Skip to main content

Bioenergi, Solusi Manis Tanpa Menangis

Di Belanda, 50% listriknya berasal dari sumber energi terbarukan, hasil pengolahan limbah organik. Sampah-sampah sudah berubah jadi energi listrik. Cara itu efektif untuk menekan pencemaran lingkungan, baik di udara maupun tanah.

Dari segi ekonomi, penggunaan limbah organik itu sangat menarik karena sumbernya bisa didapat langsung di berbagai tempat, termasuk di sudut kota. Setiap rumah dan gedung pasti menghasilkan sampah. Apalagi jumlah 50% yang termasuk energi terbarukan memberikan banyak manfaat di banyak aspek, termasuk dari segi kebersihan kota.

Bebagai alternatif sumber energi terbarukan


Limbah organik sebenarnya adalah biomassa, di mana tergolong sumber energi serbaguna yang bisa disimpan dan diubah menjadi energi panas dan listrik. Beruntunglah Belanda melakukan hal tersebut sehingga kebutuhan energi listrik tidak selalu mengandalkan bahan bakar fosil. Bahan organik tidak hanya bisa diubah menjadi listrik, tetapi menjadi bahan bakar pengganti bahan bakar minyak (BBM). Tidak hanya Belanda, lebih dari 70 negara punya visi dan misi sejalan tentang penggunaan bahan organik sebagai sumber energi terbarukan.


Alternatif penggunaan bahan organik pengganti bahan bakar fosil, sudah dipikirkan dan dijalankan bertahun-tahun lalu. Banyak gerakan dan hasil riset yang sudah diaplikasikan di banyak negara, termasuk salah satunya di Indonesia. Teknologi solar panel (misalnya Baran Powerwall yang digagas oleh Baran Energy) juga termasuk salah satu hasil riset untuk menekan jumlah emisi karbon yang lepas ke udara.

Baca juga : Baran Power, Sumber Energi Masa Depan



Baran Power mengubah energi matahari menjadi energi listrik

Sumber daya alam memang jadi solusi utama berbagai permasalahan hidup, termasuk ketergantungan kita pada penggunaan bahan bakar minyak. Bahan organik yang bisa dimanfaatkan, yaitu limbah kayu, tanaman yang mengandung gula dan pati, limbah pertanian, tanaman berkayu (semak-semak), tanaman minyak, limbah padat, sampah kota, limbah industri, limbah peternakan, dan lain-lain. Batang jagung dan jerami sisa panen pun bisa berguna.

Bioenergi di Indonesia

Di Indonesia, meski belum menyeluruh, beberapa daerah sudah memanfaatkan kotoran sapi untuk diubah menjadi listrik dan pengganti LPG. Mereka yang mengolah kotoran sapi untuk menghasilkan biogas. Per meter kubik biogasnya menghasilkan 6.000 watt listrik per jam. Jumlah itu setara dengan setengah liter minyak diesel.

Tahun 2009, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek), Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) kembangkan bioelektrik, sumber energi listrik dari limbah peternakan di Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Desa Girimekar tercatat kurang dari 50% masyarakat dengan 11ribu kepala keluarga itu yang sudah punya aliran listrik.

Proyek tersebut membuthkan 10 ekor sapi, di mana kotorannya cukup untuk jadi bahan bakar genset. Setiap ekor sapi mampu menghasilkan dua meter kubik biogas per hari. Genset sengaja dimodifikasi agar bisa pakai bahan bakar solar dan biogas dengan perbandingan 30 : 70. Itu bertujuan untuk menghemat penggunaan solar. Satu genset menghasilkan 2.000 watt, sementara itu genset lain yang berkapasitas 700 watt cukup mengandalkan lima ekor sapi mampu memenuhi kebutuhan listrik warga selama 7-8 jam per harinya.

