Skip to main content

Pemuda Situbondo Deklarasikan Antinarkoba dan Kampanyekan Lingkungan

Pemuda Situbondo menenteng sampah

Pagi itu (26/11/2016) langit cerah. Rombongan pemuda berpakaian mayoritas hitam menenteng plastik merah besar di pinggiran Pantai Pasir Putih, Situbondo. Perahu-perahu wisata menepi, ban-ban tersusun rapi, juga pedagang asongan bernaung di bawah rindangnya ketapang (Terminalia catappa) dan Waru (Hibiscus tiliaceus). Pemuda-pemuda itu memunguti sampah anorganik dan Menyimpannya ke dalam plastik sepanjang 2 KM di pinggiran pantai wisata itu. Pukul 10.00 WIB kegiatan memungut sampah usai. Pemuda-pemuda tersebut beristirahat di sebuah aula. Suara band bertabuh dan semilir angin membawa sejuk. 


Bunga Hibiscus tiliaceus sejukkan pantai

Sebanyak 14 komunitas dari Slank Fans Club (SFC) Situbondo, Si Ponsel, Backpacker Situbondo, Oi Situbondo, Bonex Situbondo, Ganesha, Bengkel Seni Unars, Komunitas Penulis Muda Situbondo (KPMS), Smadapala, Gerakan Situbondo Membaca, KPGN, Generasi Mahardika, LPP, dan OSD Situbondo, turut mendukung kegiatan Deklarasi Antinarkoba dan Kampanye Lingkungan sebagai ulang tahun ke-10 Slank Fans Club Situbondo. Komunitas-komunitas tersebut tak hanya berasal dari Situbondo, tapi anggota dari Wonorejo, Jombang, Gresik, Pasuruan, Bondowoso, Jember, dan Probolinggo juga hadir meramaikan. Bisa dibayangkan betapa solidnya pemuda-pemuda tanggung untuk mendukung kegiatan sadar lingkungan dan ajang pembelajaran tentang kebersamaan sekaligus kampanye antinarkoba.


Penanaman apiculata berlangsung
Kegiatan yang diawali dengan upacara kebhinekaan itu, berlanjut ke pantai di Bungatan, sekitar 10 menit dari titik kumpul. Kami menanam 200-an bibit bakau (Rhizophora apiculata) di bibir pantai. Sebelumnya pemerintah melalui dukungannya menyediakan bibit apiculata yang kemudian dibesarkan hingga setinggi 1-1,5 m. Lokasi penanaman memang sesuai karena pantai tak ada pelindung tanaman apiculata, hanya tembok-tembok pantai dengan bebatuan di dalamnya. Meski terik, penghijauan bibir pantai tersebut menuai sukacita. Antarsatu tanaman dengan tanaman lain berjarak sekitar satu meter. Sebelum ditanam, lumpur dan pasir di gali terlebih dauhulu kemudian bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dan dikuatkan dengan ajir dari bambu. 

Usai penanaman, peserta kembali ke aula. Beberapa peserta mengisi acara dengan bernyanyi dan membaca puisi. Meski Slank berhalangan hadir, Bupati Situbondo, H. Dadang Wigiarto, S.H. bersama jajaran instansi terkait termasuk Kepala Satuan Situbondo, AKP Hery Budiono, hadir menyemangati peserta. "Saya terharu dan bangga. Saya berharap kalian menjadi kader antinarkoba dan duta lingkungan, kata Dadang. 

Ketua komunitas menerima piagam dari H. Dadang Wigiarto, S.H
Senada dengan yang disampaikan Dadang, Budiono pun menyampaikan bahwa narkoba meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 60% penggunanya berusia 30 tahun ke atas. Artinya pemakai narkoba menduduki usia produktif menghasilkan uang. Di Situbondo tergolong cukup menghawatirkan jika dibiarkan tidak diantisipasi dan dikurangi. Untuk itu jika tertangkap, baik pemakai atau pun pengedar, sanksinya cukup berat. Pemakai dihukum penjara maksimal empat tahun dan pengedar minimal empat tahun. Setelah itu seluruh peserta berikrar, "Kami pemuda situbondo bersumpah untuk selalu menjauhi narkoba." Artinya dengan ikrar tersebut, seluruh peserta sudah menanamkan dalam hati untuk tidak menggunakan atau mengedarkan narkoba. Acara ditutup dengan memasang 14 reklame kampanye antinarkoba dan peduli lingkungan di tepian jalan raya Pasir Putih, Situbondo. Harapannya dengan kegiatan ini tak hanya peserta yang berpartisipasi, tapi juga pemuda lain baik yang tinggal di Situbondo atau pun di kota lain peduli lingkungan dan menjauhi narkoba. (Uwan Urwan)


Comments

Paling banyak dibaca

Membuat Gambar Ilustrasi Digital Pake Hape

Kesulitanku selama membuat ilustrasi manual cuma di ribetnya. Ribet, bikin kotor, terus males beres-beresnya, ditambah kudu nungu kering, abis itu kudu discan, setelah discan aku harus edit dulu pake aplikasi (ngebersihin, motong, ngebenerin warnanya), baru posting di medsos. Keribetan ini yang bikin aku penasaran membuat gambar ilustrasi di hape. Aku cari-carilah aplikasi menggambar di hp, ketemulah beberapa, tapi masih keasyikan bikin ilustrasi pake cat poster.   Membuat ilustrasi manual serius gak enak? Aslinya aku lebih puas ngegambar di kertas. Gak ada tandingannya sih emang bikin gambar ilustrasi manual. Pas ngecampur warna, ada perasaan yang masuk ke dalam warna itu sendiri. Begitu warna disapukan terus dikombinasiin sama warna lain biar bergradasi, jiwaku kayak nyatu gitu. Begitu kering aku senyum-senyum sendiri ngeliat hasilnya dan bakalan dibuka-buka terus karena bangga sama diri sendiri, “Aku keren juga!”   Di sisi lain, hal yang bikin ribet itu bikin aku mikir dua

Iseng Upload Karya Jadi Bisnis dan Kirim ke Berbagai Kota

Sebagai penerima jasa ilustrasi, aku tidak hanya menerima pesanan gambar yang hanya kirim file dalam bentuk JPEG atau PNG saja, tapi kadang ada juga pesanan lukisan di atas kanvas atau kertas. Iseng rutin upload karya di medsos jadi ladang usaha Awalnya hanya iseng-iseng gambar lalu di-upload di media sosial. Aku pun terdorong untuk membuat Fanpage Uwans Art dan membuat akun Instagram khusus postingan gambarku @uwansart. Karena tergabung dalam komunitas kepenulisan, teman meminta izin memakai gambarku untuk dijadikan kover buku kumpulan puisi. Senang? Iya, banget. Dari situ mulai optimis, jadi makin rajin pamer karya di media sosial. Dulu pun menggambar masih di media kertas biasa. Kemudian mulai upgrade peralatan, membeli buku gambar, kanvas, cat poster, cat akrilik, dan aneka macam kuas. Beberapa teman minta dilukis di kaos. Akhirnya aku cukup optimis dan membuka bisnis art, dibuat sesuai pesanan. Ada beberapa produk yang kujual, yaitu kaos lukis, gantungan kunci lukis, sarung bantal

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr