Skip to main content

Posts

Showing posts with the label lingkungan

David Hidayat: Kisah Inspirasi Menjaga Keindahan Laut Indonesia

Di belahan bumi yang diberkahi kekayaan lautnya, Indonesia muncul sebagai surga bawah laut dengan terumbu karang yang memikat. Dari ujung barat hingga timur, keberagaman terumbu karang mencapai 27% dari total dunia, menciptakan panorama yang memukau. Pulau-pulau di Indonesia yang dikelilingi oleh perairan, menjadikan kekayaan alam di laut sebagai salah satu sumber kehidupan terbesar bagi masyarakatnya. Aku pun ikut merasakan dampaknya bahwa tanpa laut mungkin aku tidak akan bisa menikmati gurihnya daging berbagai jenis ikan yang ku lahap setiap hari. Terumbu karang yang menakjubkan tersebar di destinasi seperti Taman Nasional Bunaken, Wakatobi, Komodo, dan Raja Ampat, menciptakan panggung indah bagi pertunjukan alam bawah laut. Namun, keindahan ini menjadi saksi bisu perubahan yang berlangsung di laut Sumatera Barat. Di tengah keelokan, ada seorang pemuda, David Hidayat, yang menjelma menjadi penjaga laut di pesisir selatan Sumatera Barat. Dari desa kecil Sungai Pinang, David mencintai

Energi Alternatif: Antara Ketergantungan Listrik dan Kerusakan Lingkungan

Dalam dunia yang semakin modern ini, melalui sorotan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, aku mengembara melihat perubahan perilaku rumah tangga secara menyeluruh di Indonesia. Televisi menjadi kawan setia dengan kehadiran mencapai 97,36%, diikuti oleh kulkas, mesin cuci, dan kipas angin yang melibas sekitar 96,72%, 86,62%, dan 96,13% dari rumah tangga. Di sisi lain, perabotan modern seperti kompor listrik dan setrika listrik menyentuh kehidupan 82,11% dan 93,22% rumah tangga. Ketergantungan Indonesia pada Listrik dan Dampak Negatif Lingkungan pada Perubahan Iklim Tak hanya itu, alat elektronik memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Laptop menjadi penguasa dengan persentase 67,45%, sementara handphone mendominasi dengan keterpaparan mencapai 99,13%. Meski komputer, tablet, kamera digital, dan perangkat lain memiliki penetrasi yang beragam, kesimpulannya tetap jelas: masyarakat Indonesia telah menggenggam era listrik dengan tangan terbuka. Persentase tinggi ini men

Bangun Masa Depan Indonesia Bersama Dharma Sucipto dan Gerakan Go Green Smandry

K alau aku jujur, jajanan tak sehat memang bikin ketagihan. Donat garing di luar, lembut di dalam, atau sepiring seblak yang pedasnya nendang. Namun, apakah kita menyadari bahaya di balik kelezatan itu? Apakah makanan yang setiap hari kita makan adalah makanan sehat? Dharma Sucipto, remaja pemberani, memahami risikonya. Sebagai pemenang SATU Indonesia Awards 2012, Dharma punya cerita yang menginspirasi tentang perjuangannya mengubah kebiasaan makan di SMA Driyorejo 1, Gresik. Jajanan kurang sehat, seperti yang sering kita nikmati, ternyata bukan hanya soal rasa, tapi juga soal kesehatan jangka panjang, terutama jajanan anak. Dharma adalah salah satu anak muda inspiratif yang membawa semangat perubahan melalui gerakan jajanan sehat di sekolahnya, serta bagaimana upaya kolektif di SMA Negeri 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur, melalui Go Green Smandry (GGS), telah menciptakan perubahan positif dalam gaya hidup dan gerakan peduli lingkungan. Dampak Jangka Panjang Jajanan Kurang Sehat: Tantan

Arky Gilang Wahab Mengubah Sampah Menjadi Segenggam Emas

Di tanah air yang kita cintai, ada melodi yang terus mengecam, mengotori kehidupan kita, sebuah permasalahan yang seakan tak ingin berakhir: penumpukan sampah, sebuah drama abadi. Alam bisa memeluk sampah organik dalam dekapannya, mengurainya menjadi humus yang penuh dengan gizi-gizi berharga bagi akar-akar.  Namun saat jumlahnya meluap dan bergabung dengan saudara anorganiknya di tempat pembuangan akhir, cerita berubah. Saat-saat itu menjadi penting, menggema di tempat-tempat terpinggirkan, menciptakan narasi yang memilukan, terutama bagi mereka yang meresapi hidup dekat dengan tempat terakhir bagi segala sisa. Penyakit-penyakit seperti berak yang tak kunjung henti, tipes, infeksi kulit yang bisa meluas menjadi kutukan tak berkesudahan, keracunan makanan bagai kisah keracunan sianida dalam kopi yang bisa menyebabkan drama bertahun-tahun,  tetanus yang menakutkan parasit dari cacing-cacing yang menggeliat dan tanpa sadar bertelur di dalam tubuh kita. Tentu itu sangat menyedihkan jika k

