Skip to main content

Kenapa UMKM Perempuan harus Melek Digital?

Berbelanja adalah kegiatan rutin yang aku lakukan, setiap hari. Pelaku usaha bertebaran di sekeliling, mulai dari warung makan, kedai kopi, warung kelontong, abang-abang mie ayam, penjual sate, outlet jus, gerai pulsa, minimarket, dan banyak lagi. Kalau dihitung dari ujung ke ujung bisa sampai ratusan pelaku usaha kecil sampai menengah yang beroperasi.

Uwan urwan


Pandemi mengubah segalanya jadi serba digital

Uwan Urwan
Aplikasi marketplace yang kupunya

Bila sebelum pandemi masih bisa menahan diri untuk tidak buka aplikasi jualan, mau tidak mau berselancarlah tanganku mencari barang yang kuperlukan untuk bertahan hidup dan berkarya selama berada di rumah saja. Ditambah dengan toko-toko yang kulewati di beberapa aplikasi jualan, bisa terhitung lebih dari 1.000 toko harusnya.

Menurut data iPrice, jumlah pengguna marketplace pada kuartal 3 tahun 2020 meningkat dibandingkan kuartal 3 tahun lalu. Menurut hasil riset RedSeer, pembelian pun meningkat 18.1% mencapai 98,3juta transaksi dengan total 1,4juta USD. Perkiraannya ada 12juta pengguna marketplace baru selama pandemi. 

Uwan Urwan


Data Badan Pusat Statistik (BPS) pun cukup mencengangkan, dari 64juta lebih pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia, 64,5% (37juta)-nya dikelola oleh perempuan. Sebanyak 30% dari 64juta UMKM terganggu karena pandemi (ada juga yang gulung tikar), sementara itu 50-70% bertahan dengan berinovasi.

Beberapa kali sempat ke mall karena ada keperluan. Di dalam mall tampak sepi, tak hanya itu, beberapa outlet tutup, bahkan ada yang menempelkan pengumuman, Toko ini dijual. Banyak yang terkena dampak sejak Covid-19 membantai negara kita. Padahal tulang punggung perekonomian di Indonesia itu adalah UMKM. Bisa dibayangkan jika ada lebih banyak lagi yang bangkrut, akan jadi apa kehidupan kita?


47% UMKM perempuan tak manfaatkan teknologi untuk membangun usahanya

Melihat betapa mirisnya keadaan ini, apalagi baru 13% atau 8 juta UMKM yang baru memanfaatkan platform digital, Danone Indonesia bersama Women Will dari Google Indonesia beri pelatihan kepada 700 perempuan binaan Danone agar usahanya bisa maksimal dengan digital marketing. Perempuan sebanyak itu terdiri dari Ibu-ibu Aqua Home Service (AHS) dan ibu kantin Warung Ibu Sehat (WAS). Pelatihan itu berupa edukasi tentang pemanfaatan media sosial, fitur di Google, dan media lain untuk promosikan produknya.

Uwan Urwan


Informasi di atas kudapat saat ikut webinar Perempuan Pelaku UMKM: Berkembang dengan Memanfaatkan Teknologi Digital tempo hari melalui Zoom. Pematerinya pun termasu orang-orang kompeten di bidang ini, Destry Anna Sari, Asisten Deputi Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia; Vera Galuh Sugijanto, Vice Presiden General Secretary Danone Indonesia; Dora Songco, Product Marketing Manager for Brand & Reputation Google Indonesia; dan Jonathan End, Digital & Growth Consultan.

Uwan Urwan

Uwan Urwan


Ikut arus dan melakukan inovasi itu perlu, apalagi di zaman yang serba tidak jelas. Terlebih ada 272,1juta penduduk Indonesia di mana 175,4jutanya sudah pakai internet dengan durasi rata-rata 7 jam 59 menit. Sementara itu ada 60juta akses ke media sosial dengan durasi 3 jam 26 menit. Bila tetap menggunakan sistem konvensional, UMKM perempuan akan ketinggalan, bahkan bisa bernasib sama dengan mereka yang sudah menutup usahanya.

Uwan Urwan

Uwan Urwan


Dengan jumlah perempuan sebagai pendiri UMKM lebih banyak, artinya perempuan punya peran penting dalam stabilkan perekonomian nasional (selain perekonomian keluarga). Pelatihan online yang Danone Indonesia dan Women Will lakukan, langkahnya tepat, selain optimasi bisnis, juga membangun mental kewirausahaan dan perkuat business minset. Kemudahan penjualan tanpa harus membuka toko membuka peluang agar pasarnya lebih luas, permudah pembayaran, sekaligus distribusinya. Efek samping lainnya adalah mampu beradaptasi, diskusi dengan pelaku usaha lain, dan lebih percaya diri menghadapi masalah-masalah di masa depan.

Comments

Paling banyak dibaca

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.