pemanis, garam, atau penyedap rasa (untuk makanan tertentu).

Buah manis
Karena sudah diyakini jika makanan manis itu enak, banyak produsesn berl omba-lomba hidangkan makanan manis. Makanan manis memang menggugah selera. Jeruk yang asam, jambu biji yang kurang manis, duwet yang rasanya bisa dibilang aneh, dan buah-buah lokal yang nyaris langka lebih banyak tidak disukai di pasaran jika dibandingkan dengan buah yang manis, seperti anggur, apel, jambu, dan lain-lain. Kenapa buah harus manis? Kenapa buah harus selalu sesuai dengan selera manusia? Asam sedikit sudah tidak mau. 

Baca juga Yuk Deteksi Kolesterol Sejak Dini

Pasar berbicara tentang rasa maka produsen pun berlomba-lomba ciptakan buah hasil modifikasi (baik secara genetik, persilangan, atau menyuntikkan cairan pemanis) agar rasa buah yan ada di pasaran itu manis, bentuknya mulus, tahan lama, dan berukuran besar. Kenapa? Kenapa? Dosen saya pernah bilang kalau semua yang diciptakan di dunia ini punya karakter dan manfaatnya masing-masing. Manis itu sifat dasar tebu dan beberapa tanaman lain,; asam adalah sifat dasar asam jawa, jeruk, beberapa jenis jambu, dan lain-lain;  asin untuk, em, ada buah yang asin?; dan rasa sepat banyak ditemukan untuk buah-buah yang jarang ditemui di pasaran. Selain punya punya ragam rasa, baunya pun berbeda-beda. Coba bandingkan aroma mangga dan nanas, pasti berbeda. 
Buah kalau tidak manis pasti kurang menarik

Segala yang diciptakan di bumi ini punya kekhasan. Tidak semua harus manis. Sama seperti kehidupan, kita tidak selalu menjalani hal-hal yang menyenangkan setiap hari. Harus ada rasa lelah, rindu, sedih, marah, dan lain-lain. Tujuannya untuk apa? Banyak. Kita bisa lebih tegar menjalani hidup. Sama seperti buah, lidah kita harus mau beradaptasi dengan rasa yang diciptakan oleh aneka macam buah. Bukan buahlah yang harus beradaptasi dengan kesukaan manusia. Sebab, kandungan masing-masing pasti punya manfaat untuk tubuh. Bandingkan saja buah jeruk manis dan kecut, kandungan nutrisi di dalamnya pasti berbeda. Lalu mana yang lebih berguna buat tubuh? Saya tidak akan bilang buah yang rasanya manis itu tidak sehat. Jadi tolong jangan dipelintir ya teman-teman. Wkwkwk...

Belum lagi kalau buah-buah yang masam dan sepat itu diolah menjadi manisan. Banyak sekali buah-buah hasil olahan yang jadi oleh-oleh khas, dijual dan diminati, rasanya manis, tentu saja. Tambahan gula biasanya cukup banyak sehingga rasa asli buahnya seringkali tertutup oleh gula.

Susu manis
Ini lagi yang menjadi perhatian saya akhir-akhir ini. Susu rasanya manis dan dikonsumsi harian, bahkan dikonsumsi oleh anak-anak. Susu manis? Memang ada ya? Ada. Susu kental manis sih yang paling umum. Selain itu ada susu bubuk yang disajikan dengan ditambah gula.  Apakah salah? Tidak. Tidak salah minum susu kental manis.

Suka susu kental manis? Saya sih sebenarnya suka, tapi...

Saya masih ingat dulu sewaktu kecil, selalu ada susu kental manis di meja makan. Sebelum ada kulkas, susu kental manis diletakkan di atas mangkuk dengan air di dalamnya agar tak ada semut masuk ke dalam kaleng susu. Jika tidak pada pagi hari, biasanya malam saya disuguhi segelas susu kental manis. Berdasarkan infomasi, susu memang dibutuhkan tubuh sebagai penyempurna dari empat sehat yang sudah dikonsumsi setiap hari. Tentu saya girang dong. Selain menyehatkan, rasanya juga manis. Kadang kalau tidak ada susu kental manis, susu bubuk sachet-an saya dapatkan di toko terdekat. Saya tambahkan gula saat menyajikan. sampai usia belasan tahun, saya tidak pernah minum susu tanpa gula. Untuk kalangan menengah ke bawah, membeli susu selain susu kental manis adalah barang mewah. Harganya lebih mahal, tentu saja.

