Skip to main content

Posts

Mengapa Kerjasama dengan Blogger Menjadi Kunci Keberhasilan Brand, Pemerintah, dan UMKM?

Aku merenung, mengapa brand, pemerintah, dan UMKM begitu perlu menjalin kerjasama dengan para blogger? Mungkin karena di balik layar laptop mereka, seorang blogger adalah pelukis kata yang menciptakan lukisan kehidupan dalam cerita-cerita personal yang tak terlupakan. Ada banyak sekali blogger Indonesia, blogger terkenal, blogger inspiratif, dan blogger sukses dengan dengan berbagai macam kategori, sehingga mereka bisa disebut blogger UMKM, blogger travel, blogger kuliner, blogger hotel, blogger pendidikan, blogger parenting, dan lain-lain. Kita bisa merasakan kehangatan inspirasi dan terbuka pada sudut pandang baru ketika membaca tulisan mereka; seperti berdiskusi hangat tentang kehidupan. Blogger, sebagai pemilik blog, menuliskan pemikiran dan kegiatan sehari-hari mereka dengan penuh kecerdasan. Cerita-cerita yang mereka sajikan tak hanya mengandung inspirasi, tetapi juga membawa kita melintasi lorong-lorong pikiran yang mendalam. Kita seolah-olah sedang berada di meja diskusi, mende

Bank BRI Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Ultra Mikro dan UMKM

Aku mengakui bahwa membangun bisnis tidaklah mudah. Pengalaman menjalankan beberapa usaha, khususnya dalam jasa menulis, mengajarkan aku tentang tantangan dan hambatan yang harus dihadapi.  lamina tea: Perjalanan Menjalankan Bisnis Teh Herbal Melalui perjalanan ini, aku berbagi kisah mengenai upaya dalam membangun bisnis "lamina tea," yang menawarkan berbagai produk teh herbal seperti daun kelor, daun murbei, daun belimbing wuluh, bunga zinnia, bunga telang, kayu secang, dan serai. Aku saat ini tinggal di kampung halaman, Situbondo, Jawa Timur, di mana ada banyak sumber daya alam yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dan punya nilai ekonomis. Meskipun aku menyadari bahwa perjalanan ini tidaklah mudah, tekadku untuk menjalankan usaha ini telah membuahkan hasil. Dalam melangkah, aku menemui kesulitan bekerja tanpa bantuan, terkendala oleh modal yang minim, kurangnya target, serta keterbatasan pengetahuan dalam pemasaran produk. Meski masih banyak yang harus dipelajari, aku percaya

Roda Bisnis Lancar dengan KiriminAja

Aku ingin berbagi pengalaman unikku dalam berjualan online, terutama dengan produk teh herbal. Aku memulai bisnis teh herbal yang produknya berupa teh daun kelor, teh serai, dan teh daun murbei sebagai produk utama. Sementara teh daun belimbing wuluh, teh campuran bunga, sirup tomat, dan tepache adalah produk-produk sampingan yang tidak selalu tersedia stoknya. Salah satu masalah bisnis onlineku ada di ekspedisi pengiriman  Bisnis kecilku diberi nama 'lamina tea'. Sewaktu promosi, tidak serta merta orang belu, tapi perlu waktu. Aku sadar karena bukan termasuk hal pokok kebutuhan manusia sehingga tidak akan setiap hari ada pembeli. Namun aku bersyukur dalam sebulan minimal ada satu pembeli. Ada yang mencoba-coba dan ada yang membantu melariskan jualanku sehingga membeli dalam jumlah banyak. Setiap pesanan memerlukan perhatian khusus, terutama terkait berat dan ukuran packing serta pemilihan ekspedisi. Aku selalu membuka beberapa tab di Google Chrome untuk mengecek ongkos kirim d

