Skip to main content

Posts

Trip Ini Bikin Kantongmu Tetap Tebel

Beberapa kali saya mengeluh, "Kapan ya bisa trip lagi ke luar pulau lagi?" " Kayaknya seru deh mendaki gunung." "Kok aku udah susah mau trip lagi ya?" Sayangnya bukan saya saja yang mengeluh seperti ini. Beberapa kali menemukan status teman yang iri karena melihat temannya trip ke mana-mana bahkan ke luar negeri. Sementara mereka sibuk di kantor, sibuk mengurus keluarga, dan yang terakhir sih tidak punya uang untuk jalan-jalan. Ya tahu sendiri, trip ke luar kota membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Minimal dua atau tiga kali lipat biaya hidup normal karena ketambahan ongkos transportasi dan tiket macam-macam. Lalu saya coba flashback saat trip ke Medan, Bali, Lampung, Jakarta, dan Malang. Di balik potret senyum, tawa, dan bahagia di spot-spot keren, itu saya menderita lo . Waktu ke Medan , sejak siang berburu tiket dan masih belum memutuskan membeli tiket, baru pada sore harinya beli tiket dan langsung terbang. Kebayang

Ini Dia Berkah Hebat Kelas Inspirasi Situbondo 3

Saya jadi tahu mengapa banyak pemimpin lebih cerdas dibandingkan anggotanya. Jawabannya satu, mereka tak segan berbagi. Saat duduk di kursi penonton di televisi, anggota dalam organisasi, peserta dalam seminar, dan murid di kelas, saya seringkali kagum dengan mereka yang sedang berdiri dan berbicara di depan. Wawasan mereka jauh lebih luas dan lebih dalam ketimbang saya. Sering saya tak berani tampil lantaran malu atau grogi. Okelah , itu bisa dibilang tidak siap, tapi bukan berarti tak ingin berbagi. Percaya tidak, dengan berani maju dan tampil di depan umum, kepercayaan diri akan terbangun dengan sendirinya. Asal niatnya bukan untuk sombongkan diri. Dengan menjadi pembicara, artinya kita sudah persiapkan jauh-jauh hari materinya, kemudian beberapa pengalaman yang sudah dilakukan djuga dibagikan, kemudian didiskusikan dalam sebuah forum. Ada interaksi dan bertambahlah ilmunya. Begitu ada pendaftaran untuk menjadi bagian Kelas Inspirasi Situbondo ke-3, pun saya masih ragu.

Festival Pariopo 2 Lekatkan Tradisi

Budaya lokal perlu dijaga sepenuh hati oleh generasi terkini agar tak tergerus zaman baru. Festival Pariopo 2 perjuangkan tradisinya untuk lebih dikenal kepada khalayak. Perjalanan menuju Duhuk Pariopo, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, dari pusat kota Situbondo masih sama. Saya dan teman-teman menempuh perjalanan sekitar satu jam dan melewati bukit-bukit tandus. Bedanya perjalanan lebih mudah karena kemarin (27/11/2016) termasuk yang kedua kalinya. Hujan yang turun sebelumnya pun memberi kejutan. Bukit-bukit tandus, menghijau, menambah elok tebing-tebing terjal itu. Tampaknya juga, pemerintah mulai memperhatikan kelayakan jalan-jalan menuju lokasi, sebab ada aspal yang masih hitam pekat, tanda masih baru. Setiba di lokasi, Bato Tomang, yang merupakan titik acara. Bato Tomang adalah tiga batu besar (sekitar setinggi tiga meter) yang mirip tungku. Konon, batu itu digunakan sebagai perapian untuk pengelana yang sedang singgah. Ra

Bulan Madu ke mana? Cobain deh Tejaprana Resort & Spa

Pagi itu, saya tiba di Bandara Ngurah Rai. Ini kali pertama kaki menyentuh tanah Bali. Tak seperti di bandara lain, Juanda, Soekarno Hatta, Yogyakarta, dan Kuala Namu, Bandara Ngurah Rai begitu berbeda. Tak heran kalau Bali menyimpan daya tarik tersendiri bagi banyak wisatawan, asing maupun lokal. Yes di dalam bandara terasa sejuk, yaiyalah wong pake AC. Wkwkwk... Tidak, maksudnya sejuknya bukan sejuk udara, tapi suasana ( gak ngerti ya? Sama. Saya pun bingung mau menjelaskan seperti apa). Begitu juga di toilet , ada rangkaian bunga hidup yang cantik duduk dengan indah. Ketinggalan pesawat Saya terlambat sampai Bali karena mengalami beberapa insiden waktu subuh di Jakarta. Mulai dari salah masuk taksi yang dipesan, tidak membawa uang cash , atm terselip entah ke mana, terlambat masuk bandara, sampai harus bernegosiasi dengan petugas yang akhirnya saya harus membayar Rp100.000 untuk penerbangan selanjutnya. Boleh cerita sedikit tentang poin terakhir? Bolehlah ya, itung-

Mau Tahu Boros Yang Gak Bikin Miskin?

Cobalah nikmati hidup dengan belanjakan uang yang kita punya. Hidup cuma sekali lo ... Banyak sekali yang ingin mengajak kita berhemat. "Jangan boros!" begitu kata mereka. Kita jadi tidak bisa membeli apa saja yang disukai. Entah itu bantal lucu, mug unik, pigura kayu, bantal sofa, atau handphone baru. Kenapa sih? Memangnya tidak boleh beli ini itu. Apalagi yang punya uang kan kita ya? Kita pun yang menikmati. Kalau sedang berbaik hati, kita tentu berbagi barang dan makanan yang dibeli untuk dinikmati bersama. Bahkan tak jarang ada orang yang memang senang traktir teman-temannya. Ada yang salah? Hmm... tidak salah juga ya kalau memang maunya begitu. Lagipula menabung itu kadang menyiksa diri karena harus menahan diri untuk membeli barang yang disukai. Saya sih setuju kalau menabung itu membosankan, tapi setuju juga dengan tidak berlebihan dalam membelanjakan uang. Boroslah yang elegan dan boroslah pada tempatnya. Kira-kira apa saja boros yang tidak membua

Sejarah Baru Raden Ayu

Karakter manusia itu tak pernah lepas dari masa lalu. Mengenang kemerdekaan, mengenang kepergian seseorang, termasuk mengenang Hari Kartini. Hari Kartini sudah lewat. Sengaja saya posting jauh dari titik waktu yang dimaksud. Tujuannya untuk mengenang. Mengenang masa lalu. Yes. Right .  Kartini itu siapa sih? Kenapa Kartini penting banget buat diingat-ingat? Kenapa? Masih ada banyak perempuan hebat lain untuk dikenang dan dibanggakan? Kenapa Kartini sangat spesial di mata orang Indonesia? Well , Kartini memang sosok hebat. Tanpa Kartini mungkin perempuan-perempuan tak akan seberani sekarang, meski belum tentu juga ya. Tapi sejarah tetaplah sejarah. Kita harus tetap menghargainya sebagai penanda bahwa masa lalu itu ada dan ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari situ. Mengingat begitu pentingnya Kartini, saya mencoba merangkum beberapa hal yang wajib kita jaga sampai kapan pun (ini sih buat perempuan. Haha) 1. Kodrat perempuan itu fitrah Sesimpel itu sih. Kartini tak p