Skip to main content

Jempol Buzzer Terbukti Ajaib

Kamu punya Twitter gak? Atau pernah punya Twitter? Kalau jawabannya iya, pasti tidak asing dengan bahasan saya kali ini. Buzzer dan trending topik. Seberapa pentingkah? Apakah perusahaan harus pakai jasa buzzer atau pakai iklan di televisi, internet, koran, atau majalah? Atau kenapa sih itu perusahaan-perusahaan masih kekeuh iklan di televisi? Padahal eranya sekarang sudah berganti. Atau mungkin malah sebaliknya? Kenapa perusahaan itu suka sekali pakai jasa buzzer untuk promosikan kegiatannya? Pentingkah?

Buzzer itu apa?
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kalau kenalan dulu dengan buzzer. Buzzer bisa diibaratkan selebriti di media sosial. Saat ini saya hanya akan bahas di Twitter. Kenapa disebut selebriti? Yes, karena followers mereka banyak. Kita bisa menyandang status sebagai buzzer jika followerss minimal 1.000. Semakin ke sini, standar buzzer makin naik. Ada perusahaan yang mensyaratkan buzzer harus memiliki followerss minimal 1.500 atau 2.000. Tentu jadi beban tersendiri buat kita yang baru punya followerss segelintir. Buzzer itu agen media sosial, menjadi perantara penyedia produk barang/jasa dengan konsumen. Tak hanya itu, buzzer bukan juga mereka yang punya akun media sosial dengan pengikut banyak, tapi impressionnya tinggi.

Sebelum lebih jauh, saya mencoba kelompokkan karena saya lihat buzzer ada banyak jenisnya
  1. Selebtwit. Menurut saya, mereka itu buzzer terselubung. Karena hobinya ngetwit, bahan twitnya pun khas sehingga jumlah followerssnya banyak dan organik. Tak perlu repot bagi selebtwit untuk memengaruhi banyak orang. Saking percayanya followerss pada idolanya, satu twit bisamendapatkan like dan retweet lebih dari 10. Jadi bayarannya pun jelas dong, per twit sekian ratus/juta rupiah.
  2. Buzzer politik. Buat saya sih buzzer politik belakangan ini isinya negatif dan membuat perdebatan tidak sehat bahkan hoax. Saya masih menyanjung mereka yang menyebarkan prestasi jagoannya ketimbang menyerang lawan politik. Tidak apa-apa dibilang pencitraan, toh selama itu hal baik yang disebarkan, kenapa tidak?
  3. Buzzer blogger. Tugas blogger sekarang makin banyak sejak blogger bekerja dengan menggunakan banyak media sosial. Apalagi persyaratan perusahaan untuk pekerjaan tertentu juga berkaitan dengan itu. Buzzer jenis ini adalah tim hore yang bisa dengan cepat berganti pekerjaan lain. Jika saat ini sedang campaign batik Situbondo, beberapa jam kemudian bisaganti campaign antirokok.

Sepertinya untuk ketiga poin di atas bisa dijabarkan kembali. Jika ada waktu luang akan saya bahas di postingan selanjutnya. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Tergantung kita mau melihat dari sisi mana.

Pekerja media sosial (medsos) apakah hanya buzzer? Tidak, ada beberapa pengelompokan. Pekerjaannya tidak jauh-jauh juga dari buzzer. Kartina Ika Sari, agensi Mitra Branding (MB) mengelompokkan berdasarkan tugasnya,

Menurut Ika, pemeriah ya tugasnya memeriahkan postingan para buzzer (kredit: Krtina Ika Sari)

