Skip to main content

Posts

Ketika Harapan itu Tertuang dalam Karya

Pandemi yang berlangsung sepanjang tahun 2020 di seluruh dunia beri dampak cukup besar, buat banyak hal. Bisa dibilang semuanya hancur tahun ini, tapi beberapa bulan sejak pandemi masuk, orang-orang mulai beradaptasi untuk bertahan hidup. Belum senormal seperti tahun 2019 memang, tapi minimal ada harapan besar. h.o.p.e penanda harapan besar untuk tahun 2021 Tahun 2020 sudah mau habis, vaksin sudah ditemukan. Ada harapan besar di sana, tahun 2021 kita semua akan hidup normal. Beruntung, zaman sekarang sudah digital, segala hal bisa didigitalisasi, mulai dari pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, meeting via aplikasi, acara-acara perusahaan dan kepemerintahan pun dilakukan dengan bantuan laptop atau smartphone, webinar jadi jalan pintas untuk tetap informasikan kejadian-kejadian yang seharusnya dilaporkan ke banyak orang. Di sektor kesenian pun mau tidak mau kudu ikut arus kalau tidak mau stagnan. Hidup harus tetap berjalan karena alam pun terus tumbuh, bergerak, dan memperbaiki diri.

Haruskah Perempuan Hanya Berkutat di Dapur, Sumur, dan Kasur?

Ada teman A tiba-tiba bahas soal beda gaji karyawan perempuan dan laki-laki. Menurutnya gaji perempuan jauh lebih sedikit ketimbang laki-laki meski karyawan perempuan usahanya sudah maksimal. Sampai ke pembahasan, “Kalo gak salah, temenu gajinya di atas 10juta per bulan,” teman B berargumen. “Temenmu cowok?” tanya teman A. B menjawab iya. Meski tidak semua karyawan perempuan mendapatkan gaji lebih kecil daripada karyawan laki-laki, bukan berarti keluhan teman A bukan fakta, terlebih lagi dia sudah bekerja di di beberapa perusahaan dan sempat mendapatkan fakta bahwa peraturan perusahaan tertentu menerapkan gaji lebih rendah untuk karyawan perempuan dibanding laki-laki. Sistem patriarki masih sering dijumpai di kota besar Patriarki itu sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam berbagai peran, baik politik, moral, sosial, dan penguasaan properti. Sistem patriarki sudah dari zaman dulu, mengakar, membudaya, sehingga tidak mudah

Punya Baju Baru dengan Tie Dye Kaos Bekas

Ada banyak teknik pewarnaan kain, mulai dari membatik, teknik konvensional, sampai ke tie dye. Selain suka membeli baju untuk keperluan tertentu, aku juga suka menyulap baju lama jadi tampak baru dengan mewarnainya atau dengan dilukis. Teknik tie dye adalah teknik yang baru kutahu caranya meski sudah lama tahu hasilnya. Belajar teknik tie dye untuk bisnis Aku memang termasuk yang suka membuat benda lama jadi terlihat baru. Beberapa tas dan kaos yang aku punya, aku lukis dengan cat akrilik. Di media sosial pun, orang akan mengira punya banyak stok baju, padahal Cuma diperbarui. Hehe... Selama pandemi aku pun menemukan video di Tiktok, tie dye kaos. Sampai aku cari-cari info tapi tidak ditemukan karena hanya berupa video tanpa keterangan. Kemarin tidak sengaja buka-buka Youtube dan menemukan istilah tie dye, akhirnya tahu kan. Selama aku nulis ini, aku sudah punya beberapa alat untuk dicoba, tapi sebelum itu memang mau buat tulisan biar jadi inspirasi juga. Tie dye ternyata di Indonesia

Kenapa Tidak Aktif di Grup WhatsApp?

Tiba-tiba, suatu malam, kegelisahan muncul, kenapa ya orang-orang yang bergabung dalam suatu grup WhatsApp, yang nimbrung hanya orang itu-itu saja? Bahkan aku sendiri juga melakukannya. Sampai dikeluarkan dari beberapa grup, aku tidak merasa kehilangan sama sekali. Tidak aktif di banyak grup WhatsApp buatku bukan masalah besar, apalagi begitu ada banyak pekerjaan yang menuntut konsentrasi atau sedang me time (bermain game, mengobrol dengan teman, menonton film, dan lain-lain). Toh, di lain waktu masih bisa menyimak dan meski jadi silent reader. Lalu aku membuat poling di Twitter. Ada dua poling, yang pertama soal kenapa tidak aktif di grup (ada 92 voter). Poling kedua tentang kenapa memilih keluar grup WhatsApp tertentu. Aku akan bahas soal poling kedua di tulisan lain. Belum puas, aku melakukan wawancara via online dengan beberapa teman dan mencoba membuat poling di Instastory. Pertanyaannya sama, tapi semua jawaban teman-teman mewakili jawabanku untuk pertanyaan-pertanyaanku se

