Aku tahu, kau sibuk. Pekerjaan menumpuk, deadline tak kenal waktu, dan hiburan di layar seolah menjadi pelarian. Tapi izinkan aku, matamu, menulis sepucuk surat. Surat dari organ mungil yang mungkin sering kau abaikan. Padahal, setiap hari aku menjadi jendela duniamu. Aku mengajakmu membaca, menonton, bekerja, bahkan menangis dan tertawa. Namun akhir-akhir ini, aku lelah.
Kau mungkin belum menyadari sinyal yang kukirim. Mata sepet di pagi hari, perih menjelang malam, dan lelah yang tak kunjung reda. Kadang aku membuatmu berair, kadang justru terasa kering dan gatal. Itu bukan tanpa alasan. Itu adalah caraku berkata: “Aku butuh istirahat. Tolong jangan paksa aku melihat terus apalagi menatap gawai pandaimu!” Tapi kau terus memaksaku. Dalam gelap maupun terang, aku dipaksa waspada. Bahkan ketika tubuhmu rebah, jari-jarimu masih mencari notifikasi.
Pernahkah kau merasa seperti ada pasir menempel di kelopakmu? Atau pandanganmu kabur setelah menatap layar terlalu lama? Itu bukan mimpi. Itu aku. Aku sedang berontak. Karena aku tahu, jika terus begini, akan datang masa di mana aku benar-benar tak sanggup lagi.
Tolong, Aku Bukan Mesin Penglihatan
Tahukan kau, Uwan! Gawai pandai yang kau buka sepanjang waktu itu mengeluarkan cahaya biru yang amat sangat menyakitiku. Aku bahkan kesulitan berteriak. Kata orang, cahaya biru itu memiliki panjang gelombang 400-900 nanometer dan energiya cukup tinggi untuk bisa menembus ke dalamku dibandingkan jenis cahaya lain. Ibaratnya jika kau menatap layar sepanjang hari itu seperti kau menelan pisang goreng yang diberi sedikit racun. Tidak terlalu berbahaya tapi kau dibuat mati perlahan, otakmu dibuat tak berdaya dan kemudian suatu saat jantungmu berhenti berdetak.
Jika hanya terjadi seminggu, dua minggu, atau satu bulan, cahaya biru yang menusukku itu akan membuatku mata lelah, mata kering. Kau tahu kenapa? Karena saat aku sangat fokus ke layar, refleks kedipku amat sangat berkurang. Bayangkan, aku seharusnya berkedip 15-20 kali dalam satu menit, melumasi permukaan tubuhku dengan air mata alami yang kuproduksi, berkurang menjadi 5-7 kali saja per menit.
![]() |
Kredit: theraspecs.com |
Tak kah kau merasakan penghilatanmu kabur atau mengalami nyeri kepala di sekitar mata? Itu aku yang memberi sinyal agar kau melihat sekitar beberepa detik saja. Tak banyak yang kuminta, beberapa detik saja melihat sekitar dan matamu akan kembali basah oleh cintaku, sayangnya kamu mengabaikanku. Bahkan saat seharusnya aku terlelap di malam hari, engkau masih menatap layar, menghambat produksi melatonin, hormon tidur alami yang seharusnya tubuhmu produksi. Makanya setiap hari rasanya jam tidurmu semakin malam. Kamu paham tidak?
Bila kamu melakukan itu selama bertahun-tahun, tanpa kamu sadari kamu akan membunuhku. Akan hilang kenikmatanmu saat melihat daun-daunan bergoyang diterpa angin atau kupu-kupu warna-warni yang hinggap di tanganmu. Retinaku akan rusak karena memicu stres oksidatif di dalam retinaku. Belum lagi akan terjadi gangguan sikus tidur kronis yang menyebabkan insomnia, mood swing parah, dan kelelahan sehari-hari padahal tidak melaukan ativitas berat. Hal terakhir yang akan terjadi adalah sindrom mata digital atau orang luar negeri menyebutnya Computer Vision Syndrome.
Bukan cuma aku yang bicara. Para ahli mata menyarankan aturan 20-20-20: setiap 20 menit menatap layar, lihatlah objek sejauh 20 kaki selama 20 detik. Itu bukan basa-basi. Itu upaya menjaga agar aku tetap berfungsi. Tolong, mata kering jangan disepele in. Tak sedikit yang menyesal ketika sudah terlambat.
