Skip to main content

Posts

Showing posts with the label kesehatan

Insto Dry Eyes: Rahasia Menghadapi Mata Kering dan Computer Vision Syndrome

Pernahkah kamu merasakan matamu berkunang-kunang dan migrain setelah seharian menatap layar hape? Aku mengalaminya. Aku, Uwan Urwan, seorang pengembara kata, pemburu cerita, dan pencipta puisi, nyaris terjebak dalam jerat kecanduan layar. Mata yang lelah dan kering menjadi teman setia. Pengalaman Mata Kering karena Terlalu Lama Menatap Layar Hape Keseharianku sebagai seorang blogger, kreator konten, dan penulis puisi membawaku dalam aliran teknologi, menyulut pancaran cahaya layar sepanjang hari. Awalnya hanya urusan pekerjaan, namun perlahan, kebiasaan membuka hape dan laptop terus menggelayuti, meski cahaya pekerjaan telah surut. Mataku pun menjadi korban kelelahan yang terabaikan. Dalam dunia maya, aku menemukan kebahagiaan berinteraksi, meresapi riset para peneliti, dan terbius oleh pancaran cahaya teknologi. Sulit untuk melepaskan diri dari belenggu kecanduan layar hape, bahkan dalam momen-momen sederhana sehari-hari. Namun, kebahagiaan hakiki ditemukan ketika berada di tengah-ten

Meningkatkan Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu 2024

Partisipasi remaja dengan disabilitas dalam Pemilu 2024 menjadi sorotan utama dalam tulisan ini. Dalam webinar yang aku simak ini, diselenggarakan pada tanggal 28 November 2023, Rizal Wijaya dari KBR memandu diskusi yang menghadirkan dua narasumber kunci: Kenichi Satria Kaffah, remaja dengan disabilitas, dan Noviati, S.IP dari Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBDM). Hambatan yang dihadapi Remaja dengan Disabilitas Noviati, yang telah aktif dalam isu pemberdayaan disabilitas sejak tahun 1978, menyoroti berbagai hambatan yang dihadapi oleh remaja dengan disabilitas dalam Pemilu. Salah satu tantangan utama adalah akses kesehatan yang minim, terutama bagi pasien kusta disabilitas. Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBDM), melalui program Prioritas Anak Disabilitas Indonesia (PADI), telah berupaya memberikan wadah pembelajaran dan koordinasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Sejak tahun 2012, Pusat Pe

Media: Senjata Ampuh Menembus Stigma Kusta

Aku kembali menyisir jejak di webinar Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia , ranah dimana inspirasi bertemu informasi, aku terpukau oleh pencerahan Ajiwan Arief Hendradi, S.S., seorang Redaktur tangguh dari solidernews.com yang berbasis di Yogyakarta. Menggagas konten berita berbasis jurnalisme independen sejak 1999, KBR (Kantor Berita Radio) telah menjadi pionir penyedia informasi terpercaya dengan dukungan dari reporter dan kontributor terbaik di seluruh Indonesia dan Asia. NLR Indonesia, sebuah yayasan nirlaba dan non-pemerintah, menjadi salah satu jalan persahabatan yang ditempuh Ajiwan dalam menyuarakan isu kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas, dampak dari kusta. Bakteri Mycobacterium leprae , penyebab kusta, menyebar melalui kontak dekat, menciptakan tantangan kesehatan masyarakat yang belum sepenuhnya terpecahkan. Indonesia Peringkat ke-3 Penderita Kusta Terbanyak di Dunia  Ilustrasi dibuat oleh ai Jumlah penderita kusta di Indonesia dalam dekade terakhir stagnan p

Bangun Masa Depan Indonesia Bersama Dharma Sucipto dan Gerakan Go Green Smandry

K alau aku jujur, jajanan tak sehat memang bikin ketagihan. Donat garing di luar, lembut di dalam, atau sepiring seblak yang pedasnya nendang. Namun, apakah kita menyadari bahaya di balik kelezatan itu? Apakah makanan yang setiap hari kita makan adalah makanan sehat? Dharma Sucipto, remaja pemberani, memahami risikonya. Sebagai pemenang SATU Indonesia Awards 2012, Dharma punya cerita yang menginspirasi tentang perjuangannya mengubah kebiasaan makan di SMA Driyorejo 1, Gresik. Jajanan kurang sehat, seperti yang sering kita nikmati, ternyata bukan hanya soal rasa, tapi juga soal kesehatan jangka panjang, terutama jajanan anak. Dharma adalah salah satu anak muda inspiratif yang membawa semangat perubahan melalui gerakan jajanan sehat di sekolahnya, serta bagaimana upaya kolektif di SMA Negeri 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur, melalui Go Green Smandry (GGS), telah menciptakan perubahan positif dalam gaya hidup dan gerakan peduli lingkungan. Dampak Jangka Panjang Jajanan Kurang Sehat: Tantan

Inovasi Teh Daun Murbei: Rahasia Di Balik Kelezatan Teh Unik 'lamina tea'"

Aku mengenal pesona teh hangat Camelia sinensis pada suatu pagi yang cerah. Cahaya matahari membelai jendelaku, dan aku merasakan desiran kehangatan yang menyapa. Tahun 2016, itulah awal dari kisah cintaku dengan teh. Dulu, teh hanyalah teman saat ada acara khusus atau kunjungan ke rumah teman dan keluarga. Awal mula kisah cintaku dengan teh Camelia sinensis dimulai Semuanya berubah saat ritual minum teh Camelia sinensis dimulai. Suatu pagi, sambil mengantarkan aku ke kosan baru, seorang teman berkata, "Bu, tolong buatin teh anget ya, buat Uwan biar badannya anget." Awalnya, aku enggan, harus turun setiap pagi untuk memesan teh. Namun, ibu kos dan anaknya dengan penuh keramahan mengantarkan teh manis yang lezat. Lama kelamaan, aku yang menjadi penggoda, ketuk pintu dan berkata, "Bu, tehnya ya." Begitulah setiap pagi. Awalnya, teh itu terlalu manis bagiku, aku kurangi tingkat kemanisannya. Juga, aku lebih suka teh yang tawar. Menikmati kehangatan teh Camelia sinen

ANAK PINTAR DAN CERDAS DENGAN BERI NUTRISI DAN STIMULASI YANG BAIK

Menikah karena cuma ingin tapi belum siap secara mental, menikah karena dipaksa lingkungan, menikah karena perekonomian masih berantakan, dan lain-lain, itu dampaknya bukan main-main. Ada yang kemudian tiba-tiba pisah rumah, bercerai, dan perekonomiannya setelah menikah justru makin miris. Macam-macam persoalannya tapi memang tidak semua berjalan dengan mulus. Sebagian orang justru tidak bahagia setelah menikah. Ya karena tidak siap, baik secara mental, lahir, atau batin. Paling parah jika perekonomian setelah menikah justru tidak keruan dan berdampak pada anak. Tidak siap menikah, berefek panjang pada keluarga bahkan anak Kalau mendengar cerita soal tetangga atau saudara yang saking tidak punya uang untuk memberikan susu bayi, mereka menggunakan air gula untuk anaknya atau mengganti susu dengan kental manis . Bayangkan, yang seharusnya anak mendapatkan asupan nutrisi yang baik justru hanya mendapatkan nutrisi dari gula (pemanis) setiap hari. Bagaimana perkembangan kognitif pada anak d