Skip to main content

Usia Cantik Itu Hadiah Kesederhanaan

"Arowa bessa la (Itu busnya)," kata seorang perempuan berusia 45 tahun waktu itu. Keriput tertoreh di wajahnya, tatapannya tampak berat. Tangannya melambaikan tangan. Beberapa detik lagi alat transportasi kotak yang menampung puluhan orang akan tepat berhenti di tempatku berdiri.

Saranku sih, merantaulah agar kita tahu seberapa besar cinta kita pada ibu

Seperti biasa, aku mencium tangan lalu kedua pipinya. Bus sudah berhenti. Tas hitam besar kutenteng, "Engkok ajelena ye, Bok (Aku jalan, Bu). Assalamualaikum."

"Waalaikum salam. Je' loppae abejeng (Jangan lupa salat)!" ujarnya kemudian.

Tanpa pikir panjang lagi aku masuk ke dalam bus. Meninggalkan perempuan itu seorang diri. Perempuan yang tak pernah berhenti untuk tangguh, padahal di dalamnya gelisah. Iya, dia gelisah jika setiap kali anak laki-lakinya pergi jauh. Empat tahun setengah kuliah di kota dingin, kota pendidikan, Malang, sudah dijalani. Perjalanan kakiku akan dimulai di sebuah perusahaan majalah pertanian besar di Indonesia di Depok, Jawa Barat. Aku tak ingin berkisah tentangku. Bisa jadi terlalu self centre dan tak bijak jika sepanjang waktu tapak-tapak langkahku memenuhi blog ini.

Aku menyebutnya "ibu", perempuan pertama yang sudah punya tempat di hati. Beliau berbeda dengan ibu-ibu yang sering kutemui, bisa mengoperasikan komputer, bermain smartphone, atau bisa melakukan debat keilmuan bersama orang-orang besar. Perempuan itu bahkan tak sempat lulus sekolah dasar. Keriput pada wajahnya tampak jelas. Beberapa kali meminta mencabut uban-ubannya, tapi aku terlampau malas.

Usianya kini 48 tahun. Sama seperti ibu-ibu di berbagai belahan dunia mana pun, perempuan itu tak henti-hentinya berbicara, mencari bahan untuk berkomunikasi atau sekadar menanyakan kabar hati. Menurut Nurul Dwi Larasati, blogger yang juga seorang ibu, sudah kodrat jika perempuan cerewet. Seperti penelitian mengungkapkan juga bahwa perempuan dalam sehari bisa mengeluarkan kata-kata lebih dari 20ribu kata, sementara laki-laki hanya enam ribu kata. Perempuan memang punya banyak andil dalam mengungkapkan apa yang dilihat dan ia rasakan.

Namun percayalah, meskipun cerewet perempuan itulah yang selalu setia menemaniku keluar rumah hingga melepas kepergianku di jalan. Selebihnya sih dibiarkan mandiri. Meski aku tahu ketidakrelaannya saat aku bersikeras tinggal di luar kota menarikku. Memang sedih sih kalau mesti pisah dengan ibu (keluarga) yang sudah tinggal lama bersamanya. Tidak bisa dipungkiri jika saya harus pergi menyelesaikan urusan yang harus dikerjakan. Entah itu sebentar atau lama. Tapi, "anak laki-laki memang harus mandiri jika sudah dewasa," tambah Nurul.

Ia bisa membaca perlahan. Kadang memintaku menjumlahkan total belanjaannya usai dari warung sebelah. Ada kelegaan pada rautnya saat ia menemukanku tergeletak di atas kasur dalam keadaan menganga atau bercanda tawa dengan kucing-kucingku. Beban hidupnya berkurang sejak aku dinyatakan lulus sarjana awal tahun 2012. Ada bangga pada rautnya, yang tak ternilai, apalagi saat aku berdiri bersama jajaran lulusan mahasiswa punya prestasi. Prestasi kecil sih, tapi buatnya berbeda.

Kebahagiaan ibu adalah kebahagiaan anak-anaknya, begitu pun sebaliknya. Jika anaknya bahagia, ibu pun begitu

Buat dia, menjadi orang tua putus sekolah dan menyekolahkan anak hingga jenjang sarjana adalah prestasi. Ada banyak orang berpendidikan tinggi menyekolahkan anak hingga lulus sarjana kan sudah biasa. Usia cantik baginya adalah menyelesaikan cita-cita yang belum sempat ditunaikan. Dan aku berkesempatan menunaikan sebagian cita-citanya.

