Skip to main content

Posts

Cuaca Ekstrem: Mengurai Ancaman Pemanasan Global dengan Membeli Produk Lokal

Akhir-akhir ini, dunia kita dihantui oleh berita cuaca ekstrem yang seperti kisah fiksi dalam dongeng. Banjir, kebakaran hutan, badai besar, pembunuhan massal dengan merusak banyak hal di Gaza, dan ancaman pemanasan global menghiasi headline media sosial. Semburan Lumpur Lapindo di Sidoarjo pada masa lalu, bahkan menjadi bencana metana terbesar di dunia. Es di kutub mencair, dan kota-kota di seluruh dunia terancam tenggelam. Ah... Penumpukan sampah masih jadi masalah utama karena tidak banyak orang yang aware, termasuk pemerintah  Aku yakin kamu juga merasakan getirnya situasi ini. Bukan hanya sekadar berita, tapi juga sebuah peringatan nyata akan kondisi bumi yang semakin panas. Inilah waktu yang tepat untuk membahas solusi pemanasan global yang sederhana dan bisa kita lakukan sehari-hari. Mari kita mulai dari langkah kecil: membeli produk lokal. Ancaman Pemanasan Global Kerusakan lingkungan yang menjadi ancaman pemanasan global  Cuaca ekstrem adalah bukti jelas dari pemanasan global

Bunga Telang: Sumber Pangan Alam Masa Depan

Blusukan di Situbondo, Menemukan Bunga Telang Blusukan ke pinggiran kota Situbondo membuka mataku pada keindahan bunga telang yang bermekaran. Tanaman ini tumbuh liar, dan tanpa disangka, aku mulai panen secara berkala untuk dikeringkan dan diolah menjadi teh bunga telang yang menggoda selera. Selain memenuhi kebutuhan pribadi, perjalanan ini membawa aku pada peluang bisnis teh dedaunan yang tak terduga, lamina tea yang sedang kugeluti saat ini. Aku, yang sebelumnya hanya gemar membuat minuman dari rempah-rempah dapur, kini menemukan kebahagiaan dalam membuka bisnis lamina tea . Pasokan teh selalu tersedia di rumah, memudahkan aku memilih varian untuk dinikmati setiap pagi. Namun, kisah ini bukan hanya tentang teh, melainkan tentang sebuah penemuan baruku—bunga telang. Mengubah Sudut Pandang tentang Makanan Akun TikTok Ayuna's Life sering posting makan bunga edible dan makanan berbasis Alam lain Dalam perjalanan eksplorasi ini, teringat sebuah video di akun TikTok Ayuna's Life

Panen Bunga Telang di Situbondo, Kumanfaatkan sebagai Peluang Bisnis

Bosan di rumah, aku meluncur dengan motor, menjelajahi tempat-tempat sudah lama tidak aku kunjungi, melajukan wisata alam Situbondo yang sunyi. Perjalanan ringan ini membawaku menyusuri jalan-jalan sepi di pinggiran kota Situbondo, tempat yang jauh dari hiruk-pikuk penduduk. Pantai sepi, savana kecil, dan bukit-bukit kecil selalu menjadi pilihan eksplorasi. Bukit tempat aku melakukan wisata alam Situbondo  Tak seperti tempat yang sepenuhnya terlupakan, tempat-tempat yang kumaksud hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, digunakan untuk menggembala ternak atau mencari rumput sebagai pakan ternak, dan lain-lain. Meski terbengkalai, kehijauan dari semak-semak dan pepohonan memberikan kesan indah. Tempat-tempat itu juga menjadi rumah bagi berbagai serangga, burung, dan organisme lainnya. Ada Taman Bunga Telang di Kampung Langai, Situbondo Aku lebih asyik memotret bunga telangnza daripada lokasi tempat aku menemukannya Salah satu petualanganku membawa aku kembali ke bukit dekat Kampung L

