Skip to main content

Film Makmum Tidak Layak Tonton? Oh Ya?


Sekilas saat menonton trailer Film Makmum, saya langsung teringat Film Munafik, jadi tergelitik untuk menonton. Banyak perdebatan terjadi karena poster film horor Indonesia itu menggambarkan setan dengan wajah buruk rupa menjadi makmum salat. Tidak sedikit yang menilai film ini sudah menakut-nakuti manusia saat salat.

Kredit foto : Instagram @makmummovie


Perdebatan-perdebatan itu bukannya membuat saya takut, justru membuat penasaran. Apalagi sudah lama saya mengabaikan film hantu-hantuan karena memang sempat mengalami masa-masa takut akan hal yang berbau hantu dan sejenisnya. Cukup sering sih saya mengalami gangguan-gangguan meski tidak sampai menampakkan diri. Jangan sampai dong! Plis!

Film Makmum vs realita film horor Indonesia mendapat promosi gratis


Kredit foto : Instagram @makmummovie

Sebenarnya penggambaran setan di film Makmum yang megganggu pemeran saat salat tidak terlalu banyak. Saya rasa makmum hanya menjadi pengantar cerita dalam film Indonesia terbaru itu. Beberapa komentar berseliweran di media sosial membuat saya gemas, beberapa menyalahkan pembuat film, beberapa menyalahkan poster, beberapa menyalahkan trailer, beberapa mengaitkan dengan ujung-ujungnya duit, beberapa mengaitkan dengan keislaman, dan macam-macamlah.

Saya tidak menyalahkan pendapat-pendapat yang kadang menurut saya terlalu jauh dari tujuan utama film tersebut. Beberapa hal saya setuju, misalnya yang berkomentar, “Ya UUD-lah pokoknya.” Iya, benar. Tujuan orang berkarya dan menjual karyanya memang untuk mendapatkan uang. Buat apa capai-capai kerja kalau tidak dapat uang? Mau kerja bakti?

Mengenai poster dan trailer? Saya juga setuju sih kalau poster ini bikin paranoid (biasa disingkat parno). Saya pun sebenarnya suka parno setiap malam, sebelum tidur bila sedang sendirian. Paling sering saya tidur dengan lampu menyala. Mau menyalahkan pembuat poster, ya tidak bisa juga, tujuan membuat poster dan trailer ya untuk membangkitkan rasa penasaran, membangkitkan ketakutan, membangkitkan emosi yang melihat.

Dari sekian banyak komentar negatif tentang film ini ternyata kebanyakan memang datang dari orang-orang yang hanya baru menonton trailer dan posternya saja. Belum sampai ke tahap menonton film di bioskop. Agak ironis memang, tapi sayangnya kondisinya lebih sering begitu. Di sisi lain, Film Indonesia terbaru ini berhasil membangkitkan emosi masyarakat. Tanpa harus membayar iklan dan influencer puluhan sampai ratusan juta, film Indonesia terbaru ini mendapat atensi masyarakat dong, dengan kata lain promosi gratis, promosi gratis, dan promosi gratis. Hehe...

Kredit foto : Instagram @makmummovie

Sederhananya sih, karena sudah tahu ini film seram, buat yang penakut dan tidak suka film hantu, tidak usah menonton dan tidak perlu berkomentar apapun. Bagi saya dan bagi orang yang gemar menonton film setan, komentar negatif dari orang-orang yang seperti itu kerap mengganggu. “Lah nonton filmnya saja tidak kok sudah berkomentar sampai mengeluarkan hadist?” Nah bagaimana kalau pendapat-pendapat mereka ternyata tidak sesuai dengan komentarnya? Paling bijak sih memang menonton terlebih dahulu baru berkomentar. Paling tidak ada dasarnya bagian mana yang tidak layak. Namanya pendapat, boleh dong subjektif. Hehe...