  1. Influencer atau bisa disebut Key Opinion Leader (KOL). Influencer banyak digunakan perusahaan barang dan jasa untuk promosikan produk mereka. Biasanya influencer harus memosting sesuatu sehalus mungkin, yang membuat orang tidak sadar kalau sedang promosi (soft selling). Influencer terpercaya biasanya artis, tokoh terkemuka, ketua komunitas, atau siapa pun yang punya pengaruh tinggi. Nampaknya influencer juga bisa disebut endorser. Saat ini tokoh berpengaruh memperoleh penghasilan melalui paid promote/endorse melalui media sosial mereka. Tentu saja bayarannya cukup mahal.
  2. Statuser. Statuser adalah orang yang tugasnya bikin status. Hm, kalau status biasanya lebih mengarah ke Facebook ya. Sebenarnya mirip dengan influencer, Cuma medianya saja berbeda.
  3. Buzzer. Ika lebih suka menyebutnya sebagai tim buzzer trending topik. Tujuan Mitra Branding menggunakan jasa buzzer memang untuk membuat trending topik mengenai kasus tertentu. Buzzer itu tukang ramai, meramaikan, tapi belum tentu memberi dampak pada konversi.
  4. Pemeriah. Menurut Ika, pemeriah ya tugasnya memeriahkan postingan para buzzer. Artinya pemeriah ini bukan buzzer. Bisa jadi selama buzzer bekerja, Mitra Branding mengadakan kuis kepada followerssnya untuk meramaikan, retweet, atau juga beropini, sehingga pekerjaan buzzer lebih cepat dan ringan.

Seberapa penting buzzer?    
Penting banget! Kini informasi begitu cepat tersebar melalui media sosial. Tiap orang punya minimal satu smartphone, dalam satu smartphone ada beberapa aplikasi termasuk media sosial, mulai dari Twitter, Instagram, Facebook, Tumblr, Flickr, dan media sosial lain. Tak hanya itu, satu orang bisapunya beberapa akun Twitter, Instagram, dll. Mulai dari akun pribadi, akun bisnis pribadi, akun perusahaan (jika jabatannya berhubungan dengan media sosial), dan akun lain (misalnya akun fake untuk provokasi orang lain, akun curhat yang list pertemanannya bukan orang terdekat, akun cari jodoh, atau akun khusus penipu hati, eaaa). Dari berbagai akun, kita bisa mendapat berbagai macam informasi.

Kamu menemukan status/twit yang sesuai dengan keadaanmu sekarang, pasti tergelitik untuk berkomentar. Entah isinya kesedihan, berita kematian, berita bahagia, dll. Kita mudah sekali tergerak untuk meramaikan suatu postingan. Kadang kita tidak tahu apa postingan teman kita itu sesuai kenyataan, sesuai kenyataan 50% sisanya drama, full drama, bohong, atau hanya imajinasi. Begitu mudah kita tergerak hanya dengan membaca postingan seseorang.

Sering lihat bagaimana orang terkecoh melalui postingan-postingan akun besar, lalu ada komentar negatif, membuli, bahkan ada yang sampai mengeluarkan sumpah serapah? Akibatnya postingan tersebut menjadi viral, jadi bahan pembicaraan orang banyak. See? Itu cara kerja buzzer. Tujuannya memang itu. Mau isinya komentar negatif atau positif, selama targetnya tercapai, artinya campaignnya sukses. Apa kamu tidak berpikir kalau postingan mereka tidak dibayar? Hem hem… (sambil geleng-gelengin kepala dan telunjuk).

Masih berpikir kalau buzzer itu tidak penting? Media massa sekarang pamornya turun, sebab orang sudah jarang baca media cetak, termasuk buku. Hidup orang kekinian itu di gadget. Media online pun harus berjuang keras agar banyak orang melirik medianya. Nah, dari situlah kemudian buzzer banyak dipakai perusahaan untuk promosikan produknya. Melalui kelihaian buzzer, materi kaku dari press release, diolah kembali menjadi seolah-olah buzzer sedang menikmati produk itu. Hm, tapi saya tidak akan berbicara banyak tentang review-review. Yuk fokuskan pada trending topik. Haha.