Tidak perlulah ya beli yang mahal kalau manfaatnya sama. Toh iklan di televisi juga bilang begitu. Tahun 2017, saya baru tahu kalau susu kental manis itu bukan benar-benar susu. Susu kental manis tak lain dan tak bukan hanyalah sirup susu. Sama seperti sirup-sirup yang biasanya gencar diiklankan saat bulan ramadan. 

Baca juga Suplemen Terbaik untuk Jaga Daya Tahan Tubuh

Faktanya, susu kental manis memang tidak seharusnya dikonsumsi oleh anak-anak, apalagi rutin. Susu yang bagus itu rasanya gurih, bukan manis. Bukan berarti semua susu yang gurih itu bagus. Jika merunut kepada standar kesehatan, susu yang baik dihasilkan oleh sapi yang sehat dengan makanan yang baik pula, sesuai dengan kebutuhan nutrisi sapi. Bagaimana dengan susu kental manis? Tidak disarankan konsumsi susu kental manis harian (ah, saya mengulang itu), Cuma untuk topping makanan dan minuman, dan tidak untuk dikonsumsi dalam volume yang besar.

Berdasarkan data WHO, status gizi anak Indonesia masih masuk ke dalam kategori gizi buruk. Penyebabnya adalah faktor ekonomi, kurang edukasi, dan gencarnya promosi makanan dan minuman praktis. Ditemukn di Kendari, orang tua berikan susu kental manis sebagai minuman pengganti susu untuk bayi. Kebayang ngerinya seperti apa jika sejak bayi sudah dicekoki dengan produk seperti itu. Susu paling baik adalah air susu ibu. Lagi-lagi karena faktor ekonomi, orang-orang lebih pilih susu kental manis sebagai susu yang diangap menyehatkan. Bayangkan saja jika orang tua itu membeli susu khusus bayi? Berapa uang yang harus dikeluarkan setiap bulan? Sementara keadaan ekomoni tidak memungkinkan. Ah, saya berlebihan ya? Terdengar sepele memang. Namun, yang sepele-sepele biasanya di kemudian hari jadi berbahaya dan tidak dapat ditangani.
Banyak makanan manis, makanan siap saji pun kian bertambah, makanan dengan bahan pengawet menjamur, makanan kurang sehat lain pun banyak dijual. Pola hidup masa kini, banyak orang yang lebih memilih makanan berisiko seperti itu untuk dikonsumsi setiap hari dengan berdalih, “sekali-kali”. Kira-kira berapa banyak timbunan sumber penyakit yang sudah dimulai sejak kecil? Begitu dewasa, kita menderita penyakit tertentu, diabetes misalnya. Lalu berobat ke dokter, mendapatkan tambahan asupan bahan kimia. Mungkin satu penyakit sembuh, karena konsumsi obat terus-menerus, akibatnya ada komplikasi, ada batu ginjal. Hem, saya melenceng jauh. Bahasannya berubah jadi penyakit. Maafkan saya.

Fakta manisnya aku gula
Eh sebentar, kamu tahu kan gula berasal dari mana? Yap, betul. Gula pasir itu berasal dari tebu yang dipanaskan yang hasilnya berupa kristal. Jadi sebenarnya gula pasir itu organik dong? Iya betul. Terus mengapa tidak sehat? Berdasarkan apa yang saya tahu, bahan organik yang melalui proses pengolahan panjang semakin berkurang nilai gizinya (tapi tidak untuk kasus-kasus tertentu). Yang sehat justru air perasan tebu yang langsung dikonsumsi.

Menurut Kementerian Kesehatan, batas maksimum konsumsi gula pasir adalah empat sendok makan per hari, setara dengan 148 kalori. Artinya boleh dikonsumsi dan masih dalam batas aman jika dosisnya tidak lebih. Sebab tubuh juga butuh kalori. Sama seperti garam, MSG, vitamin C, dan lain-lain, semuanya boleh asal tidak berlebihan.

Melalui artikel yang dimuat di klikdokter.com, konsumsi total gula per orang secara global meningkat drastis. Konsumsi gula sebelumnya kurang dari 5 kg per orang per tahun (tahun 1800-an). Sementara itu, tahun 2006, konsumsinya meningkai jadi 70 kg per orang per tahun. Bisa dibayangkan kira-kira setiap orang konsumsi 15 sendok makan gula per hari.

Kandungan gula pada minuman jauh lebih berbahaya dibandingkan pada makanan. Pernah merasa kenyang saat minum sebotol minuman manis yang dibeli di supermarket? Atau saat konsumsi susu kental manis? Hem, minuman berkadar gula tinggi sebenarnya hanya menyumbang kalori pada tubuh, tapi tidak nutrisi lain. Kalau pun iya, jumlahnya sangat sedikit.