![]() |
Kredit: Puskesmas Mangunharjo |
Aku tidak minta banyak. Sedikit perhatian, sedikit istirahat, dan sedikit jeda untuk sekadar memejam. Jangan lupa juga, tetesin Insto Dry Eyes saat aku mulai terasa kering. Itu bukan kemewahan, itu bentuk cinta.
Matamu Bukan Superhero—Aku Butuh Dirawat
![]() |
Perasaan tidak nyaman di mata benar-benar mengganggu kalau sudah parah |
Aku tidak terbuat dari baja. Tak punya tenaga cadangan seperti pahlawan super yang kau lihat di layar. Aku hanya sepasang mata—organ kecil yang setiap hari kau paksa bekerja lebih keras dari seharusnya. Kadang aku memberi kode: perih, sepet, atau lelah. Tapi kau diamkan. Kupikir kau hanya lupa. Tapi ternyata kau terbiasa mengabaikan.
Kau tahu, aku pernah mendengar tentang seorang perempuan berusia 72 tahun. Namanya tak disebut, tapi ia jadi subjek dalam penelitian oleh Jauza Raudhatul Jannah Mendrofa dan Syarifah Rohaya dari Universitas Malikussaleh. Awalnya, ia hanya merasa ada yang mengganjal setiap pagi—sekret putih kekuningan, rasa panas, mata merah, dan perih seperti pasir yang tak kunjung luruh. Ia pikir itu hanya gejala usia. Tapi tidak. Itu adalah sindrom mata kering. Dan saat tak ditangani, kondisinya memburuk: penglihatan kabur, kelopak kaku, bahkan muncul erosi pada kornea.
Apa yang terjadi padanya bisa terjadi padaku. Dan padamu. Terutama jika terus bekerja di depan layar, membiarkan udara kering menyelimuti, tanpa istirahat, tanpa asupan nutrisi, tanpa satu tetes pun perawatan. Penelitian itu mencatat bahwa komplikasi mata kering bisa begitu serius: borok kornea, infeksi sekunder, hingga kerusakan permanen. Aku tidak ingin sampai di sana.
Maka dari itu, kumohon: rawat aku. Jangan tunggu sampai aku mengabur, sampai dunia jadi bayang-bayang. Jangan tunggu sakitnya menusuk seperti jarum di balik pelupuk. Jangan biarkan aku menyampaikan cintaku padamu dengan cara yang paling menyakitkan. Mata kering jangan disepelekan. Sekali saja, dengarkan aku: teteskan Insto Dry Eyes. Aku tidak butuh banyak. Hanya sedikit perhatian. Sedikit kasih sayang. Dan aku akan tetap setia menjagamu melihat dunia.
Cukup, Sekarang Saatnya Kau Belajar Menyayangiku
![]() |
Rujak adalah salah satu cara enak makan beberapa jenis buah dalam sekali makan |
Kau suka makanan sehat, kan? Brokoli, wortel, dan buah-buahan segar. Itu bukan cuma untuk tubuhmu, tapi juga untukku. Vitamin A adalah sahabatku. Air putih juga teman baikku. Jangan biarkan aku kering karena kau lupa minum.
Kamu hanya perlu mengunyah dalam keadaan segar buah-buahan yang kamu beli. Tidak perlu diawetkan karena bila diubah dalam bentuk jus, buah kering, dan manisan, beberapa zat gizi terbaik yang amat sangat kubutuhkan akan hilang. Jadikan buah-buahan itu cemilan yang menemanimu bersantai atau pun bekerja, tapi aku sarankan untuk mngonsumsi buah saat pagi dan sore hari. Aku tak mau membebani sistem pencernaanmu jika mengonsumsi di malam hari walaupun itu jauh lebih baik dibandingkan makan makanan kemasan pabrik.