Proses produksi bioetanol (kredit : www2.hawaii.edu)

Di sisi lain, beberapa perusahaan sudah mengembangkan bioetanol, yaitu PT Trada Bioenergy, anak usaha PT Medco Energy International di Lampung; PT Malindo Malang, PT Lampung Distilerry di Lampung, dan PT Indo Acidatama Tbk di Solo. Bioetanol adalah etanol  (alkohol) yang dihasilkan dari hasil fermentasi pati tanaman. Bioetanol adalah salah satu sumber energi pengganti bensin karena tidak menimbulkan bahaya langsung terhadap lingkungan, seperti yang ditimbulkan oleh pembakaran dan penggunaan gas alam. Bioetanol difermentasi dari tebu, sorgum manis, jagung, biji-bijian, dan limbah pertanian. Bioetanol tidak berwarna, sifatnya biodegradable (mudah terurai di dalam), rendah toksin, jika tumpah polusinya sedikit. Penggunaan bioetanol sebagai campuran bensin membuat pembakarannya lebih efektif, lebih banyak, dan emisinya kecil.

Produk bioenergi lain adalah biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak tumbuh-tumbuhan. Di Indonesia, biodiesel dibuat dari kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah, dan lain-lain. Di Indonesia ada banyak perusahaan pemasok biodiesel ke PT Pertamina dan PT AKR Corporindo Tbk. Sampai April 2018, tercatat ada 20 perusahaan pemasok minyak nabati itu, di antaranya PT Cemerlang Energi Perkasa, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, PT Pelita Agung Agriindustri, PT Ciliandra Perkasa, dan lain-lain. Beruntungnya, Indonesia masuk ke dalam lima besar negara penghasil biodiesel dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, Jerman, dan Argentina.


Intinya, penggunaan bahan bakar minyak meningkatkan emisi karbon dan merugikan makhluk hidup di bumi. Dengan mengubah biomassa menjadi bioenergi, yang tentunya terbarukan, energi yang kita terima selalu terasa muda. Seperti sel-sel yang terus-menerus melakukan regenerasi, menjadi sebuah siklus dan di setiap fasenya tidak ada satu pun yang terbuang. 

Referensi:

databoks.katadata.co.id
lipi.go.id
cozer.id
orgprints.org

Comments

Paling banyak dibaca

Membuat Gambar Ilustrasi Digital Pake Hape

Kesulitanku selama membuat ilustrasi manual cuma di ribetnya. Ribet, bikin kotor, terus males beres-beresnya, ditambah kudu nungu kering, abis itu kudu discan, setelah discan aku harus edit dulu pake aplikasi (ngebersihin, motong, ngebenerin warnanya), baru posting di medsos. Keribetan ini yang bikin aku penasaran membuat gambar ilustrasi di hape. Aku cari-carilah aplikasi menggambar di hp, ketemulah beberapa, tapi masih keasyikan bikin ilustrasi pake cat poster.   Membuat ilustrasi manual serius gak enak? Aslinya aku lebih puas ngegambar di kertas. Gak ada tandingannya sih emang bikin gambar ilustrasi manual. Pas ngecampur warna, ada perasaan yang masuk ke dalam warna itu sendiri. Begitu warna disapukan terus dikombinasiin sama warna lain biar bergradasi, jiwaku kayak nyatu gitu. Begitu kering aku senyum-senyum sendiri ngeliat hasilnya dan bakalan dibuka-buka terus karena bangga sama diri sendiri, “Aku keren juga!”   Di sisi lain, hal yang bikin ribet itu bikin aku mikir dua

Iseng Upload Karya Jadi Bisnis dan Kirim ke Berbagai Kota

Sebagai penerima jasa ilustrasi, aku tidak hanya menerima pesanan gambar yang hanya kirim file dalam bentuk JPEG atau PNG saja, tapi kadang ada juga pesanan lukisan di atas kanvas atau kertas. Iseng rutin upload karya di medsos jadi ladang usaha Awalnya hanya iseng-iseng gambar lalu di-upload di media sosial. Aku pun terdorong untuk membuat Fanpage Uwans Art dan membuat akun Instagram khusus postingan gambarku @uwansart. Karena tergabung dalam komunitas kepenulisan, teman meminta izin memakai gambarku untuk dijadikan kover buku kumpulan puisi. Senang? Iya, banget. Dari situ mulai optimis, jadi makin rajin pamer karya di media sosial. Dulu pun menggambar masih di media kertas biasa. Kemudian mulai upgrade peralatan, membeli buku gambar, kanvas, cat poster, cat akrilik, dan aneka macam kuas. Beberapa teman minta dilukis di kaos. Akhirnya aku cukup optimis dan membuka bisnis art, dibuat sesuai pesanan. Ada beberapa produk yang kujual, yaitu kaos lukis, gantungan kunci lukis, sarung bantal

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr