Skip to main content

Posts

Showing posts from July 22, 2018

Stadhuis Schandaal, Mengulik Sejarah Zaman Penjajahan

Kota Tua sudah menjadi tempat wisata terkenal di Jakarta. Wisatawan lokal dan wisatawan asing seringkali berkunjung ke Kota Tua untuk melihat kemolekan bangunan zaman lampau yang masih kokoh hingga saat ini. Bangunan pada zaman itu memang terbukti kuat. Bangunan peninggalan itu dibangun saat Indonesia masih dijajah Belanda. Tak heran jika banyak bangunan di Indonesia namanya ke Belanda-belandaan termasuk di kawasan Kota Tua. Banyak kisah sebenarnya yang bisa diangkat saat berkunjung ke Kota Tua. Ada beberapa museum yang menggambarkan kehidupan Indonesia pada zaman itu. Namun tidak semua hal bisa ditangkap dan dikisahkan. Beruntunglah Xela Pictures mampu mengangkat Stadhius Schandaal sebagai bagian dari salah satu karya film di Indonesia.   Film Stadhuis Schandaal disutradarai oleh Adisurya Abdy. Kebetulan film ini sudah tayang di bioskop kesayangan kita di seluruh Indonesia mulai tanggal 26 Juli 2018. Film ini mengisahkan Fei yang sedang mengerjakan tugas kampus tentang

22 Menit, Terinspirasi dari Bom Sarinah

Anas (Ence Bagus), office boy di sebuah perusahaan, berakhir dengan mati sia-sia. Teroris yang membabi buta di jalan raya di depan Sarinah, Jakarta, menembak kepala Anas. Anas terkapar dan meregang nyawa. Puluhan hingga ratusan orang panik setelah terjadi ledakan di sebuah kedai kopi dan pos polisi. Mereka berhamburan, ada yang berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi, ada juga yang berusaha menyelamatkan diri. Kira-kira begitu gambaran sebagian adegan dalam film 22 Menit. Terinspirasi dari aksi teror Bom Sarinah pada 2016 yang menghebohkan warga Jakarta secara khusus dan Indonesia pada umumnya. Film berdurasi 75 menit ini cukup membuat saya teralih permanen dan akhirnya mematikan smartphone . Film karya Eugene Panji dan Myrna Paramita dari Buttonijo Films dan Bank Rakyat Indonesia mengangkat tentang keberanian warga Jakarta dan betapa sigapnya anggota kepolisian dalam mengatasi serangan teroris yang terjadi di kawasan Thamrin dua tahun lalu. Bekerjasama dengan pen

Serunya Walking Tour di Pasar Baru, Jakarta

Siang itu langit cerah, awan-awan putih bergelombang diterpa sinar mentari, angin berembus lembut di pipi. Daun-daun palem bergerak-gerak seperti penari-penari tradisional memainkan tangan gemulainya. Saya tersenyum sambil memastikan perjalanan beberapa menit lagi sangat menyenangkan. Walking tour , istilah yang masih cukup asing di telinga. Meski saya sering melakukannya sendiri, biasanya, untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu, walking tour dengan dipandu tour guide sebagai fasilitas tambahan dari hotel IBIS Tamarin, Jakarta, adalah tawaran menggiurkan yang tak boleh dilewatkan. Pasar Baru menjadi tujuan wisata kami berempat, saya dan Imawan Anshari, teman bloger; Gracia Vega Setiawan, Assistant Sales Manager IBIS Tamarin; serta Erik, guide kami dari meetcation.com. Mobil melaju dengan mantap, jalanan cukup lengang untuk dilalui, dan saya terlena dalam perbincangan-perbincangan kecil di dalam mobil. Beberapa saat hening, lalu kami sibuk dengan pikiran masing-masing, sepe