Silent Reader di Grup WhatsApp Harus Diapakan?

Bergabung masuk ke dalam grup WhatsApp itu tanggung jawabnya harusnya sama seperti saat kita masuk ke dalam komunitas. Meski begitu, tidak semua anggota grup WhatsApp dan komunitas itu aktif. Kenyataan di lapangan begitu, mungkin hanya pengurus inti dan beberapa anggota saja. Terleih lagi bila sudah punya kesibukan masing-masing, ya sudah, begitu ada kegiatan, banyak yang akhirnya memilih angkat tangan untuk memegang tanggung jawab.


Silent Reader grup whatsapp


Kadang orang-orang yang tidak aktif dan hanya jadi silent reader itu menjengkelkan, kadang hanya mau enaknya saja, tidak mau ikut pusing memberi ide dan eksekusi. Ya kadang juga tidak bisa menyalakan para silent reader. Seperti dua tulisan tentang silent reader di grup WhatsApp, di mana yang satu membahas dari sisi silent readernya dan yang satu membahas dari mereka yang aktif atau founder/admin grup.


Berdasarkan data hasil wawancaraku dengan beberapa orang, kira-kira sebagai admin/founder komunitas di grup WhatsApp, bagaimana cara menindak para silent reader? 


Ditanya secara personal

Silent Reader grup whatsapp
Deny Oey biasanya juga melakukan chat personal saat mengadakan kegiatan di komunitas (Kredit : Instagram @kohminisme)


Kebanyakan teman-temanku menyarankan untuk bertanya secara personal, Dijapri dulu sih, kata Fachrezy Zulfikar, Founder Level Up Community. Aku setuju bila poin ini jadi saran paling utama bila jengkel dengan mereka yang silent reader. Pemilik akun Instagram @delianurisma menambahkan bahwa jika perlu pertimbangan banyak orang, dia memilih untuk bertanya secara personal sampai mereka mengeluarkan pendapat buat kegiatan tertentu. Deny Oey, pentolan Klub Bloger & Buku (KUBBU) pun biasanya melakukan obrolan secara personal bila komunitas sedang ada kegiatan seperti anniversary, bakti sosial, dan lain-lain. 


Baca juga : Pendapat Mereka tentang Silent Reader di Grup WhatsApp


Arko, salah satu temanku yang menjadi admin Grup Kerjaan dan Grup Belajar bilang bahwa bila ada urusan mendesak dan yang bersangkutan tidak merespon di grup, tentu akan ditanya secara personal. Sambil dibilangin, next time jangan kayak gitu lagi, tambahnya.


Biarkan saja

Silent Reader grup whatsapp
Kredit : thenewsdigit.com


Berdasarkan dua tulisan sebelumnya, aku menyimpulkan sendiri bahwa perilaku diam saja tanpa mengamati atau sambil mengamati itu adalah hal umum. Sebagian besar terjadi di grup WhatsApp apapun dan manapun. Poin ini juga jadi rekomendasi kuat tindakan untuk para silent reader. Biar ajalah, kalo dia bete paling keluar sendiri. Aku juga diem aja sih ga terlalu peduliin yang sider (silent reader), entah kalau admin lain, katanya. 


Pemilik akun Instagram @syachdeen pun tak begitu peduli dengan para silent reader. Aku sih gak ambil pusing. Ada yan tanya ya saya jawab, yang diem bae sabodo teuing karena kadang kalo ada yang tanya langsung japri, katanya. Ya benar sih, kalau misalnya para silent reader bosan atau merasa tidak ada manfaat di dalam grup, biasanya juga keluar sendiri. 


Memanggil para silent reader di grup

Silent Reader grup whatsapp
Jadi tantangan buat Masolo untuk menghidupkan grup whatsApp (kredit : @sesuapnasi__)


Beberapa orang yang tidak mau disebut namanya menyarankan hal serupa, memanggil nama-nama yang jarang nongol di grup. Itu sebagai tanda bahwa kehadiran orang-orang yang disebut masih diperlukan atau itu adalah sarana untuk meramaikan grup kembali. Kadang pendapat sekecil apapun dibutuhkan dalam kegiatan atau programtertentu, apalagi bila kegiatan itu bersifat sosial. Tentu peran aktif semua orang di dalam grup sangat dibutuhkan. 