Danone SN Beri Pelatihan pada Ibu Warung Anak Sehat

Tahun 2020 ibarat jadi tahun terberat buat semua manusia di bumi, khususnya yang terdampak pandemi Covid-19. Awal tahun 2020, virus yang menyebar cepat lewat udara itu masih jadi bahan candaan. Begitu ada yang terjangkit, semua orang panik, perekonomian anjlok. Beberapa brand besar bangkrut. Tentu saja pelaku UMKM jauh lebih banyak yang gulung tikar. Warung Anak Sehat memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu Pengelola Kantin Sekolah Generasi Maju binaan Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia pun kena imbas.Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yag jadi penyebabnya. Ya mau bagaimana, Pemerintah harus ambil tindakan untuk selamatkan calon penerus bangsa dari ganasnya penyakit yang diduga bermula dari Wuhan, Cina. Mau tidak mau pembelajaran via online harus terjadi. Sudah menjelang akhir tahun 2020, sekarang orang-orang mulai terbiasa. Perekonomian perlahan membaik meski masih terseok-seok. Sementara itu, Ibu Warung Anak Sehat (IWAS) belum dapat penghasilan karena otomatis kantin di se

Puisi Harus Dijual Ke Mana?

Itungannya udah 17 taon ya aku suka dan nulis puisi, mulai dari puisi cinta, puisi tentang alam, puisi tentang Covid-19, puisi galau, puisi ramadhan, puisi marah-marah, dan puisi lainnya. Sampek sekarang masih mengidam-idamkan pengen fokus di puisi dan ilustrasi, menulis juga, nulis mah tetep. Kan sayang kalo punya platform tapi gak dimanfaatin. Jadi demen nulis puisi kan gak cuma nulis di buku, hape, ato laptop? Ato cuma berakhir di blog ato medsos doang? Gak mungkin kan? Kayak gimana sih, hobi nulis tapi gak bisa ngasilin duit dari situ. Jadi puisi kudu dijual ke mana? Puisi ekspresinya udah beragam loh Sebelum ngomongin soal cara menjual puisi itu ke mana, aku pengen ngasih gambaran soal puisi itu apakah cuma yang kayak kita bayangin, ya tulisan-tulisan berat dan gak gampang dipahami. Cuma orang-orang yang kita anggap “nyastra” ato “nyeni” aja yang bakalan paham (begitu kan yang ada di dalam otak sebagian orang?) Bagian ini bakalan nentuin kamu bakal menjual puisi ke arah mana sih.

Sekeluarga Sehat Meski Pandemi

Kredit : silviarita (Pixabay) Pernah ketemu sama orang yang gak suka makan sayur ato buah? Pernah ketemu sama orang yang maunya cuma makan itu-itu aja setiap hari. Kalo bukan menu itu gak mau makan? Pernah ketemu sama orang yang makan apa aja, apa yang ada tetep enak-enak aja? Nah, semua yang aku sebutin itu ada loh. Terus yang bagus buat tubuh yang gimana? Makin beragam makanannya, makin bagus buat tubuh. Kenapa yuk? Sistem imun yang kuat tergantung sama nutrisinya Air susu ibu nutrisinya lengkap (kredit : manfredrichter /pixabay) Dosen Ekologiku pernah ngasih soal ujian begini, Tuliskan biodiverstas yang ada di sarapanmu tadi? Sesuatu banget karena aku kudu inget-inget makanan apa aja yang kumakan sekitar sejam lalu. Aku sebutin yang aku inget, sayuran di dalam sop sekaligus lauk-pauknya. Aku kuliah di Jurusan Biologi, tempat yang ngajarin aku tentang betapa bermaknanya keberagaman flora dan fauna untuk ekosistem. Ternyata itu juga buat tubuh kita. Kenapa bisa gitu? Gak ada satu maka

5 Pelajaran dalam Mobile Legend Yang Bisa Diaplikasikan ke Kehidupan Sehari-hari

Aku pemain baru Mobile Legend. Main game ini juga karena pandemi gak kelar-kelar kan. Ada banyak waktu kosong, yang biasanya kerja di luar, sekarang keseringan nganggur dan jadi keasyikan. Aku dapet lima poin penting pas main Mobile Legend yang menurutku kudu diterapin di dunia kantor, organisasi sekolah, organisasi kampus, sampek ke masyarakat biar suksesnya bareng-bareng. Ini dia poin-poin yang udah aku rangkum. Harus kompak dan gak egois Main Mobile Legend itu gak melulu soal keren-kerenan hero yang dipake. Meskipun hero yang kamu pake udah expert dan udah level tinggi, akan percuma kalo temen satu tim gak kompak, apalagi salah satu atau semuanya egois. Tim lawan akan gampang sekali menghacurkan pertahanan. Sama aja kayak kerja dalam tim. Gak bisa yang satu ke sana, yang satu ke sini. Tetep ada pembagian tugas, masing-masing harus kerja bener dan maksimal. Satu orang kerjaannya gak bener dengan sengaja, bakalan ngerepotin dan ngeberatin pekerjaan temennya. Ya soalnya kerjaan