Makanan manis itu membuat kecanduan.saat kita makan kue manis, rasanya ingin mengunyah lagi, lagi, dan lagi. Konsumsi gula sebenarnya membuat kita nyaman dan bahagia karena kebutuhan kalori cepat terpenuhi. Efek positif ini membuat kita terus ingin konsumsi makanan manis.
Konsumsi gula berlebihan berhubungan dengan resistensi hormon leptin. Hormon leptin adalah hormon yang memberi sinyal pada otak untuk merasa kenyang. Kebayang jika hormon leptin terganggu. Sinyal yang akan memberitahu kita agar berhenti makan akan terganggu. Akiatnya kita akan selalu merasa lapar, makan lagi, makan lagi, dan makan lagi sampai tidak sadar tubuh membengkak.

Nilai indeks glikemik gula pasir adalah 58. Indeks glikemik (IG) adalah nilai yang menunjukkan seberapa tinggi makanan tersebut dapat meningkatkan gula darah setelah dikonsumsi. Nilai IG yang digunakan 0—100. IG tinggi sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi berlebihan. WHO menganjurkan konsumsi makanan dengan IG rendah untuk menghindari penyakit degeneratif yang terkait dengan pola makan, seperti obesitas, diabetes, dan jantung. Nilai IG lebih dari 55 tergolong tinggi. Faktanya, gula jagung, kentang, beras putih, roti putih, dan ubi IG-nya pun tinggi.
Batasi konsumsi gula
Jadi manusia itu susah ya harus jaga pola makan, berlebih atau kekurangan dalam suatu hal tak baik. Sementara itu kadang kita sendiri tak bisa menakar seperti apa batas konsumsi gula yang sesuai untuk tubuh, atau seringkali lupa. Iya memang susah. Yang tidak susah itu saat kita seenaknya makan ini itu yang ada di meja makan, kurang nambah. Kalau ditraktir teman suka lupa diri, karena berpikir “Kapan lagi?”. Begitupun kalau ada resepsi pernikahan, semua dicoba sampai perut penuh. 

Saya akan coba flashback saat saya masih anak-anak. Saya suka sekali minum segelas kental manis, semakin kental semakin enak; suka makan permen; kalau minum teh harus manis sekali; suka minum sirup apalagi kalau bulan ramadan; saya jarang olahraga memang sejak kecil; suka sekali makan-makanan berminyak, kadang kalap; suka sekali bermalas-malasan di depan televisi; makan buah kecut selalu dilumuri dengan gula, seperti asam dan belimbing wuluh; sering makan mi instan; dan perilaku-perilaku yang kurang sehat lain.

baca juga Cara Cerdik Agar Selalu Sehat

Hal-hal kecil seperti itu berlangsung terus-menerus tanpa saya sadari. Semakin dewasa, semakin saya belajar banyak agar menjaga pola hidup sehat. Caranya, kurangi konsumsi gula, perbanyak makan sayur dan air putih, minum herbal, berolahraga ya minimal setiap minggu 30 menit (waaah hebat juga saya ternyata selama ini. wkwkwk), kurangi stres, kurangi merokok, kalau gorengan saya belum bisa tahan, maaf; dan apalagi ya? Belum banyak perubahan ke arah yang lebih baik sih. Hanya saja, meskipun usia saya masih 20+, bukan berarti harus seenaknya konsumsi segala macam makanan yang ada di meja. Untunglah saya termasuk pemilih dan moody. Kalau sedang tidak ingin mengunyah sesuatu, tidak akan menyentuh makanan. Minimal saya terhindar dari kekalapan yang berarti.

Kamu? Saya harap kamu juga mulai berubah perlahan. Demi kesehatan kita sendiri, sih. Kalau kita sehat, insyaAllah bisa melakukan banyak hal yang positif. Kalau sakit? Orang-orang terdekat yang kerepotan. Semoga kita semua disehatkan jiwa dan jasmaninya ya. Aamiin. (Uwan Urwan)