David Hidayat: Kisah Inspirasi Menjaga Keindahan Laut Indonesia

Di belahan bumi yang diberkahi kekayaan lautnya, Indonesia muncul sebagai surga bawah laut dengan terumbu karang yang memikat. Dari ujung barat hingga timur, keberagaman terumbu karang mencapai 27% dari total dunia, menciptakan panorama yang memukau. Pulau-pulau di Indonesia yang dikelilingi oleh perairan, menjadikan kekayaan alam di laut sebagai salah satu sumber kehidupan terbesar bagi masyarakatnya. Aku pun ikut merasakan dampaknya bahwa tanpa laut mungkin aku tidak akan bisa menikmati gurihnya daging berbagai jenis ikan yang ku lahap setiap hari. Terumbu karang yang menakjubkan tersebar di destinasi seperti Taman Nasional Bunaken, Wakatobi, Komodo, dan Raja Ampat, menciptakan panggung indah bagi pertunjukan alam bawah laut. Namun, keindahan ini menjadi saksi bisu perubahan yang berlangsung di laut Sumatera Barat. Di tengah keelokan, ada seorang pemuda, David Hidayat, yang menjelma menjadi penjaga laut di pesisir selatan Sumatera Barat. Dari desa kecil Sungai Pinang, David mencintai

Cemilan Kota Santri yang Nikmat: Gorengan Terminal Situbondo

Pada suatu senja yang berseri, aku tak dapat menahan godaan untuk menjelajah ke Kota Santri, Situbondo. Kota ini, yang selalu menyuguhkan atmosfer hangat, berhasil mengembalikan senyum di wajahku—seakan-akan memanggilku untuk berkelana di antara rimbunnya kota santri yang penuh keberkahan. Dengan mengendarai motor yang jarang kubersihkan, aku melaju dengan kecepatan sedang, 40 KM per jam sambil merasakan angin yang menerpa pipiku dengan manja. Kadang cahaya matahari dengan leluasa menyinari tubuhku terhalangi bayangan pohon-pohon yang sangat merdu di pinggiran jalan. Terlepas dari keresahan di rumah, aku merasa perlu berpetualang dan mencicipi cemilan kita santri sebagai teman menanti jam makan malam. Ke mana langkahku akan membawaku? Sambil melajukan motor, pertanyaan "Beli apa ya?" menggelayuti pikiranku. "Beli gorengan Situbondo di mana yang enak ya?" Cemilan Kota Santri yang Menggugah Selera Di tengah perjalanan yang menyenangkan, mataku tertuju pada sebuah gero

Media: Senjata Ampuh Menembus Stigma Kusta

Aku kembali menyisir jejak di webinar Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia , ranah dimana inspirasi bertemu informasi, aku terpukau oleh pencerahan Ajiwan Arief Hendradi, S.S., seorang Redaktur tangguh dari solidernews.com yang berbasis di Yogyakarta. Menggagas konten berita berbasis jurnalisme independen sejak 1999, KBR (Kantor Berita Radio) telah menjadi pionir penyedia informasi terpercaya dengan dukungan dari reporter dan kontributor terbaik di seluruh Indonesia dan Asia. NLR Indonesia, sebuah yayasan nirlaba dan non-pemerintah, menjadi salah satu jalan persahabatan yang ditempuh Ajiwan dalam menyuarakan isu kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas, dampak dari kusta. Bakteri Mycobacterium leprae , penyebab kusta, menyebar melalui kontak dekat, menciptakan tantangan kesehatan masyarakat yang belum sepenuhnya terpecahkan. Indonesia Peringkat ke-3 Penderita Kusta Terbanyak di Dunia  Ilustrasi dibuat oleh ai Jumlah penderita kusta di Indonesia dalam dekade terakhir stagnan p

Melangkah Maju Bersama HP EliteBook 1040 G10

Zaman yang semakin canggih, sementara peralatan kerjaku makin menua, tapi bersyukur aku memiliki laptop dan smartphone. Meski demikian, keberadaan mereka tak selalu membawa cerita manis. Peralatan yang telah menua seringkali menjadi sumber masalah, menciptakan emosi bagai letusan gunung Merapi. Dibuat menggunakan image kreator bing.com Menghadapi Tantangan dengan Senyuman Bayangkan saja, keyboard laptopku mulai rusak, membuat setiap kali mengetik menjadi petualangan yang #@@##$&&$#. Untungnya, aku memiliki keyboard eksternal. Namun, sayangnya, keyboard ini berjenis game, sehingga ketika aku mengetik, bunyinya bagai irama berisik yang mengganggu. Setelah keyboard laptop rusak, bekerja di luar rumah menjadi tantangan. Aku tak bisa lagi duduk di kafe atau tempat lain dengan nyaman. Handphone pun menjadi teman setia, ditempatkan di antara laptop dan keyboard sebagai alat referensi yang merepotkan. Tak hanya itu, laptopku lemot saat terhubung dengan wi-fi, dan aku belum sempat mempe

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men