Film Makmum, memang jadi salah satu film horor terbaik yang wajib ditonton

Berawal dari film pendek Makmum karya Riza Pahlevi, kemudian difilmkan oleh Hadrah Daeng Ratu. Menurut pendapat saya memang harus ditonton. Ceritanya cukup berbeda jika dibandingkan film horor Indonesia yang lain. Setingnya adalah di asrama pada saat liburan. Kemunculan setannya pun tidak hanya saat malam, tapi siang hari juga.


Oh ya kalau di film pendek Makmum karya Riza Pahlevi memang benar-benar cerita sedang salat dan diganggu. Namun, di film horor terbaik karya Hadrah Daeng Ratu dan teman-teman lebih kompleks. Menarik karena film horor Indonesia karya Hadrah Daeng Ratu terlihat seperti penuh lika-liku karena tiga anak asrama dihukum tidak boleh pulang, sementara ketua asramanya galak dan tidak percaya dengan yang namanya gangguan makhluk halus, mantan ketua asrama dan penjaganya punya rahasia, dan mantan penghuni asrama yang punya kaitan dengan kejanggalan di sana.

Kredit foto : Instagram @makmummovie

Cerita di film Indonesia terbaru ini sederhana dan sepertinya memang tidak ada unsur dendam di dalamnya. Menurut saya sih bagus karena pertama adegan setan yang menjadi makmum salat tidak terlalu seram (tidak tahu ya kalau buat orang lain), ada kejutan yang membuat saya dan satu penonton di dalam bioskop menjerit kemudian tertawa cukup lama, suka dengan peran Titi Kamal yang tidak begitu takut berhadapan dengan makhluk halus, dan beberapa hal lain. Saya lupa.

Sayangnya ada beberapa hal yang belum tersampaikan dalam film Indonesia terbaik ini, misalnya motif setan yang mengganggu itu apa? Biasanya kalau di film hantu lain, dijelaskan kenapa mengganggu, karena dendam, karena tempat tinggalnya dirusak, dan lain-lain. Hanya saja dalam film karya Hadrah Daeng Ratu ini tida jelas. Setelah penyebab kematian salah seorang penghuni asrama diketahui, si setan pun masih mengganggu. Tidak ada dialog dengan setan seingat saya.




Hal lain lagi, saya kurang sreg dengan peran Ali Syakieb waktu adegan pengusiran setan. Saya pernah melihat adegan pembacaan ayat-ayat Alquran yang lebih fasih dan kental tajwidnya di Film Munafik. Ekspektasi saya minimal setara Syamsul Yusof di film Munafik, tapi ternyata tidak. Ali Syakieb tampak ragu sampai membuat saya berkomentar, “Yaaah...” Selain adegan itu, Ali Syakieb bagus kok menurut saya.

Komentar saya yang diposting di IG Story


Adegan pengusiran hantu itu kalau dilihat-lihat agak mirip di Film Munafik. Agak mirip ya, tapi bukan berarti sama. Bagusnya sih di salah satu film horor terbaik ini modifikasinya berhasil membuat saya tercengang, jadi kesan sama banget dengan Film Munafik itu tidak ada.

Saya tidak akan memberi rating untuk film horor terbaik ini, tapi ya saya hanya memberi gambaran bahwa di Film Makmum tidak seburuk komentar yang ada di media sosial. Kalau suka menonton film horor, sebaiknya abaikan. Buat yang tidak nyaman menonton film horor, masih ada film menyenangkan lain untuk ditonton.

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Blogger Situbondo dan Peranannya dalam Mempromosikan Kota Santri

Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan pesona yang belum banyak terungkap. Dibandingkan dengan Banyuwangi yang sibuk dengan wisata kelas dunia dan Jember yang dikenal dengan festival budayanya, Situbondo seolah masih berada dalam bayang-bayang. Padahal, kabupaten ini memiliki daya tarik luar biasa, dari wisata alam, budaya, hingga kuliner khas yang unik. Tantangan utamanya adalah bagaimana cerita tentang Situbondo bisa menjangkau lebih banyak orang. Di sinilah peran blogger menjadi sangat penting—merekalah yang bisa membawa nama Situbondo ke dunia digital, menyebarkan pengalaman, opini, serta keindahan daerah ini dalam bentuk narasi yang menarik dan inspiratif. Blogger Situbondo Menjadi Wajah Baru Jurnalisme Digital Dulu, informasi tentang suatu daerah hanya bisa ditemukan melalui media cetak atau berita resmi. Namun, di era digital seperti sekarang, blog menjadi salah satu sumber informasi yang lebih fleksibel, dekat dengan masyarakat, dan mudah diakses. Bl...

