Saya masih ingat sore itu begitu cerah. Matahari tak segan tampakkan diri. Saya berdiri tepat di sebuah kerumunan, memarkir sepeda motor. Beberapa kerumunan itu terdiri dari pemuda dan pemudi dengan pakaian terbaiknya. Kaki pun melangkah dengan riang. Di sisi kiri berkumpul pria-pria separuh baya berseragam polisi. Tak jauh dari situ terpampang pintu gerbang berlabel “Situbondo Retro Festival”. Sepanjang jalan Irian Jaya biasanya hanyalah jalan raya biasa dengan aspal dan berbagai kendaraan melaju. Kali ini tak ada pengendara yang lalu lalang. Jalan itu kini disulap menjadi gubung-gubug penuh kisah masa lampau. Beberapa mobil dan sepeda ontel keluaran lama pun terpajang. Entah bagaimana kendaraan-kendaraan jadul itu didatangkan tanpa banyak protes. Sepertinya kondisinya cukup baik untuk dikendarai. Langkah kaki mulai tak sabar menjelajahi setiap rumah-rumah kecil yang didirikan. Meski mengusung tema jaman dulu, sesuai dengan namanya, beberapa spot terkesan cukup mode