Skip to main content

Beli follower atau organik?

Follower Instagram. Mau banyak atau sedikit tergantung tujuan kita punya akun itu. Tidak semua orang punya orientasi untuk menjadikannya ladang bisnis. Beberapa orang hanya sekadar bahagia posting foto selfie, curhat, dan kehidupan sehari-hari. Ada yang postingannya bagus dan terstruktur, tapi tak sedikit juga yang amburadul dalam postingannya. Jujur, foto dan caption yang tidak menarik (jelek, red) di Instagram bisa jadi sangat mengganggu. Jangan berharap followers bertambah. Berbeda jika kita posting gambar asal di Facebook, Twitter, atau Path. Orang akan maklum. Namun, segmen dunia Instagram jelas berbeda. 



Jangan sekali-kali posting foto blur, tidak jelas maksudnya, atau entahlah pokoknya tidak enak dilihat karena itu sangat berpengaruh pada masa depan followers kita, yang notabene pasti teman kita sendiri. Jangan sedih kalau follower kita berkurang setiap hari atau bahkan teman kita unfollow. Jangan sedih. Akun dengan foto dan caption keren saja sering menjadi korban unfollow massal apalagi akun kita yang berantakan?

Paragraf di atas hanyalah pengantar saja. Saya ingin membahas tentang kenapa sih kita gak boleh posting sembarangan di Instagram, kan itu akun kita. Hm, tapi nanti saja ya. Kali ini saya ingin cerita tentang follower. Sebaiknya beli atau tidak ya?

Keduanya punya perjuangan masing-masing dan tidak bisa disalahkan apakah mereka beli atau tidak. Loh beli pun itu pakai perjuangan. Ada uang yanh dikeluarkan. Entah itu follower aktif atau pasif. Yuk bahas satu-satu.

Beli follower
Buat beberapa orang yang tidak sabar dan ingin menaikkan martabat akunnya, biasanya lebih pilih beli follower. Gampang, tinggal bayar mau berapa follower, dalam kurun beberapa waktu follower meningkat. 

Beli follower sah-sah saja sih. bukan uang kita ini yang keluar

Follower banyak kalau robot pasti likenya dikit. Aslinya sih emang iya. Siapa yang mau like wong followersnya saja robot, akun tak hidup. Masih bisa diakali kok. Ada akun jual followers lengkap jual like juga. Mau posting apapun kita juga bisa minta berapapun jumlah like. Asal kuat uangnya. Kalau tidak, ya terima saja gosip yang sebenarnya fakta.

Mau apapun tujuannya, ujung-ujungnya, akun dengan follower berjuta-juta tapi palsu, ingin juga menghasilkan uang dengan endorse-an. Tapi lagi-lagi tak ada efeknya. Sepertinya sih begitu. Gak tahu lagi ya. Wkwkw. Rekan bisnis juga tidak akan mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan.

Beli follower itu ada dua, follower aktif atau pasif. Yang pasif jelas robot, sementara itu yang aktif ya user biasa. Sama seperti kita-kita.

Ada yang bilang, "Males banget beli follower. Mending follower sedikit tapi asli." Ini benar. Benar sekali. Tapi coba dipikir kembali. Apakah kita hanya akan bertahan dengan follower 200 sampai akhir hayat? Tidak ada usaha sama sekali buat naikin jumlah follower, cuma foto di tempat bagus dengan caption puitis atau foto travelling di pulau keren dengan pemandangan yang aduhai. Maksudnya posting kan pamer. Pamer? Gak usah ngeles dan sok-sokan. Kalau gak pamer, buat apa diposting? Menurut saya sih kalau memang ingin pamer, totalitas dong. Jangan setengah-setengah. Kalau dipuji teman kantor sok-sok merendah padahal dalam hati senang.

Pamer itu manusiawi. Saran saya sih jangan biarkan pamermu sia-sia dan dosa belaka. Pamerlah yang positif. Kalau suka kuliner, posting saja makanan dengan berbagai sudut. Kalau suka travelling, posting saja keindahan alam juga agar orang-orang sadar dan semakin mencintai alam. Kalau suka puisi, tulis saja kata-kata puitis. Ada banyak cara pamer, tapi jangan biarkan pamer itu hanya berhenti di situ saja. Dunia perlu tahu. Ya dunia yang fana ini. Kalau kamu menganggap dunia yang fana ini tak ada gunanya? Tutup akun Instagrammu dan jalanilah hidup seperti biasa. Kalau tidak, kamu pasti tahu ada cara menghasilkan uang hanya dengan memosting foto di Instagram. Cari tahu saja.

