Skip to main content

Posts

FWD Group Bersatu, Permudah Nasabah

Ibarat sebatang lidi jika dibandingkan dengan seikat lidi, kekuatannya akan berbeda. Sebatang lidi mudah sekali dipatahkan dengan dua jari sementara itu, untuk mematahkan seikat lidi tidak bisa dengan dua jari. Bahkan tidak bisa dengan mudah dipatahkan dengan kedua tangan, harus ada alat bantu. Hal yang sama terjadi pada PT FWD Life Indonesia (FWD Life) dan PT FWD Insurance Indonesia yang bergabung menjadi PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance). PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance) adalah hasil gabungan dua perusahaan Bergabungnya kedua perusahaan itu tentu akan memperkuat banyak aspek, dari segi nasabah saja akan bertambah. Tak hanya itu, fondasi FWD insurance akan lebih kuat karena sudah dipercaya 28 tahun berada di Indonesia. Perubahan-perubahan memang patut dilakukan, mengingat keinginan dan kebutuhan manusia yang selalu bergeser. Tahun 2020, FWD Life mengakuisisi PT Commonweath Life (PTCL) yang sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 1993. Nasabah dan daluran distribusi F

Bisakah Harapan Terwujud Tahun 2021?

Seperti awal tahun lalu, aku mencatat harapan-harapanku tahun itu untuk kuperjuangkan. Kemudian perlahan kandas begitu pandemi perlahan masuk dan merusaknya. Mimpi-mimpiku tahun 2020 tampaknya memang harus diwujudkan tahun ini satu per satu agar tak ketinggalan . Pulang kampung Pantai Pathek yang selalu membuat rindu Terakhir pulang kampung, menjejakkan kaki ke tanah di Situbondo itu awal November 2019. Rencana pulang bulan Juli 2020. Tentu rencana itu tidak bisa dijalankan kala itu. Aku harus memikirkan keselamatan diri dan keluarga. Sebab aku tahu kondisi sedang tidak bersahabat, khawatirnya aku membawa virus Covid-19 dan menyebarkannya ke anggota keluargaku. Di mana di kampung aku punya ayah, ibu, dan nenek yang usianya sudah di atas 50 tahun dan rentan terinfeksi. Akhirnya ditunda. Tahun 2021 pun aku belum bisa memastikan pulang kampun karena kondisi di dunia masih belum sepenuhnya aman. Ditambah kondisi keuangan belum sepenuhnya pulih. Aku harus bertahan hidup di sini. Poin ini ak

Kenapa Keluar dari Grup WhatsApp

Melanjutkan tulisanku sebelumnya yang membahas kenapa tidak aktif di grup WhatsApp, di tulisan ini pun isinya data-data wawancara dengan narasumber yang sama seperti sebelumnya. Hasil poling di Twitter paling banyak bilang bila grup WhatsApp itu tidak asyik, makanya keluar grup. Hem, namun, bagaimana dengan jawaban-jawaban teman-temanku? Grupnya tidak asyik Setiap orang yang dimasukkan tanpa izin atau pun dengan izin ke dalam grup berharap grup WhatsApp asyik, tapi kadang realitanya tidak begitu. Standar asyik atau tidaknya tiap orang pun beda. Menurutku, ya memang, sebelum dimasukkan ke dalam grup ada baiknya izin terlebih dahulu. Bila pun tidak, beri penjelasan singkat tentang grup tersebut, apa kira-kira manfaat yang akan diperoleh di dalam grup. Tidak asyiknya grup WhatsApp pun penyebabnya macam-macam, bisa jadi karena ada musuh di dalam grup, adan mantan, ada teman yang sok, ketuanya kurang disukai, dan lain-lain. Memang sebaiknya beri kebebasan untuk anggota memilih, mau tetap be