Senada dengan apa yang disampaikan Kartina, menurutnya kehadiran buzzer itu perlu banget. Saat ini zaman kekuatan netizen. Sebagai upaya menuju good government, yang mutlak adalah transparansi dan optimalkan sosialisasi dan program-program. Hal ini jika sedang menjadi buzzer untuk badan pemerintah. Minimal masyarakat mendapatkan informasi kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pemerintah. Tidak hanya pemerintah, badan usaha swasta pun perlu. Sosialisasi penting sebagai branding. Selain itu juga menciptakan reputasi baik. “Syukur-syukur kalau berpengaruh pada peningkatan penjualan,” lanjutnya.


Kenapa harus trending topik?
Trending topik itu apa? Elisa Koraag, blogger sekaligus buzzer senior, menyatakan bahwa trending topik itu kondisi dengan tema atau hastag tertentu yang menjadi topik tren dalam kurun waktu tertentu. Artinya topik tersebut sedang menjadi bahan pembicaraan se-Indonesia atau seantero jagad. “Gunanya untuk mengabarkan pada dunia, pada saat itu topik tersebut sedang dibicarakan dan menguasai jagad maya,” lanjutnya. Ani Berta, blogger dan buzzer kawakan, pun sepakat dengan itu. Menurutnya, trending topik berfungsi sebagai booster informasi yang mudah ditemukan followerss. Jika sudah trending topik, followerss akan terpancing untuk kepoin infomasi dan aktivitas yang sedang dilakukan.
 
Gunanya untuk mengabarkan pada dunia, pada saat itu topik tersebut sedang dibicarakan dan menguasai jagad maya,” kata Elisa Koraag (kredit: Elisa Koraag)


Sering sih saya cek di Twitter, apa sih yang sedang tren saat ini. Ada beragam topik, tapi yang paling menarik perhatian adalah yang menjadi trending topik pertama. Sering saya kepoin mengenai pembahasan topik tersebut. Kalau menarik, biasanya saya ikut nimbrung. Dalam satu minggu selalu ada hastag yang selalu ada dan stabil menjadi trending topik, di antaranya #jumatberkah, #harisenin, #TGIF, dan lain-lain. Beberapa akun besar justru tak perlu mengeluarkan banyak effort untuk membuat topik yang sedang dibicarakan menjadi tren. Cukup membuat pemberitahuan melalui akunnya, pasti followerssnya dengan setia menyimak topik-topik tersebut, misalnya #puisimalam. Begitu terpercayanya akun tersebut sampai banyak yang berpartisipasi sampai jadi trending topik.

Fungsinya apa sih trending topik itu? Ya selain dibicarakan banyak orang juga sebagai awareness. Kalau sebuah perusahaan mengadakan kegiatan dan menjadi trending topik di Twitter, akan menarik perhatian banyak orang, sehingga penasaran untuk cek apa saja yang sedang dibahas. Minimal orang mendapatkan informasi mengenai kegiatan atau produk yang sedang dibicarakan. “Untuk penjualan belum tentu,” lanjut Elisa. Benar juga sih. Iklan di televisi dan media lain pun sama. Tidak semua iklan berpengaruh pada penjualan, tapi jadi awareness, memberitahu kalau ada produk baru yang bisa dibeli dan dicoba. Untuk selera kembali pada konsumen. Kalau konsumen suka, mereka akan rutin membeli. Menurut Elisa, iklan pemberitahuan mengenai produk baru setara dengan trending topik.

Ada iklan mengingatkan, seperti produk sirup menjelang idul fitri. Tidak harus trending toping pertama, trending topik cukup. Kalau tidak masuk trending topik, berarti citra perusahaan tersebut bermasalah. Masyarakat sudah persepsikan jika ada iklan sirup, artinya idul fitri sudah dekat. Pekerjaan buzzer berbeda dengan iklan di media massa. Biaya untuk iklan sangat tinggi, bisa ratusan juta rupiah untuk durasi iklan beberapa menit. Kalau campaign buzzer berefek pada penjualan, itu bonus.