Nah beruntungnya untuk mereka yang beli follower, tidak mengganggu kenyamanan dan ketentraman akun lain. Tidak ada yang dirugikan selain diri sendiri dan partner bisnis yang mau menjadikan mereka brand ambassador. Bagaimana dengan follower organik?

Follower organik
Follower organik itu ya user aktif. Entah itu beberapa akun dipegang satu orang atau hanya satu akun untuk satu orang. Melalui follower ini kita bisa berinteraksi saling like, saling komen, saling beri info, dan lain-lain. Saya akan bahas panjang lebar dan pasti ada yang terlupa. Kalau ada pertanyaan, boleh disampaikan di kolom komentar untuk saya bahas pada postingan berikutnya. Ahaha, anyway, saya bukan pakar Instagram sebenarnya. Cuma karena memang dalam nyaris setahun fokus pelajari Instagram, saya jadi tahu beberapa hal.

Bagaimana cara meningkatkan jumlah follower kita? Saya pernah bahas di sini. Silakan dibaca-baca. Cara yang pernah bahas sebelumnya ternyata masih ada yang kurang lo. Saya beri poin-poinnya ya

1. Follow unfollow
Cara ini tergolong jahat, tapi pada kenyataannya banyak terjadi. Banyak akun follow untuk unfollow setelah kita follow back. Biasanya akun ini bekerja aktif sekali follow ratusan hingga ribuan orang dalam sehari. Mereka tidak peduli siapa yang difollow, asalkan setelah dapat target. Mereka unfollow semua. Akun perusahaan gede pun melakukan ini lo. Jangan salah.

Banyak teman-teman mengeluhkan habis diunfollow teman yang lebih hits. Wajar. Alamiah. Banyak alasannya sih. 
Pertama, akunmu tidak menarik. Isinya sampah buat dia. Wajar kalau diunfollow. Kok bisa sampah? Iya, kamu terlalu bangga dengan foto blur, foto selfie di sebelah pispot, foto bayi (yang sebenarnya lucu kalau cara mengambilnya tepat) dengan pencahayaan kurang, dan foto-foto yang sama sekali tidak enak dilihat. Menurutmu bagus sih, tapi tidak untuk orang lain. Introspeksi itu perlu. Jangan asal ngejudge teman yang unfollow kamu. Belajarlah fotografi sekalipun kamu hanya bisa memotret bunga di halaman atau apalah. Minimal postingan di Instagrammu tidak asal, masih masuk ke dapur pengeditan.

Saya juga pernah posting foto yang tidak menarik kok, tapi seburuk-buruknya postingan saya, selalu masuk dalam dapur pengeditan. Ya walaupun tetap jelek. Haha

Kedua, dia memang follower hunter. Tidak peduli siapa yang dia follow, asal targetnya tercapai, mendapat follower 100K, misalnya. Dia pasti akan unfollow beberapa hari kemudian setelah kamu follow back. Ya, baik dunia nyata maupun dunia maya itu kejam, guys. Dan yang jelas, follower hunter punya standar, following tidak boleh lebih dari 500, misalnya. Setiap orang berbeda.

Ketiga, kamu tidak follow back dia. Wajar dia unfollow kalau kamu tidak follow back. Kamu siapa? Artis? Sedangkan artis saja banyak sekali yang unfollow (lebih banyak yang follow sih).


Keempat, dia unfollow karena hampir tidak pernah berinteraksi. Ya, untuk yang satu ini sih sudah jadi pilihan masing-masing orang. Saya pun tak bisa berkata banyak. Saya pernah lo, ada teman seprofesi meminta follow back setelah dia follow. Dalam kurun waktu yang cukup lama, saya cek ternyata beliau unfollow saya. Karena baper, langsung saya samperin ke postingan terakhirnya. Komen sesuatu lalu tak lama kemudian dia follow saya lagi. Karena sudah saya unfollow, saya enggan follow dia. Ahahah. Jadi gitulah. Untuk masalah follow dan unfollow tidak perlu dirisaukan. Yang penting di dunia nyata masih berhubungan baik dan yang jelas, target follower kita jangan hanya di wilayah selingkungan. Perluas. Ada berapa miliar orang di dunia dan kita hanya baper pada follower teman-teman seprofesi? Halo, dunia masih luas loh.