Terpesona oleh Keindahan Bunga Kencur

Aku benar-benar terpesona ketika pertama kali melihat kecantikan bunga kencur di halaman rumahku. Ceritanya dimulai ketika aku mencoba menanam rimpang kencur dengan harapan agar dapat tumbuh subur. Sebelumnya, beberapa percobaan menanam tanaman lain tidak berakhir baik, tapi kali ini, semuanya berubah. Pertama Kali Melihat Bunga Kencur Seiring berjalannya waktu, tanaman kencur mulai tumbuh dengan lebat, dan pada suatu pagi yang indah, mataku tertuju pada pot itu. Ada sebuah seuntai bunga yang begitu indah muncul di antara daun-daun hijau. Bunga putih dengan kelopak tipis, lembut, dan agak berair, memberikan sentuhan keindahan yang tak tergantikan. Aku mencoba menyentuh bunga itu, namun sedikit kecewa karena ada bagian yang patah. Ternyata, keindahan bunga kencur itu disertai dengan kelembutan yang membuatnya cukup rapuh. Meski begitu, posisinya yang terlindungi oleh daun-daunnya membuatnya tetap aman meski terkena angin kencang. Manfaat Luar Biasa Kencur Sebelum kita membahas lebih jau

Menguak Keindahan Kota Santri Bersama Blogger Situbondo

Aku, lahir di tanah Situbondo, tempat yang menjulang keanggunan seluas 1.638,50 km², diapit oleh gemuruh Laut Jawa dan kekayaan hutan yang tak terhitung. Sebuah kabupaten yang mencoba bersaing dengan Banyuwangi, sebuah surga seluas 5.782,40 km², dan Jember, yang merayakan keelokan dalam 3.092,34 km². Tak terbantahkan, Kabupaten Situbondo menyimpan potensi wisata yang menggoda, namun sayangnya, keindahan ini masih terpendam dalam raungan alamnya. Petualangan menuju kecantikan yang belum tergali ini dirintis oleh satu ketidaktersentuhan: minimnya liputan yang menyentuh hati tentang Situbondo yang juga disebut Kota Santri. Blogger Situbondo: Pelaku Sejarah yang Belum Dikenal Di sini, di antara gemerlap laut dan rimbunnya hutan, muncullah blogger Situbondo. Sebutan tak resmi untuk sekelompok pemberani tanpa gelar, seperti Joe Candra - joecandra.com, Faisol Abrori - faisol.id, Echa - echaimutenan.com, Gusti Trisno - gustitrisno.com, Rahman - rahmankalmal.com , dan aku sendiri dengan blog di

Insto Dry Eyes: Rahasia Menghadapi Mata Kering dan Computer Vision Syndrome

Pernahkah kamu merasakan matamu berkunang-kunang dan migrain setelah seharian menatap layar hape? Aku mengalaminya. Aku, Uwan Urwan, seorang pengembara kata, pemburu cerita, dan pencipta puisi, nyaris terjebak dalam jerat kecanduan layar. Mata yang lelah dan kering menjadi teman setia. Pengalaman Mata Kering karena Terlalu Lama Menatap Layar Hape Keseharianku sebagai seorang blogger, kreator konten, dan penulis puisi membawaku dalam aliran teknologi, menyulut pancaran cahaya layar sepanjang hari. Awalnya hanya urusan pekerjaan, namun perlahan, kebiasaan membuka hape dan laptop terus menggelayuti, meski cahaya pekerjaan telah surut. Mataku pun menjadi korban kelelahan yang terabaikan. Dalam dunia maya, aku menemukan kebahagiaan berinteraksi, meresapi riset para peneliti, dan terbius oleh pancaran cahaya teknologi. Sulit untuk melepaskan diri dari belenggu kecanduan layar hape, bahkan dalam momen-momen sederhana sehari-hari. Namun, kebahagiaan hakiki ditemukan ketika berada di tengah-ten