Skip to main content

Posts

Showing posts with the label kisah

Memanfaatkan THR Usai Lebaran

Momen kebersamaan lebaran masih belum cukup lama berlalu. Orang-orang sudah mulai kembali menjalani kehidupan seperti sediakala. Ada yang menjadi karyawan di kantor pemerintah atau swasta, ada yang bekerja paruh waktu, dan ada yang sedang berjuang mencari pekerjaan. Kamu yang bekerja sebagai karyawan, tentu saja dapat tunjangan hari raya (THR). Ada yang masih utuh, ada juga yang sebagian ditabung, atau apakah kamu termasuk yang menghabiskan THR sekaligus? Yang terakhir adalah pilihan buruk menurut saya, meski kebutuhan tak terduga setiap orang kadang mengharuskan kosongkan tabungan. Saya tidak akan membahas tentang kamu yang sudah tidak punya sisa tabungan setelah hari raya. Hehe...   dan kebetulan saya termasuk orang yang memikirkan masa depan setelah lebaran. Biasanya setelah lebaran, ada saja kebutuhan yang mau tidak mau harus dipenuhi. Barang yang paling sering saya keluhkan adalah smartphone . Barang elektronik yang dipakai terus-menerus tentunya kualitasnya dan

Karena Berbeda Kita Kaya

Ada haru yang kemudian mengepul saat melihat lima tokoh lintas agama saling genggam. Tokoh lintas agama itu berjumlah lima orang dari perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Tersebutlah Pendeta Datulon Sembiring, Biksu Syailendra Virya, Romo RD Aloysius Tri Harjono, Pedande (Gede Nyenengin), dan H Muhammad Ali yang menganggat tangan mereka di hadapan perwakilan masyarakat di Gedung Promotor, Kapolda Metro Jaya. Begitulah Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika seharusnya, meski berbeda tapi tetap satu, saling toleransi, saling menyayangi, saling membantu, dan saling melindungi. Bhineka Tunggal Ika berasal dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Indonesia dengan banyak keragaman suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain-lain sudah menjadi satu kesatuan. Hal itu ditandai dengan bendera merah putih, lagu kebangsaan, mata uang, dan bahasa. Bhineka Tunggal Ika juga ditunjukkan dalam lambang negara Indonesia di kaki Burung Garuda Pancasila.

Berburu Kudapan Menggiurkan di Semarang

Indonesia mengonsumsi 2.037 kilokalori dan 56,67 gram protein setiap harinya berdasarkan data survei nasional tahun 2016. Angka tersebut bertolak belakang dengan jumlah pasokan makanan, di mana Indonesia menghasilkan sumber energi dan protein dua kali lipat lebih banyak dari asupan gizi harian yang direkomendasikan. Artinya, produksi pangan di Indonesia sebenarnya berlebih tapi distribusinya tidak merata. Lontong cap go meh Masalah ini terlihat sepele, tetapi justru cukup serius. Mengingat terdapat kehilangan dan pemborosan pangan yang membuat kesenjangan antara pasokan dan asupan makanan. Dampaknya, terdapat peningkatan penggunaan sumber daya pertanian, kian buruknya masalah lingkungan, dan upaya penyediaan pangan yang cukup untuk seluruh masyarakat Indonesia terhambat. Bisa dibayangkan ada wilayah-wilayah tertentu di Indonesia yang mengalami kelebihan pasokan pangan, sementara di daerah lain kekurangan. Sisa makanan Menurut data dari Organisasi Pangan dan Pertanian

Museum Kanker Pertama di Indonesia ada di Surabaya

Kehidupan kadang terasa begitu singkat. Saat tahu salah satu anggota keluarga didiagnosa kanker stadium akhir. Bisa apa? Kehidupan seperti sebuah permainan. Semua pemain memulainya dari nol, tetapi dalam perjalanannya bisa jadi yang lain terlalu jauh berada di belakang atau di depan. Ada peran Tuhan di situ, tetapi juga lebih banyak ditentukan oleh bagaimana manusia menjalani hidup. Ada yang sampai pada tujuan akhir permainan terlebih dulu ada juga yang gagal karena mati di tengah jalan. Meski tujuan setiap manusia sama, saat menjalaninya selalu berbeda. Mengapa? Manusia dianugerahi otak dan sifat yang berbeda setiap orang. Kesukaan setiap orang berbeda, cara menjalani hidup tidak sama, dan bagaimana menyikap setiap persoalan pun beragam. Berbicara soal kanker, kenapa kanker menjadi salah penyakit mematikan di dunia? Sebenarnya di internet sudah tersedia banyak sek ali informasi tentang kanker, tapi orang-orang biasanya sekadar membaca dan paham, tapi tidak mengamalkan seutuh

Wesley Jubilant Rumuat: Menjadi Desainer Awalnya Coba-coba

“ I love drawing... I love art... I love fashion ” Begitulah jawaban Wesley Jubilant Rumuant, begitu ditanya, “Kenapa memilih menjadi desainer?” Wajar saja ia mengatakan itu, sebab kecintaannya akan dunia fashion mengantarkannya menjadi salah satu desainer yang cukup diperhitungkan di Indonesia. Kata orang, segala hal yang dicintai dan dikerjakan dengan tulus akan kembali pada diri sendiri. Banyak orang memulai karirnya dengan menggeluti hobi meski tak sedikit orang juga memilih sisihkan hobi lalu bekerja di sebuah perusahaan.   kredit : Wesley Jubilant Rumuat Awalnya coba-coba menjadi desainer  Pria lulusan Unika Atma Jaya itu memulai karirnya pada tahun 2008. “Awalnya coba-coba,” ujarnya. Kemudian ia menjadi asisten desainer Windy Chandra tahun 2009. Tak berhenti di situ, Wesley pun mengembangkan potensinya dengan belajar di Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo, Jakarta tahun (2009—2010). Pengalaman demi pengalaman kemudian ia jalani. Mulai dari menjad

Malang, Kota Kenangan yang Kaya Destinasi Wisata

Langit sore waktu itu mendung, terasa sejuk menggoda. Sambil menunggu teman-teman berkumpul untuk berarak bersama menuju Malang Tempoe Doeloe, saya menatap mobil dan motor yang lalu lalang. “Malang dulunya memang begini, hampir tiap sore mendung dan hujan,” kata salah seorang teman arek Malang sejati. Saat itu tertanam angka di kalender, tahun 2007. Sudah 18 tahun berlalu, artinya ada 10 kali acara Malang Tempoe Doeloe terlewati. Malang memang punya kenangan tersendiri, pernah belajar beberapa tahun di kota dengan label kota pendidikan itu seolah kembalikan saya pada bising-bising deru kendaraan ditambah kombinasi kesejukan, keramahan penduduknya, dan elok alamnya. Bagaimana ya, Kota Malang selalu saya sebut-sebut dan selalu ingin saya kunjungi. Dari sekian banyak kota/kabupaten di Jawa Timur, hanya Malang yang punya cerita unik. Bukan tersebab saya pernah menempuh studi di sana, melainkan ada daya tarik tertentu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.  Malang Tempoe D