2. Follow semua following "Tambah Followers"


Coba cari akun "tambah followers Indonesia". Kamu akan menemukan ada banyak sekali. Ada yang @tambah_followers_indonesia, @tambah.followers.indonesia, dll. Perhatikan followingnya dan follow semua. Pilih satu akun saja, tidak usah tamak karena hasilnya akan sama. Setelah follow, tunggu 30 menit, unfollow semua, lalu follow kembali. Lakukan cara ini sampai kamu bosan. Besoknya ulangi lagi, besoknya ulangi lagi. Semakin aktif kamu melakukan cara ini, jumlah follower Instagrammu bisa bertambah dengan cepat dalam sehari. Saya pernah melakukan ini. Sayangnya teknik ini punya kekurangan. Jumlah followermu tidak stabil. Besok pagi, akan berkurang banyak. Ya kalau hari ini dapat 50 follower, besoknya berkurang 10 atau 20. Gitu deh. Malah kalau tidak aktif Instagram selama kurun waktu tertentu, ratusan follower akan pergi. Percayalah!

3. Follow akun spesifik


Nah kalau ini sudah pilih-pilih ya. Jadi sebelum menambah follower, harusnya kamu sudah tahu arah akunmu itu untuk apa. Misalnya kamu hobi travelling. Carilah akun-akun travelling yang followersnya bejibun. Follow mereka, sebanyak-banyaknya (karena akun dengan banyak follower kemungkinan besar tidak akan follow kamu. Ahaha.) Tunggulah sampai dua-tiga hari. Followermu akan bertambah, bisa banyak bisa tidak. Tergantung seberapa menarik Instagrammu. Oh ya, jangan lupa follow followers dan following mereka. Unfollow yang tidak follow back. Ulangi langkah di atas berkali-kali sampai kamu memenuhi target. Nah karena akunmu spesifik, bisa nambah follower dengan cepat dan stabil, apalagi jika postinganmu menarik. Untuk itu rawatlah Instagrammu sebaik mungkin. Tirulah akun-akun hits lalu temukan karaktermu. Saran sih, jangan unfollow mereka yang follow back, kecuali postingannya sangat mengganggu. Kadang rezeki datang dari mereka lo


Cara-cara menambah follower organik masih banyak sebenarnya. Cuma ya itu, kamu mau sabar tidak. Sebab saya pernah dalam sehari sudah getol-getol melakukan banyak teknik sampai saya follow lebih dari 1.000 akun, tapi yang follow back hanya segelintir. Hiks. Katakalah kalau kita benar-benar mau fokus, dalam sehari bisa menambah 500 follower. Sayangnya saya belum pernah mengalaminya. Hahaha. Maksimal bisa dapat 150 follower dalam sehari. Percaya deh kalau kamu melakukan teknik ini, biasanya ada akun-akun lain yang tidak kita follow, mereka follow kita. Kalau kamu mau, follow back saja. Kalau tidak, abaikan.

Seperti saran saya pada postingan sebelumnya, untuk follow dan unfollow banyak orang, lakukan dengan pelan. Pastikan sinyal stabil. Pakai XL sinyal akan terus stabil karena sinyal sudah ada di mana mana. Mau melakukan di dalam ruangan atau di luar ruangan tak masalah. Kalau operator lain, ah, saya belum bisa jamin. Yang jelas jika dilakukan dengan terburu-buru akan diblokir oleh pihak Instagram karena dicurigai itu aktivitas semacam spam. Kalau ngeyel, kita bisa diblokir selama satu minggu. Saya sering mengalaminya. Penyebab diblokir bukan juga karena terlalu cepat. Kalau sinyal tidak stabil, dilakukan lambat pun akan tetap bermasalah. Bisa jado diblokir. 

