Skip to main content

Posts

Geliat Setan yang Dibelenggu

Pocong alay lompat-lompat (Kredit: Pribadi) Saya jadi ingat waktu masih kecil, sering sekali paranoid dengan bayangan kelam, bisikan angin, atau suara mengejutkan tiba-tiba. Bukan tanpa sebab, orang-orang tua seringkali melarang anak kecil agar tak nakal dengan cara yang cukup aneh, menakuti. Sementara anak kecil gampang sekali menyerap hal-hal yang belum pernah ia dengar atau alami, tentang hantu misalnya. Bagaimana mungkin orang-orang dewasa kini jadi penakut hanya gara-gara hantu jika bukan karena orang tua terdahulu yang mendoktrinnya dengan baik.  Takut itu alami. Setiap makhluk hidup memilikinya. Kalau tumbuhan, entahlah, saya belum pernah jadi tumbuhan, baik tumbuhan berbiji tertutup maupun yang bijinya telanjang. Bicara soal hantu, seru sih. Pernah ingat pada tahun-tahun sebelumnya, entah tahun berapa, film horor jadi bom yang meledak di mana-mana. Saya sih tidak terpengaruh, kala itu menonton film horor harus bersama orang lain atau pada siang hari. Seperti

AMI Awards, Pencatat Sejarah Prestasi

Pengurus AMI Awards 2016-2020 (Kredit: Uwan Urwan) Siapa yang tidak ingin karyanya diapresiasi? Saya yakin setiap orang ingin. Sederhananya sih tidak selalu ingin dipuji “keren” atau “bagus”, tapi lebih dari itu. Dihargai karena bisa menghasilkan karya itu penting. Itu memberi semangat untuk terus belajar dan memperbaiki karya-karya sebelumnya. Dalam dunia musik, penghargaan biasanya diapresiasi dengan didengar dan dielu-elukan di mana pun, kapan pun. Dalam skala lebih besar, penghargaan semacam itu diwadahi oleh lembaga tertentu, sebut saja salah satunya Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards. Telah 19 tahun AMI Awards menghiasi dunia dendang di Indonesia. Mengapa harus diberi penghargaan? “AMI Awards itu mencatat sejarah prestasi musisi dan penyanyi Indonesia,” kata Seno M. Hardjo, board of director AMI Awards 2016. AMI Awards akan berlangsung pada Rabu, 29 September 2016 live di RCTI. Tidak hanya dengan RCTI, AMI Awards pernah bekerja sama juga dengan stasiun Televisi

AMI Awards, Pencatat Sejarah Prestasi

Pengurus AMI Awards 2016-2020 (Kredit: Uwan Urwan) Siapa yang tidak ingin karyanya diapresiasi? Saya yakin setiap orang ingin. Sederhananya sih tidak selalu ingin dipuji “keren” atau “bagus”, tapi lebih dari itu. Dihargai karena bisa menghasilkan karya itu penting. Itu memberi semangat untuk terus belajar dan memperbaiki karya-karya sebelumnya. Dalam dunia musik, penghargaan biasanya diapresiasi dengan didengar dan dielu-elukan di mana pun, kapan pun. Dalam skala lebih besar, penghargaan semacam itu diwadahi oleh lembaga tertentu, sebut saja salah satunya Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards. Telah 19 tahun AMI Awards menghiasi dunia dendang di Indonesia. Mengapa harus diberi penghargaan? “AMI Awards itu mencatat sejarah prestasi musisi dan penyanyi Indonesia,” kata Seno M. Hardjo, board of director AMI Awards 2016. AMI Awards akan berlangsung pada Rabu, 29 September 2016 live di RCTI. Tidak hanya dengan RCTI, AMI Awards pernah bekerja sama juga dengan stasiun Televisi

Jakarta Mengutuk Saya

Pertama kali menjejakkan kaki ke Jakarta Tahun 2010, untuk pertama kalinya saya backpacker ke ibukota. Mencoba menikmati hiruk-pikuk kota Jakarta yang sulit didekripsikan. Orang-orang tampak sibuk, berjalan terburu-buru, matahari membakar, dan penghuni-penghuninya yang seolah tak melihat ada makhluk hidup lain di sekitarnya. Dari Stasiun Pasar Senen saya dan teman mulai kelimpungan mencari arah jalan. Apakah barat, timur, selatan, atau utara? Begitu naik angkutan umum, penumpang memenuhi setiap sudut, hingga saya terjepit. Jam-jam pulang sekolah, siswa-siswi tampaknya tak peduli apakah kopaja sudah penuh atau tidak, yang penting bisa pulang. Badan saya berkeringat deras, ditambah panas siang hari membakar, tidak dapat tempat duduk, dan bau matahari anak-anak sekolahan itu menambah kesan buruk Kota Jakarta. Apalagi sang supir ugal-ugalan. Tak hanya menikmati kopaja, TransJakarta (Tj) pun jadi sasaran. Waktu itu Tj menggunakan karcis. “Beli tiket Rp3.500 di loket dan kam