Skip to main content

Posts

Showing posts with the label event

Haruskah Perempuan Hanya Berkutat di Dapur, Sumur, dan Kasur?

Ada teman A tiba-tiba bahas soal beda gaji karyawan perempuan dan laki-laki. Menurutnya gaji perempuan jauh lebih sedikit ketimbang laki-laki meski karyawan perempuan usahanya sudah maksimal. Sampai ke pembahasan, “Kalo gak salah, temenu gajinya di atas 10juta per bulan,” teman B berargumen. “Temenmu cowok?” tanya teman A. B menjawab iya. Meski tidak semua karyawan perempuan mendapatkan gaji lebih kecil daripada karyawan laki-laki, bukan berarti keluhan teman A bukan fakta, terlebih lagi dia sudah bekerja di di beberapa perusahaan dan sempat mendapatkan fakta bahwa peraturan perusahaan tertentu menerapkan gaji lebih rendah untuk karyawan perempuan dibanding laki-laki. Sistem patriarki masih sering dijumpai di kota besar Patriarki itu sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam berbagai peran, baik politik, moral, sosial, dan penguasaan properti. Sistem patriarki sudah dari zaman dulu, mengakar, membudaya, sehingga tidak mudah

Setua Ini Belum Nikah Juga?

Kamu gak mau nikah? Entah sudah berapa kali pertanyaan-pertanyaan itu datang, yang membedakan cuma penanyanya. Biasanya aku diem aja sih atau senyum. Gak jawab. Capek kadang dengernya apalagi pertanyaan itu datang dari keluarga sendiri. Kapan nikah? Kapan nikah? Kapan nikah? Menikah bukan prioritas saat ini Sebagian besar orang pasti ingin menjalani hidup normal, baru lahir, jadi anak-anak, tumbuh jadi remaja, lalu dewasa, menikah, punya anak, jadi kakek/nnek, terakhir mati. Siklus hidup manusia pada umumnya begini, tapi gak semua orang mau nikah. Ada temenku yang terang-terangan begitu ditanya, “Sudah menikah?” Jawabannya, “Tidak menikah.” Tidak dalam artian memang gak niat buat nikah. Ibaratnya kalo cita-citaku tercapai, baru aku lega dan beralih prioritas lain Kalo seperti yang orang-orang bilang, menikahlah biar bahagia. Lah, berarti orang-orang yang belum menikah tidak bahagia? Ya belum tentu kan. Bahkan orang yang sudah menikah apakah ada jaminan bahagia?

Siap Pindah ke Ibu Kota Negara Baru?

U dah kayak apaan dong membayangkan Indonesia secanggih dan sehebat Amerika Serikat atau negara-negara di Eropa. Pengen rasanya Indonesia semaju itu, dipandang negara lain dngan riang gembira. Kayak, “Indonesia itu hebat loh, kamu harus belajar dari mereka,” ya misalnya orang luar pada ngomong begitu. Kemudian Bahasa Indonesia jadi salah satu bahasa internasional. Kan keren! Hem, tapi tenang aja sih, tahun 2024 rencananya ibu koa baru udah jadi nih. Jadi mulai sekarang pemerintah lagi nyiapin banyak hal termasuk sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan di sana. Udah pada tahu kan kalau ibu kota negara baru nanti di Penajam Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pemilihan ini tentu gak sembarangan dong. Sudah dipikirin mateng-mateng dari jauh-jauh hari. Kenapa harus pindah ibu kota? Jakarta sudah menanggung beban berat selama bertahun-tahun Ya Allah, beban di Jakarta sudah cukup penuh. Ibarat seorang ibu, masih dikasih beban jadi bapak rumah tangga.

Melihat Anak-anak Lucu Sampai Blusukan ke Pabrik Danone SN

Anak-anak balita itu sedang duduk di kursi masing-masing. Di atas meja biru, senada dengan warna kursi dan baju olahraga yang dikenakan anak-anak itu, terdapat piring berisikan menu seimbang, lengkap dengan segelas susu dan sebotol air mineral. Begitu plastik penutup piring, anak-anak kecil itu diminta menyantap menu yang menerapkan prinsip “Isi Piringku.” Melihat kelucuan adik-adik di PAUS Cerdas Isi Piringku merupakan pedoman makanan sehat yang digunakan untuk sekali makan. Di dalam satu piring harus terdapat lauk-pauk, sayuran, buah, dan karbohidrat. Tingkah anak kecil memang menggemaskan. Beberapa kali mereka tertangkap kamera seang bertingkah lucu. Sementara aku (bloger), wartawan, dan jajaran karyawan Danone mengamati dari dekat. Tak lama, aku meninggalkan PAUD Cerdas binaan Danone Specialized Nutrition (SN) di Citereup, Bogor, Jawa Barat. Sebelum beralih topik, anak-anak lucu itu juga menyambut kedatangan kami dengan tarian lucu. Karena masih anak-anak, mere

Deddy Corbuzier : Sekolah Itu Gak Penting

Dalam sebuah peluncuran buku Millennial Power karya Deddy Corbuzier dan Erik Ten Have, Deddy menyentakku dengan bilang, “Sekolah itu gak penting.” Functional Room, Gramedia Matraman, waktu itu penuh sesak ole pengunjung yang ingin mendengarkan cerita dari keduanya.. Sekolah itu gak penting, yang penting itu pengetahuan Ada banyak hal yang salah dalam pendidikan di Indonesia, menurut Deddy. Kalau zaman dulu, sekolah memang penting banget karena tidak ada tempat lain untuk menimba ilmu selain di sekolah. Sekarang belajar bisa di mana saja selama mau. Ada perpustakaan, ada jaringan internet di setiap smartphone yang kita pakai. Jaringa internet bisa digunakan untuk macam-macam, mulai dari mencari informasi, mendapatkan uang, belajar, video call dengan ahli kimia (misalnya), dan lain-lain. Ada banyak hal positif yang bisa dilakukan hanya dengan sau smartphone. Kuncinya hanya: mau. Bila sudah mau, orang yang lulusan SD-pun bisa mendapatkan pengetahuan yang sama dengan orang

Tren Gaya Hidup Organik Ciptakan Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019

Siang itu di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019, produk-produk unggulan lokal dari berbagai komunitas dipamerkan di situ. Produk-produk itu berupa makanan dan kerajinan tangan sebagai upaya mengenalkan lebih luas potensi alam dan manusianya, juga untuk menyesuaikan dengan slogan PARARA, yaitu Jaga Tradisi, Rawat Bumi. Tren gaya hidup organik memang tiap tahun selalu meningkat wabahnya. Kecap organik non-kedelai cocok untuk penderita autis ada di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019 Begitu menggelitik, begitu terpesona dengan produk-produk yang ditawarkan, salah satunya kecap organik non-kedelai berbagai air kelapa dari booth Komunitas Mitra Jaringan Kearifan Tradisional Indonesia (JKTI) yang berlokasi di Bogor. Komunitas Mitra JKTI ini punya kegiatan mengadvokasi dan kampanye kearifan tradisi di Indonesia. Tak hanya seputar budaya, tapi juga untuk urusan pangan, upacara adat, dan lain-lain.  Memilki anggota sekitar 30 lembaga dan individu yang ter