Apalagi? Hm, saya sih tidak unfollow mereka yang sudah follow back, kecuali setelah saya cek, postingannya cenderung selfish. Sama sekali tidak memberi manfaat, baik menghibur, diambil pelajarannya, atau fotonya sama sekali gak ada bagus-bagusnya. Nyampah foto selfie di kolam renang yang diposting berturut-turut 10 foto dalam kurun waktu sepersekian detik Itu pun kualitas foto yang diposting, buruksebaiknya jangan dilakukan. Sekarang ada fitur posting multifoto dalam satu postingan, pergunakanlah itu. Daripada sakit mata, saya unfollow saja. Gak kenal juga. Ya kadang saya dapat zonk, follow akun aneh-aneh yang pada akhirnya kaget begitu postingannya muncul di beranda. Cara paling baik adalah blokir akun itu lalu buka blokirannya. Ahaha... Tapi sebenarnya memang tak ada niat untuk unfollow setelah difollow back sih. Cuma tahu sendirilah, saya perlu meminimalisir dosa karena ngata-ngatain orang tersebab itu. Kalau orang tersebut tahu, saya pun tak masalah jika diunfollow.


Mau tidak mau, suka tidak suka, untuk mendapatkan follower organik akan menyakiti banyak orang. Beberapa orang akan sadar kalau kita unfollow karena kita tidak difollow back. Bisa dibayangkan kalau kita follow 1.000 akun dalam sehari dan yang follow back hanya 100 akun, lalu keesokan harinya kita follow lagi 1.000 akun, begitu seterusnya tanpa unfollow yang tidak follow back? Berapa banyak jumlah following kita?

Jumlah follower memang penting apalagi buat saya dan orang-orang yang bekerja di media sosial. Akun saya masih berantakan. Jadi saya rela jika banyak akun unfollow. Terdeteksi sih melalui aplikasi, tapi saya masih semangat kok menambah follower dengan cara yang memang merepotkan dan tergolong autis. Toh dengan follow banyak orang tak dikenal, saya menemukan teman juga dari berbagai daerah termasuk di luar negeri (haha cuma terhitung jari sih). Tapi kami saling interaksi, saling komen, bahkan beberapa saling kasih info job atau info lain yang saya tidak tahu.

Dannnn pada akhirnya, jumlah follower kadang tak ada artinya jika orientasinya hanya itu. Follower bisa jadi sangat fana. Jika dilihat dari insight, impressionnya paling 10% dari jumlah follower, yang ngelike ya 2%-3% dari jumlah follower. Ini sih liat kasus akun saya sendiri sih. Saya nyadar bukan artis. Apalagi kalau saya sudah mulai posting iklan, impressionnya turun. Belum lagi perjuangan buat ngelike setiap postingan di beranda, kalau sempat bomlike, dan berinteraksi dengan teman. Itu tuh kadang bukan hal yang mudah. Jadi sekarang kamu tinggal pilih, mau bertahan dengan 200-an follower, beli follower, atau menjadi follower hunter? Semangat! (Uwan Urwan)

Comments

Paling banyak dibaca

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr...

Blogger Situbondo dan Peranannya dalam Mempromosikan Kota Santri

Situbondo, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan pesona yang belum banyak terungkap. Dibandingkan dengan Banyuwangi yang sibuk dengan wisata kelas dunia dan Jember yang dikenal dengan festival budayanya, Situbondo seolah masih berada dalam bayang-bayang. Padahal, kabupaten ini memiliki daya tarik luar biasa, dari wisata alam, budaya, hingga kuliner khas yang unik. Tantangan utamanya adalah bagaimana cerita tentang Situbondo bisa menjangkau lebih banyak orang. Di sinilah peran blogger menjadi sangat penting—merekalah yang bisa membawa nama Situbondo ke dunia digital, menyebarkan pengalaman, opini, serta keindahan daerah ini dalam bentuk narasi yang menarik dan inspiratif. Blogger Situbondo Menjadi Wajah Baru Jurnalisme Digital Dulu, informasi tentang suatu daerah hanya bisa ditemukan melalui media cetak atau berita resmi. Namun, di era digital seperti sekarang, blog menjadi salah satu sumber informasi yang lebih fleksibel, dekat dengan masyarakat, dan mudah diakses. Bl...