Tak dipungkiri, usia cantik memengaruhi senyumnya. Rautnya kian terawat akibat bahagia mengalir deras. Belum lagi saat ia tahu anak-anaknya tak henti menorehkan prestasi-prestasi kecil. Kakak perempuanku yang berkali-kali juara 1 dalam lomba nyanyi di Situbondo, aku yang juga membawa beberapa kali pulang membawa tropi kecil dan buku-buku hasil karyaku menambah usianya kian gemilang. Meskipun prestasi yang kuhasilkan belum seberapa, tidak sebanding dengan mimpi-mimpi yang sedang dan ingin kujalani. Tapi hadiah-hadiah kecil ini sedikit membungkam sedihnya.

Aku rasa semua ibu di seluruh dunia sama, bangga akan prestasi-prestasi anaknya, seperti yang dialami Imawan Anshari, blogger. "Ibuku sangat bangga karena selama SMP, aku juara umum terus untuk nilai akademik. Ibu suka bercerita kepada kerabat kalau aku sering juara," kata Imawan.

Ada lagi, usia cantik buat ibu adalah pada saat ia tiba-tiba menyodorkan sesuap makanan di depan mulut untuk dicicipi. "Enak?" tanyanya begitu makanan itu kukunyah. Kadang juga tiba-tiba memintaku mengantarnya ke pasar tradisional. Aha, pasar tradisional adalah tempat menyenangkan untuk dikunjungi. Atau, hal terakhir yang membuatku sadar bahwa usia cantik ibuku sudah mencapai stadium matang, yaitu saat ia berkata, "Kalau kamu menikah, akan ada istri yang merawatmu." Artinya ibu telah rela menyerahkan putranya kepada orang lain. Wkwkwk  something like that, hati ibu terlalu lembut untuk dirasakan dan disakiti.

Usia cantik memangnya apa sih? Agak terlambat sih jika saya membahas pengertiannya pada paragraf ini, tapi rasanya perlu dan ini paragraf terbaik untuk memulainya. Mungkin mendengar kata "cantik" pengertiannya jadi gahar ya. Usia cantik ya khusus untuk perempuan modis, pandai bercakap-cakap, usianya tak sampai 40 tahun, cerdas, kaya raya, punya suami pebisnis handal, dan mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai acara. Bisa jadi. Bisa jadi. Setiap orang memiliki standar tersendiri untuk itu.

Ibu selalu repot memasak makanan favorit saat saya pulang kampung

Jika dibandingkan dengan ibuku? Ah, pede aja lagi. Ibu mungkin tidak seberuntung orang lain, tapi aku bersyukur dilahirkan dari rahimnya. Tuhan begitu baik menunjukkan keajaibannya. Ibu benar-benar cantik dan mungkin akan mengulang kembali ulasan di atas. Usia cantik ibuku, yaitu sehat, masakannya lezat, cerewet (sudah pasti), beban hidup berkurang, bahagia melihat anak-anaknya sehat, dan istiqomah berjalan beriringan dengan bapak. Hal-hal sederhana sih sebenarnya, tapi tidak semua orang mendapatkan kehangatan seperti ini. Tidak semua orang bisa bertatapan dengan kedua orang tuanya setiap hari. Yakin deh, saat melihat orang yang kita sayangi, semua hal idealis yang menjadi teori pakem, akan luruh seketika.

Jadi, usia cantik ibu buatku ya saat ini. Ibu tak harus kembali ke masa muda lagi untuk jadi ibu dengan status lulusan terbaik di universitas terkemuka. Atau, ia juga tak perlu jadi apa yang orang lain ingin, karena yang aku butuhkan ya dia yang seperti sekarang. Jadi (lagi), usia terbaiknya adalah saat ia melihat keajaiban Tuhan melalui anak-anaknya. Meskipun aku tahu, masih banyak pe-er yang harus kukerjakan untuk menyinari usia cantiknya. Bukan hanya usianya yang cantik lo, tapi juga auranya. Akhir kata, setiap pulang dari luar kota, saya selalu memeluknya, because I love her. (Uwan Urwan)

“Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift.”

Comments

Paling banyak dibaca

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.