Skip to main content

Menuju Bumi Sehat Bersama Komunitas Anak Kali Ciliwung

Rumah adalah surga tak terelakkan, sementara itu bumi itu tempat tinggal manusia dan beragam makhluk lain.
     Pandangan saya seketika jatuh pada sebuah rumah bernuansa kayu, tepat di tepi Sungai Ciliwung, Kampung Tongkol RT 04 RW 01, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Rumah itu tampak sederhana dengan dinding bata timbul di lantai satu dan sepenuhnya menggunakan material kayu (sebagian besar dindingnya bambu) di lantai dua dan tiganya. Dibandingkan dengan rumah-rumah di sepanjang Sungai Ciliwung, rumah inilah yang berbeda, karena mencolok.
     Terlihat kurang menarik memang jika dibandingkan dengan hunian perumahan elit, tapi justru rumah itu punya kisah dan konsep. Komunitas Anak kali Ciliwung, begitulah mereka menamakan sekumpulan warga peduli lingkungan itu, memotong rumah demi menjaga komitmen jalur inspeksi. Jalur inspeksi selebar 5 m dari batas sungai untuk jalan dan belakang rumah pun selebar 5 m untuk memberi ruang antara rumah dan tembok benteng kota kolonial. Sempadan sebagai ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daratan lebih luas.
     Sungai Ciliwung memang tergolong salah satu sumber air utama di Jakarta. Namun, seiring berjalannya waktu, bangunan-bangunan yang kian bertambah dan mengurangi resapan air menjadi salah satu sebab Jakarta banjir pada musim hujan. Luas area Sungai Ciliwung 347 km persegi dan panjang sungai utamanya sekitar 117 km. Kedalaman sungainya sekitar lima meter. Meski kini fungsi sungai dan kegiatan lebih bersinergi, perluasan sempedan membuat area hunian kian sempit. Untuk menyiasatinya, rumah dibuat bertingkat. Ruang-ruang yang hilang pun dapat tergantikan.
Rumah contoh
     Mereka menyebut rumah itu sebagai rumah contoh, di mana dalam satu rumah fungsinya beragam. Dalam rumah itu terdapat kamar mandi yang dilengkapi satu unit septic tank, saringan, resapan air limbah rumah tangga, dan satu sambungan listrik. Rangka atap dan kanopinya dari bambu. Sebelum digunakan, bambu-bambu tersebut diawetkan dalam formalin untuk memperpanjang daya tahannya. Tanpa pengawetan, bambu hanya akan bertahan paling lama lima tahun, namun jika bambu diperlakukan sedemikian rupa, mulai dari penebangan, penyimpanan, pengawetan, hingga perawatan, bambu dapat bertahan hingga puluhan tahun.
     Sistem ventilasi dan cahaya pun telah diatur untuk menghindari penggunaan listrik berlebih. Ada kekeluargaan yang tinggi di kampung itu, sebab orang dewasa membangun rumah, sementara anak-anak membuat mural untuk dinding belakang rumah.
     Jika ditelusuri, kegiatan Komunitas Anak Kali Ciliwung tak hanya pada rumah contoh, melainkan menjadikan area itu sebagai titik contoh cinta lingkungan. Memotong hunian, misalnya, untuk memberikan ruang selebar lima meter menjadi halaman bersama tidak mudah, sebab di Jakarta harga tanah tak murah. Juga kegiatan membuat biopori, pembersihan kali, penyediaan tempat sampah, memilah sampah sekaligus memanfaatkannya (kerajinan tangan untuk nonorganik dan kompos untuk organik), kelompok tabungan untuk renovasi kampung, taman vertikal dari botol bekas, dan bekerja sama dengan pemerintah (khususnya dengan Dinas Kebersihan setempat dan PMI) juga Arsitektur Swadaya dan Fasilitas (ASF). Nah, kampung itu jadi paket lengkap.
     Kampung Tongkol menjadi lebih tertata dan mendukung gerakan pemerintah. Tentu saja itu berguna untuk kelangsungan bersama. Sebab rumah yang kita jaga dengan baik akan menjadi hunian nyaman untuk kita tinggali. (Uwan Urwan)
Pustaka
http://ppejawa.com/ekoregion/das-ciliwung/
http://propertytoday.co.id/teknik-pengawetan-bambu.html
................................................................................................................................
Terimakasih kepada PMI Jakarta Utara telah memogramkan susur Sungai Ciliwung melewati kampung Komunitas Anak Kali Ciliwung untuk memperingati Hari Bumi 2016 bersama blogger.
................................................................................................................................

Comments

Paling banyak dibaca

Golda Coffee dan Kopi ABC Botol, Kopi Kekinian, Kopi Murah Cuma 3000an

Kamu suka kopi hitam pekat, kopi susu, kopi kekinian, atau yang penting kopi enak di kedai kopi? Mungkin kita sering sekali nongkrong bersama teman di kedai kopi mencoba berbagai aneka ragam kopi, mahal pun tak masalah, tapi yang jadi persoalan jika sedang miskin, apakah akan tetap nongkrong? Pilihannya ya minuman murah, misalnya kopi murah dan kopi enak yang cuma 3000an ini.   Aku, Uwan Urwan, memang bukan penikmat kopi banget, tapi suka minum kopi, kadang sengaja mampir ke kedai kopi punya teman, paling sering membeli kopi Golda Coffee dan/atau Kopi ABC Botol, yang harganya hanya 3000an. Aku akan mencoba mereview empat rasa dari dua merek yang kusebut sebelumnya. Golda Coffee kutemukan di minimarket punya dua rasa, yaitu Golda Coffee Dolce Latte dan Golda Coffee Cappucino. Sementara Kopi ABC botol juga kutemukan dua rasa, chocho malt coffee dan kopi susu.   Keempat rasa kopi kekinian kemasan itu aku pikir sama karena biasanya hanya membeli, disimpan di kulkas, dan langsung ku

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.