Fotografi Malam Hari Dengan Kecanggihan Ultra Night Mode

Fotografi malam hari menggunakan smartphone seringkali membuat saya memutuskan untuk “lebih baik tidak mengeluarkan hape” saja. Namun, sejak ada teknologi Ultra night mode, foto malam hari bukanlah kendala. Fotografi malam hari harus disiasati kalau kamera smartphonenya biasa Beberapa kali saya harus menyerh memang kalau sudah menjelang matahari terbenam kalau disuruh memotret, apalagi di dalam ruangan. Kesal karena smartphone saya belum canggih. Apalagi kalau ada lomba fotografi malam hari, saya menyerah. Tidak punya kamera DSLR atau mirrorless juga kendala lainnya. Hahaha   Meski begitu, teman saya suka memotret menggunakan ponsel, ternyata mendapatkan hasil maksimal. Ternyata dia mengenali karakter kameranya, mulai dari mengatur ISO dan lain-lain. Saya sih kebetulan paling malas belajar tentan itu bisanya hanya mengeluh tiada tara. Pakai mode profesional untuk fotografi malam hari Foto malam hari tidak semudah memotret saat cahaya matahari masih ada. Ada te...

Dibalik Karir Blogger: Berkilau di Dunia maya, Tipes di Dunia Nyata

Bayangkan, kamu berpikir aku hanya menikmati hidup sebagai seorang blogger. Saat tinggal di Jakarta, setiap hariku diwarnai dengan berlalunya waktu di jalanan yang padat, pertempuran melawan kemacetan, dan perlombaan mengejar transportasi agar tak terlambat tiba di undangan-acara. Ya, bisa dibilang aku keluar masuk kafe atau restoran mewah, sering bermalam di hotel berbintang, dan menerima produk-produk terbaru dari merek-merek ternama. Karir blogger seolah berkilau dan hangat layaknya sinar matahari pagi. Namun, semua itu hanya gula-gula pahit yang menghiasi kehidupanku. Hasil sesungguhnya datang setelah berkeringat menulis di blog dan media sosial. Dunia blogger saat ini penuh lika-liku. Karir blogger: Gampang Dapat Uang dari Ngeblog? Sederhana, bukan? Hm, nyatanya tidak semudah yang kamu bayangkan. Terlepas dari sudut pandangmu, menulis di blog adalah perjalanan yang tak bisa diremehkan. Ada faktor-faktor yang bisa mempermudahmu menghasilkan uang dari blog, tapi ada pula faktor-fakt...

Pengalaman Pakai Pasir Pantai sebagai Pengganti Pasir Kucing

Sudah punya kucing sejak kecil. Biasa atas keberadaan kucing membuatku tak pernah berhenti untuk punya kucing. Kucing liar yang sering mampir ke rumah biasanya aku juga beri makan dan yang mau mendekat aku pelihara. Punya kucing sebelumnya dibiarkan pup di luar. Repot kalau anak-anak kucing sudah mulai makan selain air susu induknya, pasti akan kencing dan pup di kasur karena induknya pasti lebih nyaman meletakkan anak-anaknya di kasurku. Dulu harus melatih mereka terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum bisa pup di luar   Setiap hari harus mencuci sprei dan menjemur kasur. Begitu tahu bahwa kasur bukanlah tempat pup dan pipis, mereka akan buang hajat di luar. Tentu saja akan mencari pasir atau tanah yang cukup gembur sebagai tempat merahasiakan hasil buangan. Kadang tanah tetangga jadi sasaran dan harus menerima omelan mereka.   Sejak awal tahun 2022, kembali dari ibukota, kucing melahirkan, dan sudah mulai makan selain air susu induknya, aku siapkan pasir buat mer...

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus ...

Film Pendek Lastarè: Perundungan, Trauma, dan Identitas Budaya Situbondo

Sebagian kru, pemain, dan sponsor Film Pendek Lastarè berfoto bersama saat premiere di Hotel Rosali (fotografer: Syah Arif Fammada) Aku masih ingat bagaimana semuanya dimulai. Awalnya, kami adalah orang-orang asing satu sama lain. Sebelum Ramadan 2024, aku bertemu dengan Dinda, Akbar, Thufeil, dan Afrizal—bukan karena kebetulan, tetapi melalui teman yang mempertemukan kami dengan satu tujuan: membuat sebuah film pendek Situbondo.  Ide awal memang datang dariku, sebuah kisah tentang perundungan, sesuatu yang begitu dekat denganku, bukan hanya sebagai isu sosial tetapi sebagai pengalaman pribadi. Aku menyerahkan skenario awal kepada Dinda untuk diperbaiki, dan sejak saat itu, dia menjadi sutradara Lastarè dan cerita mengalami banyak perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi. Membiarkan Luka & Trauma Bullying Bicara dalam Film Film pendek Lastarè ini mengangkat pesan anti-bullying di mana perundungan biasa terjadi di sekolah dari tahun ke tahun Perundungan bukan sekadar cerita d...