Fotografi Malam Hari Dengan Kecanggihan Ultra Night Mode

Fotografi malam hari menggunakan smartphone seringkali membuat saya memutuskan untuk “lebih baik tidak mengeluarkan hape” saja. Namun, sejak ada teknologi Ultra night mode, foto malam hari bukanlah kendala. Fotografi malam hari harus disiasati kalau kamera smartphonenya biasa Beberapa kali saya harus menyerh memang kalau sudah menjelang matahari terbenam kalau disuruh memotret, apalagi di dalam ruangan. Kesal karena smartphone saya belum canggih. Apalagi kalau ada lomba fotografi malam hari, saya menyerah. Tidak punya kamera DSLR atau mirrorless juga kendala lainnya. Hahaha   Meski begitu, teman saya suka memotret menggunakan ponsel, ternyata mendapatkan hasil maksimal. Ternyata dia mengenali karakter kameranya, mulai dari mengatur ISO dan lain-lain. Saya sih kebetulan paling malas belajar tentan itu bisanya hanya mengeluh tiada tara. Pakai mode profesional untuk fotografi malam hari Foto malam hari tidak semudah memotret saat cahaya matahari masih ada. Ada te...

Dibalik Karir Blogger: Berkilau di Dunia maya, Tipes di Dunia Nyata

Bayangkan, kamu berpikir aku hanya menikmati hidup sebagai seorang blogger. Saat tinggal di Jakarta, setiap hariku diwarnai dengan berlalunya waktu di jalanan yang padat, pertempuran melawan kemacetan, dan perlombaan mengejar transportasi agar tak terlambat tiba di undangan-acara. Ya, bisa dibilang aku keluar masuk kafe atau restoran mewah, sering bermalam di hotel berbintang, dan menerima produk-produk terbaru dari merek-merek ternama. Karir blogger seolah berkilau dan hangat layaknya sinar matahari pagi. Namun, semua itu hanya gula-gula pahit yang menghiasi kehidupanku. Hasil sesungguhnya datang setelah berkeringat menulis di blog dan media sosial. Dunia blogger saat ini penuh lika-liku. Karir blogger: Gampang Dapat Uang dari Ngeblog? Sederhana, bukan? Hm, nyatanya tidak semudah yang kamu bayangkan. Terlepas dari sudut pandangmu, menulis di blog adalah perjalanan yang tak bisa diremehkan. Ada faktor-faktor yang bisa mempermudahmu menghasilkan uang dari blog, tapi ada pula faktor-fakt...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus ...

Film Pendek Lastarè: Perundungan, Trauma, dan Identitas Budaya Situbondo

Sebagian kru, pemain, dan sponsor Film Pendek Lastarè berfoto bersama saat premiere di Hotel Rosali (fotografer: Syah Arif Fammada) Aku masih ingat bagaimana semuanya dimulai. Awalnya, kami adalah orang-orang asing satu sama lain. Sebelum Ramadan 2024, aku bertemu dengan Dinda, Akbar, Thufeil, dan Afrizal—bukan karena kebetulan, tetapi melalui teman yang mempertemukan kami dengan satu tujuan: membuat sebuah film pendek Situbondo.  Ide awal memang datang dariku, sebuah kisah tentang perundungan, sesuatu yang begitu dekat denganku, bukan hanya sebagai isu sosial tetapi sebagai pengalaman pribadi. Aku menyerahkan skenario awal kepada Dinda untuk diperbaiki, dan sejak saat itu, dia menjadi sutradara Lastarè dan cerita mengalami banyak perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi. Membiarkan Luka & Trauma Bullying Bicara dalam Film Film pendek Lastarè ini mengangkat pesan anti-bullying di mana perundungan biasa terjadi di sekolah dari tahun ke tahun Perundungan bukan sekadar cerita d...