Damai dari Teror Kanker dengan 10ribu per Bulan

Indonesia ada di urutan ke-8 se-Asia Tenggara angka kejadian kanker menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Jumlah keseluruhan kasus kanker meningkat dari 14 orang per 10 ribu penduduk tahun 2013 jadi 17,9 orang per 10 ribu penduduk tahun 2018, di mana yang tertinggi ada di Provinsi Yogyakarta (48,6/10.000 penduduk), Sumatra Barat (24,7/10.000 penduduk), dan Gorontalo (24,4/10.000 penduduk).  Kasus terbanyak ditemukan kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Apa yang harus dilakukan untuk mencegah, dengan hidup sehat atau beli asuransi kanker online? Sel kanker cukup cerdik untuk tidak terdeteksi dari sistem imun Kanker, penyebab kematian terbesar di Indonesia Setelah stroke, hipertensi, diabetes melitus, dan gagal ginjal kronis, kanker adalah penyebab tertinggi kematian terbanyak di Indonesia. Waktu itu aku masih sibuk dengan diri sendiri, kemudian dapat kabar bahwa ibu kakak ipar meninggal karena kanker. Beberapa tahun lalu pun teman sempat cerita kalau te

Kenapa UMKM Perempuan harus Melek Digital?

Berbelanja adalah kegiatan rutin yang aku lakukan, setiap hari. Pelaku usaha bertebaran di sekeliling, mulai dari warung makan, kedai kopi, warung kelontong, abang-abang mie ayam, penjual sate, outlet jus, gerai pulsa, minimarket, dan banyak lagi. Kalau dihitung dari ujung ke ujung bisa sampai ratusan pelaku usaha kecil sampai menengah yang beroperasi. Pandemi mengubah segalanya jadi serba digital Aplikasi marketplace yang kupunya Bila sebelum pandemi masih bisa menahan diri untuk tidak buka aplikasi jualan, mau tidak mau berselancarlah tanganku mencari barang yang kuperlukan untuk bertahan hidup dan berkarya selama berada di rumah saja. Ditambah dengan toko-toko yang kulewati di beberapa aplikasi jualan, bisa terhitung lebih dari 1.000 toko harusnya. Menurut data iPrice, jumlah pengguna marketplace pada kuartal 3 tahun 2020 meningkat dibandingkan kuartal 3 tahun lalu. Menurut hasil riset RedSeer, pembelian pun meningkat 18.1% mencapai 98,3juta transaksi dengan total 1,4juta USD. Perki

Demi Sehatnya Remaja Indonesia, Danone Merilis GESID

Makin ke sini, makin muda orang-orang yang terkena penyakit degeneratif (sekitar usia 20-an), mulai dari diabetes, kolesterol, sampai ke jantung. Berbeda dengan dulu, kebanyakan orang yang berusia di atas 40 tahun baru terdeteksi penyakit-penyakit tersebut. Belum lagi isu stunting yang gencar digaungkan, masih jadi masalah yang belum selesai. Kredit : sehatnegeriku.kemkes.go.id. Remaja, generasi penerus bangsa harus sehat Aku coba flashback ke masa-masa remaja dulu. Aku bukan orang yang suka sarapan sebelum berangkat sekolah. Saat jam istirahat pun hanya jajan saja tanpa memperhatikan pemenuhan gizi, sebagai pengganti sarapan. Seringnya menahan lapar saat pelajaran berlangsung, kadang juga rasa lapar terabaikan karena terlalu fokus mengerjakan tugas. Aku baru makan siang di rumah usai pulang sekolah. Pola hidup seperti ini berlangsung terus bahkan sampai aku bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Tidak terbiasa sarapan membuat berat badanku stabil di angka yang tidak seharusnya. Bada

Ketika Harapan itu Tertuang dalam Karya

Pandemi yang berlangsung sepanjang tahun 2020 di seluruh dunia beri dampak cukup besar, buat banyak hal. Bisa dibilang semuanya hancur tahun ini, tapi beberapa bulan sejak pandemi masuk, orang-orang mulai beradaptasi untuk bertahan hidup. Belum senormal seperti tahun 2019 memang, tapi minimal ada harapan besar. h.o.p.e penanda harapan besar untuk tahun 2021 Tahun 2020 sudah mau habis, vaksin sudah ditemukan. Ada harapan besar di sana, tahun 2021 kita semua akan hidup normal. Beruntung, zaman sekarang sudah digital, segala hal bisa didigitalisasi, mulai dari pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, meeting via aplikasi, acara-acara perusahaan dan kepemerintahan pun dilakukan dengan bantuan laptop atau smartphone, webinar jadi jalan pintas untuk tetap informasikan kejadian-kejadian yang seharusnya dilaporkan ke banyak orang. Di sektor kesenian pun mau tidak mau kudu ikut arus kalau tidak mau stagnan. Hidup harus tetap berjalan karena alam pun terus tumbuh, bergerak, dan memperbaiki diri.