Fauzi, Sosok di Balik Gerakan Pemuda dan Musik Situbondo

Ahmad Fauzi berdiri di tengah kebunnya Aku tak menyangka akan menemukan sesuatu yang begitu luar biasa di sudut kecil Situbondo ini. Sebuah lahan hijau yang tertata rapi, penuh dengan kehidupan dan harapan. Greenhouse sederhana berdiri kokoh, dikelilingi jaring halus sebagai tempat pembibitan. Di sekitarnya, deretan tanaman sayur tumbuh subur—terong, cabai, kacang panjang, kelor, sawi, serai, pepaya, hingga okra.  Tak jauh dari situ, ada kolam ikan yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari. Area lain dipenuhi tanaman obat, masing-masing telah diberi papan nama, seolah memberi isyarat bahwa tempat ini bukan sekadar kebun, melainkan sumber ilmu dan kehidupan. Di tengah lahan, toren biru mencolok berdiri tinggi, menjadi sumber pengairan utama. Pemandangan ini semakin kontras karena lahan ini dihimpit oleh sawah dan rumah penduduk.  Toren biru ini bukan sekadar tempat penyimpanan air, tapi sumber kehidupan bagi tanaman sayur yang tumbuh hijau di sekitarnya. Ketika aku sibuk m...

Jangan Ikut List Blogwalking Kalau Sekadar Tugas

Fenomena blogwalking sudah terjadi sejak dahulu kala, mulanya menyenangkan. Tidak ada kewajiban untuk mengunjungi balik, berkomentar pun sekehendak hati, juga menambah wawasan karena ada ada tambahan sudut pandang orang lain. Antarbloger sudah sewajarnya saling dukung. Bahagia ngeliat temen bahagia. Fenomena blogwalking masa kini Aku gak mau bilang blogwalking tidak bermanfaat ya. Manfaatnya besar sekali dan aku sendiri bisa tahu apa saja hanya dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan. Masih banyak kok yang benar-benar saling baca tulisan teman-teman blogger. Memang gak semuanya membaca tuntas dan berkomentar. Paling bahagia kalau ada yang komentarnya mengoreksi dan mengapresiasi. Dua-duanya penting, pujian sebagai bentuk apresiasi dan kritik sebagai bahan refleksi.  Nah, dari kesekian kebahagiaan saling menjelajahi tulisan teman-teman bloger, gak sedikit juga sekarang yang cuma blogwalking agar diblogwalking balik oleh sesamanya. Pada akhirnya oknu...

Ramadan Tertib, Belajar Asyik, Ujian Tidak Panik!

Ramadan itu bulan penuh berkah, tapi bagi anak sekolah, tantangannya juga tidak main-main. Bayangkan harus bangun sahur, ibadah tarawih, menahan lapar seharian, tapi tetap harus belajar karena ujian sudah menunggu setelah Lebaran. Aku beruntung bisa ikut webinar bareng Sinotif dan Kak Erfano, dan ternyata banyak sekali insight menarik yang bisa membantu anak-anak (dan orang tua) supaya belajar tetap efektif selama Ramadan. Aku tuangkan di sini biar ilmunya tidak hilang dan bisa bermanfaat buat banyak orang. Jadi, bagaimana caranya biar anak tetap bisa belajar dengan baik tanpa mengorbankan ibadah dan kesehatan? Yuk, kita bahas! Atur Waktu Belajar, Kunci Sukses di Bulan Ramadan Materi yang disampaikan Kak Erfano sangat berguna bagi orang tua yang anaknya menghadapi ujian pasca lebaran (kredit : Instagram Sinotif) Kata Kak Erfano, disiplin waktu itu kunci utama supaya Ramadan tetap produktif. Ini penting karena kalau jadwalnya berantakan, bisa-bisa waktu belajar keteteran, ibadah tidak m...