Masolo, Inisiator Ruang Sharing Foodies justru punya pendapat menjadikan spara silent reader itu sebagai narasumber untuk topik-topik sesuai keahlian. Tentunya setiap orang punya keahlian yang bisa diambil ilmunya. Karena sebuah grup adalah sarana saling memanfaatkan dan menimba ilmu, tentu saran Masolo patut dipertimbangkan. 


Membahas topik yang bermanfaat dan dibutuhkan anggota

Beberapa teman bilang, jika grupnya bermanfaat untuk anggota, tentu akan jarang sekali ada silent reader. Sering aku menemukan grup-grup yang tidak sesuai dengan visi dan misinya. Niat awal bergabung ke dalam grup tersebut untuk dapat informasi terupdate tentang pertanian misalnya, eh malah banyak yang sharing tentang gosip artis. 


Baca juga : Kenapa Keluar dari Grup WhatsApp


Mengutip dari tulisan sebelumnya, Grup yang sudah aktif sharing dan bagi-bagi pekerjaan saja masih banyak yang jadi silent reader, apalagi yang tidak ada program apapun, kata Said, blogger yang tinggal di Jakarta. Perempuan Yang Suka Menulis (maunya disebut begitu) yang juga jadi admin di grup WhatsApp bilang kalau di grup perlu membahas sesuatu yang seru dan bermanfaat. Intinya tidak SARA ya, tambahnya


Disindir/marah-marah di grup

Saking jengkelnya tidak ada yang merespon di grup WhatsApp, pastinya emosi meninggi ya. Tak jarang admin marah-marah, ya agar ikut bersuara. Aku sih biasanya suka sindir halus ya di grup. Gak baik sih, tapi bingung juga biar sadar gimana, kata Febby, temanku yang meng-admin-i banyak grup. Temanku yang lain biasanya menakut-nakuti dengan memberi surat teguran atau peringatan, baru yang silent reader mau merespon. Poin ini bisa kamu lakukan jika hal-hal di atas sudah dilakukan. Jika tidak, ada baiknya kamu melakukan hal terakhir ini.


Dikeluarkan dari grup

Silent Reader grup whatsapp


Mengeluarkan para silent reader dari grup WhatsApp adalah langkah terakhir bila semua langkah yang baik-baik sudah dilakukan tapi tidak membawa hasil. Pemilik akun Instagram @mr.chan16 bilang kalau mau membaca saja bisa pakai media lain, seperti media sosial atau koran. Kick member juga sah-sah saja kok, katanya. 


Menurut Ery Udya, admin/founder Grup Blogger khusus wilayah Purbalingga, sebelum mengeluarkan silent reader, Ditanya masih mau gabung di grup atau tidak. Kalau mau, mohon untuk aktif, jika tidak, remove dari grup, ucapnya. Deny Oey pun setuju untuk mengeluarkan mereka apalagi jika tidak ada tanggapan saat ditanya via chat personal. 


Bagaimana? Sudah ada gambaran untuk menindak para silent reader? Lakukan beberapa cara di atas bila memang ingin semua anggota grup WhatsApp aktif. Sebab begitu aku tanya teman-teman ingin punya banyak anggota atau sedikit di dalam grup WhatsApp, sebagian besar menjawab lebih baik sedikit orang tapi sebagian besar aktif. Hehe... 

1 comment:

Vicky Laurentina said...

Saya punya WAG. Sebelum WAG-nya merekrut anggota, sudah saya bikin peraturan bahwa anggota yang Silent Reader selama 3 bulan akan dikeluarkan. Sebelum anggota masuk, saya suruh baca Peraturan itu dulu sebelum setuju dimasukkan. Jadi tidak ada yang masuk karena terpaksa, dan tidak ada yang belum paham bahwa silent reader bukan status yang diizinkan bertahan lama.