Kalau trending topik, followerss akan terpancing untuk kepoin infomasi dan aktivitas yang sedang dilakukan. (kredit: Ani Berta)
Lalu kalau sudah trending topik itu bagaimana? Hm, pertanyaan ini maksudnya bagaimana ya? Hahaha. Begini, keberhasilan suatu campaign itu ditentukan oleh apakah campaign tersebut trending topik atau tidak? Jika trending topik, artinya berhasil. Menurut Widya Candra Dewi, blogger dan mahasiswa yang sedang penelitian tentang pemasaran, menyatakan bahwa klien akan puas dengan hasil kerja buzzer. Kemungkinan besar, klien atau agensi akan menggunakan jasa buzzer tersebut. Pengaruhnya juga ke engagement twit buzzer. Kalau tidak trending topik, engagementnya sangat kecil. “Ya gak banget sih, cuma jauh berkali lipat dari twit biasa. Ini kalau kita belum akun seleb ya,” ungkap Widya.

Syarat buzzer
Banyak yang bertanya, bagaimana sih cara menjadi buzzer? Menjadi buzzer artinya bisa menghasilkan uang dari media sosial (Twitter). Orang-orang ingin menghasilkan uang dari media sosial, tinggal duduk manis dan bermain telepon pintar. Kemudian uang dating dengan sendirinya. Well, saya akan bilang, “Gak gampang jadi buzzer.” Kalau kamu perhatikan awal-awal paragraf yang saya tulis dalam postingan ini, buzzer itu diibaratkan selebriti. Selebriti itu punya pengaruh. Saya tidak bilang semua buzzer itu artis yang selalu tampil di layar kaca dengan baju mahal dan bedak tebal. Tidak. Buzzer bisa jadi manusia biasa dengan pakaian sederhana. Wong kerjanya online kok. Beberapa agensi punya standar sendiri dalam memilih buzzer. Mengingat banyak blogger yang merangkap jadi buzzer dan followerssnya cukup banyak.
 
Jika trending topik, artinya berhasil dan klien akan puas dengan hasil kerja buzzer. (Kredit: Widya Candra Dewi)

Kartina Ika Sari, bisa dibilang cukup selektif dalam memilih calon buzzer/statuser/influencer. Ia berharap buzzer bukan hanya orang yang mampu promosikan dan membuat trending topik saja, tapi ada hal lain, antara lain
  1. Berakhlak baik, tidak suka nyinyir (nyindir, red), menebar kebencian, dan berkomentar negatif. Poin ini berhubungan dengan keberkahan bisnis brandnya karena Mitra Branding ingin maju dan menyejahterakan.
  2. Minimal punya 1.000 followerss. Syarat ini juga banyak dipakai agensi, termasuk Ani Berta dan Elisa Koraag.
  3. Usahakan punya pengaruh yang baik di komunitas dan lingkungannya.
  4. Buzzer itu tidak selalu blogger, tapi pilih yang aktif di media sosial. Misalya brand oli, lebih baik pilih yang aktif di komunitas otomotif.
  5. Optimis. Buzzer harus optimis dan lebih banyak punya pemikiran positif.
  6. Tidak punya reputasi buruk dan bukan public enemy. Hal ini menyangkut energi baik yang akan disampaikan saat bekerja.
  7. Kalau bisa memotret malah lebih bagus

Bagaimana? Masuk kriteria? Apa? Tidak? Tenang. Setiap agensi punya standar berbeda. Jangan pernah patah semangat. Yang saya tahu, untuk jadi buzzer yang terpenting itu poin nomor dua dan saya cukup setuju dengan poin lain sih. Wkwk.. Yang tak kalah penting nomor empat. Buzzer harus aktif menurut saya. Jadi Twitter tidak hanya dipakai pada saat ada job saja, tapi pada hari-hari biasanya. Itu menyangkut kepercayaan followerss kita. Jika kita hanya muncul pada saat ada job, bisa dipastikan postingan kita lebih mudah diabaikan. Interaksi itu penting. Orang yang sering berinteraksi dengan teman-teman dunia maya, pada saat sedang ngebuzzer, mereka juga kemungkinan besar akan berkontribusi. Minimal beri love atau retweet. Sesederhana itu? Tidak juga sih.