Referensi:
Mediaindonesia.com
Klikdokter.com
Hellosehat.com
Aladokter.com


Comments

Paling banyak dibaca

3 Pulpen Terbaik Rekomendasiku yang Bikin Tulisanmu Makin Indah

Meski teknologi sudah canggih, tapi menulis di catatan tak akan pernah punah Sebagai penulis, pulpen bukan sekadar alat tulis biasa, tapi sahabat setia yang menemani proses kreatif. Menemukan pulpen yang nyaman digunakan adalah suatu keharusan bagi penulis seperti saya. Setiap goresan tinta yang mengalir lancar dari ujung pulpen mampu menghadirkan kebahagiaan tersendiri, mengubah ide-ide liar di kepala menjadi rangkaian kata yang indah di atas kertas. Pernahkah kamu merasa frustrasi saat pulpen macet atau tintanya bocor di tengah menulis? Pengalaman itu pasti mengganggu momen indah menuangkan ide dan gagasan. Aku pun pernah mengalami hal yang sama. Saat tengah asyik menulis, tiba-tiba pulpen berhenti mengeluarkan tinta. Aliran pikiran yang seharusnya mengalir deras malah tersendat, membuat frustrasi dan merusak konsentrasi. Kejadian seperti ini bisa menghancurkan inspirasi yang sedang menggebu-gebu. Sejak saat itu, aku bertekad untuk menemukan pulpen yang tidak hanya nyaman digunakan,

Mengilhami Dinding Sel Supermini

Pohon mangga ( Mangifera indica ) setinggi 4 m berdiri kokoh di halaman kantor saya. Daunnya rimbun membentuk payung hidup. Saat berdiri di bawah naungannya, angin sejuk dapat saya rasakan. Tentu saja, oksigen sebagai hasil metabolisme tanaman anggota family Anacardiaceae itu membersihkan karbondioksioda di udara dan digantikan oleh unsur yang bersifat oksidator. Pantas jika setiap orang yang ternaungi, tak hanya terlindung dari terik matahari, tetapi juga merasa segar. Pohon mangga (kredit: irwantoshut.net )        Tanaman itu sangat kokoh dan konsisten berdiri bertahun-tahun bahkan kian tinggi. Meski tidak memiliki rangka seperti hewan dan manusia, tanaman (tak hanya mangga) memiliki rangka-rangka dalam berukuran mikroskopis. Rangka-rangka itu dapat disebut dinding sel. Sebenarnya tidak tepat jika saya mengatakan bahwa dinding sel adalah rangka dalam (endoskeleton) tanaman, tetapi fungsinya mirip dengan sistem rangka pada tubuh hewan. Itu terbukti pada fungsinya yang memberi be

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus kucing, y

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mereka. Namu

Panen Klentang, Buah Kelor (Miracle Tree) di Pekarangan

Kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang cukup banyak tumbuh dan ditanam di Situbondo sejak dahulu kala. Sebelum daun kelor ramai dimanfaatkan sebagai herbal, setahuku umum dimanfaatkan oleh masyarakat suku Madura dan di Nusa Tenggara (entah timur atau barat) untuk sayur. Banyak orang terutama suku Jawa dan keturunannya justru tidak mau mengonsumsi sayur kelor. Entah karena tidak umum atau karena cerita mistisnya. Tulisan ini akan menceritakan sedikit apa khasiat makan buahnya agar kalau kamu menemukannya tidak membiarkannya begitu saja. Kelor (Moringa oleifera) oleh-oleh dari negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia Aku Uwan Urwan, lahir di Situbondo, sejak kecil sudah dikenalkan dengan sayur daun kelor yang lezat jika dikombinasikan dengan ikan panggang dan sambal terasi yang kecut. Untuk mendapatkannya pun mudah, tinggal memetik daun kelor yang tumbuh di dekat rumah. Namun, ada yang berbeda pada kepulanganku ke Situbondo tahun 2021 setelah merantau, jadi saksi h

Beli follower atau organik?

Follower Instagram . Mau banyak atau sedikit tergantung tujuan kita punya akun itu. Tidak semua orang punya orientasi untuk menjadikannya ladang bisnis. Beberapa orang hanya sekadar bahagia posting foto selfie , curhat, dan kehidupan sehari-hari. Ada yang postingannya bagus dan terstruktur, tapi tak sedikit juga yang amburadul dalam postingannya. Jujur, foto dan caption yang tidak menarik (jelek, red ) di Instagram bisa jadi sangat mengganggu. Jangan berharap followers bertambah. Berbeda jika kita posting gambar asal di Facebook, Twitter, atau Path . Orang akan maklum. Namun, segmen dunia Instagram jelas berbeda.  Jangan sekali-kali posting foto blur , tidak jelas maksudnya, atau entahlah pokoknya tidak enak dilihat karena itu sangat berpengaruh pada masa depan followers kita, yang notabene pasti teman kita sendiri. Jangan sedih kalau follower kita berkurang setiap hari atau bahkan teman kita unfollow . Jangan sedih . Akun dengan foto dan caption keren saja sering menjadi k