Franly Aprilano Oley, Penjaga Hutan yang Menyuarakan Cinta Alam

Dalam not balok hidupku, Franly adalah melodi yang menggambarkan impian masa kecilku. Sejak SMA, aku memang cukup tertarik dengan hal-hal berbau alam dan lingkungan. Aku punya mimpi suatu saat punya lahan luas yang penuh tanaman-tanaman langka, tanaman obat, dan buah-buahan untuk menjadi simfoni konservasi alam. Impian itu terus terekam dan terulang-ulang di kepalaku. Menjelang kelulusan SMA waktu itu, pilihan masa depan membawaku ke pertimbangan antara mimpi dan kenyataan. Belajar di Institut Pertanian Bogor, Jurusan Kehutanan, kemudian hijrah ke Kalimantan untuk bekerja dalam konservasi alam dan melakukan penelitian tentang berbagai tanaman dan hewan liar, bagi kedua orang tuaku terasa jauh dari pulau tempat tinggalku. Impianku sirna seketika karena tak mendapatkan restu. Tak terduga, aku menemukan jalan ke biologi di Universitas Brawijaya, menjadi langkah awal menuju lingkungan konsep dan konservasi alam. Pilihanku terasa masuk akal, meski tanpa peta arah yang pasti.  Meski impian u

Hentikan Perburuan Hewan Liar dengan Sepatu Kulit Kaki Ayam Ramah Lingkungan!

Pada suatu pagi yang cerah, aku, seorang pencinta alam, berusaha mencari sepatu kulit lokal yang ramah lingkungan. Aku merasa beruntung ketika menemukan jejak kecil menuju kelestarian alam dalam kisah luar biasa merek sepatu kulit kaki ayam, Hirka, buatan Nurman Farieka Ramdhany di Bandung. Kulit Kaki Ayam sebagai Bahan Ramah Lingkungan: Meretas Jalan untuk Mode Berkelanjutan Saat ini, banyak produk mewah yang dielu-elukan orang dianggap sebagai barang wajib dipamerkan di dunia sosialita. Namun, tahukah kamu bahwa sebagian besar dari produk-produk tersebut menggunakan bahan kulit hewan liar yang ditangkap di alam, bukan hasil budidaya? Ini adalah perjalanan inspiratif kepedulian terhadap lingkungan di dalam industri sepatu yang seringkali mengesampingkan keberlanjutan. Pada tahun 2015, Nurman Farieka Ramdhany memulai perjalanan penciptaan produk yang unik dan ramah lingkungan. Ayahnya, seorang ahli penelitian kulit dengan lebih dari dua dekade pengalaman, memberinya panduan untuk mengh

Metamorfosis Kupu-Kupu: Kisah Gemerlap dan Tragis di Balik Sayap Mereka

Dalam dunia yang menggoda ini, kupu-kupu datang seperti kisah singkat yang penuh warna. Mereka menjalani kehidupan yang gemerlap hanya dalam waktu sekejap, rata-rata antara 3-4 minggu. Namun, dibalik kilau itu tersembunyi momen-momen dramatis yang menjadikan kupu-kupu begitu memukau. Memahami Kehidupan, Fakta, dan Misteri Umur Kupu-kupu Dewasa Awalnya, kupu-kupu dewasa itu muncul sebagai telur yang menetas dengan cepat, dalam waktu 3-4 hari, tergantung pada spesiesnya. Setiap kupu-kupu memiliki rahasia tersembunyi tentang tanaman inang yang menjadi rumah dan sumber makanan bagi ulat mereka. Lalu, ulat kecil lahir dan memulai perjalanan makan mereka dengan rakus. Dalam 5 hingga 10 hari, ulat kecil itu melahap daun-daun hijau dengan nafsu yang luar biasa. Jika populasi ulat kecil banyak, mereka bisa dengan cepat menghabiskan semua daun dalam pohon sebelum beralih ke fase berikutnya, yaitu kepompong. Selama 7-10 hari berada dalam kepompong, kupu-kupu membangun ketahanan dan merenung, meng

Bencana Alam di Indonesia: Kebijakan dan Perubahan yang Dibutuhkan

Indonesia, negeri yang penuh keindahan alam, sayangnya juga menjadi saksi banyak bencana alam. Dari bencana kecil hingga besar, setiap bencana memiliki dampaknya. Bahkan bencana kecil, karena area terbatas, masih bisa berdampak buruk secara lokal. Tahun 2023 aku masih menyaksikan di media sosial masih banyak banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan kebakaran hutan dan lahan sebagai bencana alam paling sering terjadi. Ironisnya, bencana-bencana ini telah berulang selama bertahun-tahun, padahal seharusnya dapat dikelola dan dicegah. Gambar ini dibuat oleh aplikasi ai (Imagine) Kadang-kadang aku frustrasi terhadap pemerintah karena penanganan bencana yang terlihat kurang optimal, meskipun ada upaya. Faktanya, bencana alam di Indonesia seperti banjir dan kebakaran hutan dan lahan masih menjadi masalah yang berulang di banyak wilayah di Indonesia, padahal seharusnya bisa diminimalisir. Tidak hanya pemerintah yang menjadi sorotan, tetapi juga kurangnya kesadaran dan perhatian dari masyaraka