![]() |
Mangga tak hanya kaya vitamin yang bagus untuk mata, tapi juga kaya serat dan air. Lebih bagus kali kalau dimakan bersama kulitnya lho. |
Buah-buahan yang sangat aku sukai adalah mangga, pepaya, jeruk, lemon, bluberi, blackberry, kiwi, avokado, tomat, semangka, wortel, dan lain-lain. Aku sangat menyukai beta katoten, vitamin A, vitamin C, vitamin E, antosianin, lutein, zeaxanthin, dan likopen. Tahu kenapa? Itu membantuku mencegah rabun senja, menjaga kelembabanku, membanyu meregenerasi sel-selku yang rusak, menangkal radikal bebas, menjaga retinaku tetap sehat, menjaga pembuluh darahku, mencegah katarak, menjaga dari kelelahan mata, meningkatkan ketajaman mata, dan melindungi dari paparan cahaya biru.
Jika perekonomianmu sudah pulih, kamu bisa menambahkan lemak sehat dalam setiap asupan harianmu. Lemak sehat bisa kamu dapatkan di buah avokado, minyak zaitun, kacang-kacangan, minyak canola, dan lain-lain. Lemak sehat sangat membantu penyerapan vitamin A, E, lutein, dan zeaxanthin, juga bagus untuk otak, hormon, dan jantung.Tak lupa kuingatkan juga untuk memenuhi kebutuhan air putih dan mengurangi konsumsi gulatambahan, gorengan, dan alkohol.
Dan satu lagi, kau tak perlu repot-repot membawaku ke salon mata (jika itu ada). Cukup sedia obat tetes yang bisa kau pakai kapan saja. Tetesin Insto Dry Eyes, setiap kali aku mulai terasa gatal atau berat. Percayalah, aku akan langsung lebih baik.
Ingat, aku bagian dari dirimu. Jangan terus mengandalkanku tanpa peduli keadaanku. Aku bukan alat. Aku adalah penjaga pandanganmu.
Insto Dry Eyes, Hadiah untuk Mata yang Lelah
Aku tahu kau suka hal praktis. Maka aku ingin mengenalkan teman baruku: Insto Dry Eyes. Aku sudah menyinggungnya beberapa kali produk ini, aku harap kamu mengerti bahwa yang kubutuhkan adalah kau untuk menjagaku. Insto Dry Eyes bukan sembarang tetes mata. Kandungan utamanya, Hydroxypropyl Methylcellulose, membuatnya serupa air mata buatan. Ia tahu bagaimana cara menenangkan dan melembapkan permukaanku yang mulai gersang.
Hydroxypropyl Methylcellulose biasa disingkat HPMC yang merupakan turunan dari selulosa, serat alami yang berasal dari sel tumbuhan. Selulosa ini dimodifiksi melalui reaksi kimia dengan menambahkan gugus metil dan hidroksipropil sehingga menghasilkan HPMC. HPMC ternyata tidak hanya digunakan sebagai obat tetes mata, tapi juga dijadikan sebagai obat pengikat tablet (pelapis kapsul), sebagai pengental (pengemulsi atau stabilisator sebagai pengganti gelatin, dan kosmetik. Bila kau mempertanyakan kehalalan produk Insto Dry Eyes? Tentu saja halal karena HPMC berasal dari tumbuhan dan tidak beracun.
Tak perlu resep dokter karena jika kamu ke dokter pun, kamu akan diberikan #InstoDryEyes. Kau bisa membawanya ke mana saja. Ukurannya kecil, tapi manfaatnya besar. Sekali dua tetes saja saat aku mulai terasa kering, aku akan kembali segar. Ia seperti oase di tengah layar yang menyilaukan. Praktis, higienis, dan kini hadir dengan kemasan baru yang lebih modern.
Tolong, jangan ragu untuk menjadikannya bagian dari rutinitasmu. Seperti kau mencuci muka dan menyisir rambut, rawatlah aku juga.
Tolong, Jangan Anggap Aku Cuma Sepasang Alat
Sekali lagi, aku bukan cuma alat untuk membaca teks dan mengetik email, #MataKeringJanganSepelein. Aku adalah saksi hidupmu. Aku menangis bersamamu, tertawa untukmu, dan memandangi langit saat kau bingung arah hidupmu. Aku ingin tetap bersamamu, sehat, dan mampu melihat dunia dalam warna paling jernih.
Jadi, jaga aku. Sayangi aku. Rawat aku sebelum aku tak bisa lagi menunjukkan keindahan dunia.
Jaga matamu, sayangi dirimu. Mulai dari hal sederhana: tetesin Insto Dry Eyes.
Salam kasih sayang,
Dari matamu
Comments