Fauzi, Sosok di Balik Gerakan Pemuda dan Musik Situbondo

Ahmad Fauzi berdiri di tengah kebunnya Aku tak menyangka akan menemukan sesuatu yang begitu luar biasa di sudut kecil Situbondo ini. Sebuah lahan hijau yang tertata rapi, penuh dengan kehidupan dan harapan. Greenhouse sederhana berdiri kokoh, dikelilingi jaring halus sebagai tempat pembibitan. Di sekitarnya, deretan tanaman sayur tumbuh subur—terong, cabai, kacang panjang, kelor, sawi, serai, pepaya, hingga okra.  Tak jauh dari situ, ada kolam ikan yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari. Area lain dipenuhi tanaman obat, masing-masing telah diberi papan nama, seolah memberi isyarat bahwa tempat ini bukan sekadar kebun, melainkan sumber ilmu dan kehidupan. Di tengah lahan, toren biru mencolok berdiri tinggi, menjadi sumber pengairan utama. Pemandangan ini semakin kontras karena lahan ini dihimpit oleh sawah dan rumah penduduk.  Toren biru ini bukan sekadar tempat penyimpanan air, tapi sumber kehidupan bagi tanaman sayur yang tumbuh hijau di sekitarnya. Ketika aku sibuk m...

Jangan Ikut List Blogwalking Kalau Sekadar Tugas

Fenomena blogwalking sudah terjadi sejak dahulu kala, mulanya menyenangkan. Tidak ada kewajiban untuk mengunjungi balik, berkomentar pun sekehendak hati, juga menambah wawasan karena ada ada tambahan sudut pandang orang lain. Antarbloger sudah sewajarnya saling dukung. Bahagia ngeliat temen bahagia. Fenomena blogwalking masa kini Aku gak mau bilang blogwalking tidak bermanfaat ya. Manfaatnya besar sekali dan aku sendiri bisa tahu apa saja hanya dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan. Masih banyak kok yang benar-benar saling baca tulisan teman-teman blogger. Memang gak semuanya membaca tuntas dan berkomentar. Paling bahagia kalau ada yang komentarnya mengoreksi dan mengapresiasi. Dua-duanya penting, pujian sebagai bentuk apresiasi dan kritik sebagai bahan refleksi.  Nah, dari kesekian kebahagiaan saling menjelajahi tulisan teman-teman bloger, gak sedikit juga sekarang yang cuma blogwalking agar diblogwalking balik oleh sesamanya. Pada akhirnya oknu...

Ramadan Tertib, Belajar Asyik, Ujian Tidak Panik!

Ramadan itu bulan penuh berkah, tapi bagi anak sekolah, tantangannya juga tidak main-main. Bayangkan harus bangun sahur, ibadah tarawih, menahan lapar seharian, tapi tetap harus belajar karena ujian sudah menunggu setelah Lebaran. Aku beruntung bisa ikut webinar bareng Sinotif dan Kak Erfano, dan ternyata banyak sekali insight menarik yang bisa membantu anak-anak (dan orang tua) supaya belajar tetap efektif selama Ramadan. Aku tuangkan di sini biar ilmunya tidak hilang dan bisa bermanfaat buat banyak orang. Jadi, bagaimana caranya biar anak tetap bisa belajar dengan baik tanpa mengorbankan ibadah dan kesehatan? Yuk, kita bahas! Atur Waktu Belajar, Kunci Sukses di Bulan Ramadan Materi yang disampaikan Kak Erfano sangat berguna bagi orang tua yang anaknya menghadapi ujian pasca lebaran (kredit : Instagram Sinotif) Kata Kak Erfano, disiplin waktu itu kunci utama supaya Ramadan tetap produktif. Ini penting karena kalau jadwalnya berantakan, bisa-bisa waktu belajar keteteran, ibadah tidak m...