Berinteraksi dengan orang tidak dikenal itu lebih banyak serunya. Kadang tanpa memandang status, kita belajar banyak hal. Saat dibutuhkan, orang tersebut bisa datang meminta tolong atau memberi bantuan. Bersyukurlah jika diberi pekerjaan. Aamiin. Ya, tidak harus menjilat, Cuma perlakukan orang lain sebagaimana mestinya. Mengenai rezeki sudah ada yang atur, tinggal bagaimana kita memanfaatkan momen.

Ada banyak cara untuk mendapatkan job untuk jadi buzzer berdasarkan pengalaman saya
  1. Sering berinteraksi dengan orang-orang, entah itu yang followerssnya banyak atau tidak. Ingat, rezeki bukan kita yang beri dan tidak ditentukan oleh jumlah followerss.
  2. Bergabunglah dengan komunitas baik online maupun offline. Rezeki juga bisa datang dari komunitas. Sering-sering pantengin grup jika grup itu tingkat berbagi kemanfaatannya tinggi.
  3. Perbanyak jumlah followerss. Buzzer harus menyampaikan informasi kepada sebanyak-banyaknya orang. Semakin banyak semakin baik. Meski jumlah followerss sudah 2.000, bukan berarti kita stop dan bangga atas pencapaian itu. Ya meski followerss kadang bisa jadi sangat fana.
  4. Usahakan tidak beli followerss. Saya paling anti beli followerss. Ada seninya sih berjuang menambah followerss. Kita harus follow teman seprofesi. Oh ya, kalau kamu blogger dan followerss kurang dari 1.000, follow semua akun dengan bio “blogger”. Kemungkinan besar difollow back. Jika tidak, mention saja minta difollow back. Tidak sehari dua hari followerss langsung jadi 1.000, tapi pelan-pelan. Ya, harus sabar, tetap berinteraksi, tidak baper, dan semangat.
  5. Saling berbagi informasi. Percayalah, semakin banyak berbagi, rezeki kita akan datang dengan sendirinya. Kadang tiba-tiba kita ditawari pekerjaan, entah ngebuzzing atau yang lain.
  6. Tidak usah iri dengan orang lain yang sering mendapatkan job online. Kita tidak tahu bukan pengorbanan mereka seperti apa? Tetap tingkatkan kualitas dan selalu perbaiki diri. Hayyaaah, saya yang tidak suci ini mencoba berceramah.

Bagaimana? Masih banyak yang ingin saya share tentang buzzer, ngebuzz, dan kawan-kawan. Salah satunya sih bagaimana cara agar postingan kita bisa trending topik? Sengaja saya pisah karena postingan ini sudah cukup panjang dan kamu tampaknya mulai pusing membaca artikel sepanjang ini. Akan ada teknik khusus dari Ani Berta lo. Pasti kamu tak akan sabar menanti tulisan berikutnya. Untuk sementara saya sudahi sampai di sini ya. Wassalam. (Uwan Urwan)


Referensi
https://www.labana.id/view/apa-sih-yang-dimaksud-buzzer-di-media-sosial/2016/09/19/?fullview

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Blogger Situbondo dan Peranannya dalam Mempromosikan Kota Santri

Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan pesona yang belum banyak terungkap. Dibandingkan dengan Banyuwangi yang sibuk dengan wisata kelas dunia dan Jember yang dikenal dengan festival budayanya, Situbondo seolah masih berada dalam bayang-bayang. Padahal, kabupaten ini memiliki daya tarik luar biasa, dari wisata alam, budaya, hingga kuliner khas yang unik. Tantangan utamanya adalah bagaimana cerita tentang Situbondo bisa menjangkau lebih banyak orang. Di sinilah peran blogger menjadi sangat penting—merekalah yang bisa membawa nama Situbondo ke dunia digital, menyebarkan pengalaman, opini, serta keindahan daerah ini dalam bentuk narasi yang menarik dan inspiratif. Blogger Situbondo Menjadi Wajah Baru Jurnalisme Digital Dulu, informasi tentang suatu daerah hanya bisa ditemukan melalui media cetak atau berita resmi. Namun, di era digital seperti sekarang, blog menjadi salah satu sumber informasi yang lebih fleksibel, dekat dengan masyarakat, dan mudah diakses. Bl...

