Skip to main content

Kereta Api Bersama Kenangan Masa Kecil

Kereta api menjadi transportasi paling menyenangkan ketimbang jenis kendaraan lain.

Bukan tanpa alasan saya menyebutnya "menyenangkan". Sejak kecil alat transportasi p[aling ditunggu-tunggu adalah kereta api. Kereta api yang menghubungkan antara Situbondo dan Jember salah satu tervaforit. Saya tinggal dan lahir di Situbondo, kota yang tidak bisa dianggap kecil tapi kebanyakan orang yang saya temui tak tahu keberadaannya.

Pada saat lebaran berlangsung, kami sekeluarga rutin menggunakan kereta api ke Jember untuk menemui saudara. Tak heran jika lebaran selalu menjadi momen paling dinantikan. Selain berlibur ke tempat yang lebih sejuk ketimbang Situbondo, juga akan naik kereta api. Tak ada yang spesial sebenarnya alat transportasi ini selain duduk dan melihat orang yang tidak dikenal layaknya jika menggunakan bus atau angkutan umum lain. Yang unik, kereta api selalu punya jalur sendiri, yaitu sawah, perumahan desa, dan sungai. Selain antimacet juga sehat.

Sayang jalur kereta Panarukan-Jember sudah lama tak beroperasi. Banyak orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang kereta api. Stasiun-stasiun kini menjadi tempat gudang bagi penduduk sekitar. Perjalanan menggunakan kereta api dari Situbondo menuju Jember atau Jember ke Situbondo kini hanya kisah. Entah kapan jalur itu berfungsi kembali, atau sama sekali tidak akan pernah berfungsi.

Dari kisah itu, saya selalu terspesona saat menaiki ketera api, apa pun jenis dan namanya. Saya pernah melakukan perjalanan menggunakan kereta api dari Jakarta ke Malang atau pun sebaliknya. Perubahan-perubahan kebijakan pun berganti, mulai dari penuh sesaknya kereta ekonomi hingga tidak ada satu pun penumpang yang berdiri.

imageDi Jakarta, kereta api menjadi salah satu alat transportasi sehat dan tak kenal macet. Tak heran jika pada jam-jam kerja, kereta commuter line (KRL) penuh sesak. Percaya tidak percaya, orang-orang masih bertahan dalam keadaan itu setiap hari. Mengakhiri bulan April 2016, kebetulan blogger mendapat kesempatan melakukan tur KRL. Pendek sih rutenya, dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Gondangdia. Uniknya bukan di situ. Kisahnya ada banyak. Blogger menikmati pengenalan penggunaan kartu multitrip dan berjalan kaki menuju Museum Kebangkitan Nasional.

Sungguh asyik berjalan kaki melawan terik matahari sambil berbincang ria bersama satu komunitas sejalan dan belajar di museum. Ini salah satu cara blogger saling mengenal lebih dekat, mengenal sebagian wilayah Jakarta dengan berjalan kaki, berolahraga, bersenang-senang, dan meramaikan tempat yang menyimpan banyak kisah silam tentang Indonesia. Menarik. Ingin ikut perjalanan kami selanjutnya? Tunggu ya... (Uwan Urwan)


Comments

Paling banyak dibaca

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.