Skip to main content

Posts

Showing posts with the label review

Review Film Tribhanga, Tedhi Medhi Crazy

Agak bosan nonton serial di Netflix membuatku beralih cari film yang sekali habis, mulai dari Timetrap, Your Name Engraved Herein, Marriage Story, 37 Seconds, The Maid, Dear Ex, dan kemarin sehabis dua hari libur nonton, langsung buka aplikasi kemudian muncullah wajah Kajol, artis India yang sudah tidak diragukan lagi aktingnya, di film Tribhanga Tedhi Medhi Crazy. Aku langsung duduk manis dan memutar film itu. Sebenarnya ingin mereview semua film yang kutonton, tapi semoga bisa melakukan itu ya, aamiin. Film-film yang kusebut di atas pun sebenarnya layak tont on semua, paling kurekomendasikan sih The Maid, 37 Seconds, dan Dear Ex ya, tulisan ini aku mau review film Tribhanga. Kemunculan Kajol mengobati kerinduan di film Bollywood Kajol di film Tribhanga Tedhi Medhi Crazy mengingatkanku pada Lulu Tobing, artis Indonesia yang sudah lama tidak muncul di layar kaca, tiba-tiba hadir dan pesonanya tetap ada. Begitu pun Kajol, film terakhir yang kutonton adalah My Name is Khan, di mana peran

5 Pelajaran dalam Mobile Legend Yang Bisa Diaplikasikan ke Kehidupan Sehari-hari

Aku pemain baru Mobile Legend. Main game ini juga karena pandemi gak kelar-kelar kan. Ada banyak waktu kosong, yang biasanya kerja di luar, sekarang keseringan nganggur dan jadi keasyikan. Aku dapet lima poin penting pas main Mobile Legend yang menurutku kudu diterapin di dunia kantor, organisasi sekolah, organisasi kampus, sampek ke masyarakat biar suksesnya bareng-bareng. Ini dia poin-poin yang udah aku rangkum. Harus kompak dan gak egois Main Mobile Legend itu gak melulu soal keren-kerenan hero yang dipake. Meskipun hero yang kamu pake udah expert dan udah level tinggi, akan percuma kalo temen satu tim gak kompak, apalagi salah satu atau semuanya egois. Tim lawan akan gampang sekali menghacurkan pertahanan. Sama aja kayak kerja dalam tim. Gak bisa yang satu ke sana, yang satu ke sini. Tetep ada pembagian tugas, masing-masing harus kerja bener dan maksimal. Satu orang kerjaannya gak bener dengan sengaja, bakalan ngerepotin dan ngeberatin pekerjaan temennya. Ya soalnya kerjaan

Betah Banget Aku Kesepian?

Sendiri, hem, udah gak kaget aku ke mana-mana sendiri. Atau lebih sering mendekam di dalam kamar. Teman banyak, udah gak diragukan, tapi persoalannya bukan tentang teman, tapi tentang diriku sendiri yang selalu sengaja mengasingkan diri. Dan aku bangga mengakui itu. Aku gak suka keramaian Sampai sekarang aku masih trauma dengan keramaian. Pertama aku nyadar itu saat SMA, setiap senin pagi pasti upacara kan, entah kenapa tiba-tiba aku merasa diawasi banyak orang dan gemeteran sepanjang upacara. Paling benci saat hormat, karena tanganku bergetar hebat. Rasanya pengen nangis dan gak mau ikut upacara setiap senin, tapi gak bisa. Sejak itulah aku benci kalau harus berkumpul dengan banyak orang, apalagi orang-orang baru. Dalam ketakutan-ketakutan yang ada, aku selalu berusaha nyembunyiin kalo aku baik-baik aja. Kalo ada seminar atau workshop lebih suka memilih duduk paling belakang atau yang sekiranya pemateri gak terlalu merhatiin. Aku mengalami trauma hebat, sampek sekar

Film Gundala, Film Indonesia Terbaru Ini Tidak Layak Tonton untuk Anak?

Ramai teman-teman membahas Film Gundala tidak layak tayang untuk anak-anak. Setengah jiwa saya bilang iya dan setengahnya lagi tidak. Joko Anwar pun bilang kalau film Indonesia terbaru itu bisa ditonton semua umur, tapi apa daya Lembaga Sensor Film   Indonesia mengklasifikasikan penonton harus berusia di atas 13 tahun. Kredit : Instagram Joko Anwar Film Gundala ramai karena dianggap tidak layak ditonton anak-anak Menurut saya adegan kekerasan di Film Gundala masih tergolong wajar, mengingat benar-benar minim darah. Kalau kiblat masyarakat Indonesia adalah superhero di Holywood, harusnya masih tergolong layak ditonton anak-anak. Film Indonesia terbaru ini juga tidak terlalu menunjukkan luka atau lebam yang cukup jelas. Berbeda dengan di film superhero barat, luka bisa terlihat jelas oleh penonton. Saya tidak akan membahas sinopsis karena pasti sudah banyak berseliweran di media sosial. Ada banyak pujian, tidak sedikit juga yang memberi kritik. Wajar sih, setiap karya