Fotografi Malam Hari Dengan Kecanggihan Ultra Night Mode

Fotografi malam hari menggunakan smartphone seringkali membuat saya memutuskan untuk “lebih baik tidak mengeluarkan hape” saja. Namun, sejak ada teknologi Ultra night mode, foto malam hari bukanlah kendala. Fotografi malam hari harus disiasati kalau kamera smartphonenya biasa Beberapa kali saya harus menyerh memang kalau sudah menjelang matahari terbenam kalau disuruh memotret, apalagi di dalam ruangan. Kesal karena smartphone saya belum canggih. Apalagi kalau ada lomba fotografi malam hari, saya menyerah. Tidak punya kamera DSLR atau mirrorless juga kendala lainnya. Hahaha   Meski begitu, teman saya suka memotret menggunakan ponsel, ternyata mendapatkan hasil maksimal. Ternyata dia mengenali karakter kameranya, mulai dari mengatur ISO dan lain-lain. Saya sih kebetulan paling malas belajar tentan itu bisanya hanya mengeluh tiada tara. Pakai mode profesional untuk fotografi malam hari Foto malam hari tidak semudah memotret saat cahaya matahari masih ada. Ada te...

Dibalik Karir Blogger: Berkilau di Dunia maya, Tipes di Dunia Nyata

Bayangkan, kamu berpikir aku hanya menikmati hidup sebagai seorang blogger. Saat tinggal di Jakarta, setiap hariku diwarnai dengan berlalunya waktu di jalanan yang padat, pertempuran melawan kemacetan, dan perlombaan mengejar transportasi agar tak terlambat tiba di undangan-acara. Ya, bisa dibilang aku keluar masuk kafe atau restoran mewah, sering bermalam di hotel berbintang, dan menerima produk-produk terbaru dari merek-merek ternama. Karir blogger seolah berkilau dan hangat layaknya sinar matahari pagi. Namun, semua itu hanya gula-gula pahit yang menghiasi kehidupanku. Hasil sesungguhnya datang setelah berkeringat menulis di blog dan media sosial. Dunia blogger saat ini penuh lika-liku. Karir blogger: Gampang Dapat Uang dari Ngeblog? Sederhana, bukan? Hm, nyatanya tidak semudah yang kamu bayangkan. Terlepas dari sudut pandangmu, menulis di blog adalah perjalanan yang tak bisa diremehkan. Ada faktor-faktor yang bisa mempermudahmu menghasilkan uang dari blog, tapi ada pula faktor-fakt...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus ...

Film Pendek Lastarè: Perundungan, Trauma, dan Identitas Budaya Situbondo

Sebagian kru, pemain, dan sponsor Film Pendek Lastarè berfoto bersama saat premiere di Hotel Rosali (fotografer: Syah Arif Fammada) Aku masih ingat bagaimana semuanya dimulai. Awalnya, kami adalah orang-orang asing satu sama lain. Sebelum Ramadan 2024, aku bertemu dengan Dinda, Akbar, Thufeil, dan Afrizal—bukan karena kebetulan, tetapi melalui teman yang mempertemukan kami dengan satu tujuan: membuat sebuah film pendek Situbondo.  Ide awal memang datang dariku, sebuah kisah tentang perundungan, sesuatu yang begitu dekat denganku, bukan hanya sebagai isu sosial tetapi sebagai pengalaman pribadi. Aku menyerahkan skenario awal kepada Dinda untuk diperbaiki, dan sejak saat itu, dia menjadi sutradara Lastarè dan cerita mengalami banyak perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi. Membiarkan Luka & Trauma Bullying Bicara dalam Film Film pendek Lastarè ini mengangkat pesan anti-bullying di mana perundungan biasa terjadi di sekolah dari tahun ke tahun Perundungan bukan sekadar cerita d...

Fauzi, Sosok di Balik Gerakan Pemuda dan Musik Situbondo

Ahmad Fauzi berdiri di tengah kebunnya Aku tak menyangka akan menemukan sesuatu yang begitu luar biasa di sudut kecil Situbondo ini. Sebuah lahan hijau yang tertata rapi, penuh dengan kehidupan dan harapan. Greenhouse sederhana berdiri kokoh, dikelilingi jaring halus sebagai tempat pembibitan. Di sekitarnya, deretan tanaman sayur tumbuh subur—terong, cabai, kacang panjang, kelor, sawi, serai, pepaya, hingga okra.  Tak jauh dari situ, ada kolam ikan yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari. Area lain dipenuhi tanaman obat, masing-masing telah diberi papan nama, seolah memberi isyarat bahwa tempat ini bukan sekadar kebun, melainkan sumber ilmu dan kehidupan. Di tengah lahan, toren biru mencolok berdiri tinggi, menjadi sumber pengairan utama. Pemandangan ini semakin kontras karena lahan ini dihimpit oleh sawah dan rumah penduduk.  Toren biru ini bukan sekadar tempat penyimpanan air, tapi sumber kehidupan bagi tanaman sayur yang tumbuh hijau di sekitarnya. Ketika aku sibuk m...

Jangan Ikut List Blogwalking Kalau Sekadar Tugas

Fenomena blogwalking sudah terjadi sejak dahulu kala, mulanya menyenangkan. Tidak ada kewajiban untuk mengunjungi balik, berkomentar pun sekehendak hati, juga menambah wawasan karena ada ada tambahan sudut pandang orang lain. Antarbloger sudah sewajarnya saling dukung. Bahagia ngeliat temen bahagia. Fenomena blogwalking masa kini Aku gak mau bilang blogwalking tidak bermanfaat ya. Manfaatnya besar sekali dan aku sendiri bisa tahu apa saja hanya dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan. Masih banyak kok yang benar-benar saling baca tulisan teman-teman blogger. Memang gak semuanya membaca tuntas dan berkomentar. Paling bahagia kalau ada yang komentarnya mengoreksi dan mengapresiasi. Dua-duanya penting, pujian sebagai bentuk apresiasi dan kritik sebagai bahan refleksi.  Nah, dari kesekian kebahagiaan saling menjelajahi tulisan teman-teman bloger, gak sedikit juga sekarang yang cuma blogwalking agar diblogwalking balik oleh sesamanya. Pada akhirnya oknu...

Ramadan Tertib, Belajar Asyik, Ujian Tidak Panik!

Ramadan itu bulan penuh berkah, tapi bagi anak sekolah, tantangannya juga tidak main-main. Bayangkan harus bangun sahur, ibadah tarawih, menahan lapar seharian, tapi tetap harus belajar karena ujian sudah menunggu setelah Lebaran. Aku beruntung bisa ikut webinar bareng Sinotif dan Kak Erfano, dan ternyata banyak sekali insight menarik yang bisa membantu anak-anak (dan orang tua) supaya belajar tetap efektif selama Ramadan. Aku tuangkan di sini biar ilmunya tidak hilang dan bisa bermanfaat buat banyak orang. Jadi, bagaimana caranya biar anak tetap bisa belajar dengan baik tanpa mengorbankan ibadah dan kesehatan? Yuk, kita bahas! Atur Waktu Belajar, Kunci Sukses di Bulan Ramadan Materi yang disampaikan Kak Erfano sangat berguna bagi orang tua yang anaknya menghadapi ujian pasca lebaran (kredit : Instagram Sinotif) Kata Kak Erfano, disiplin waktu itu kunci utama supaya Ramadan tetap produktif. Ini penting karena kalau jadwalnya berantakan, bisa-bisa waktu belajar keteteran, ibadah tidak m...