Skip to main content

Posts

Tiga Alasan Kenapa Minum Jamu Bikin Beruntung

          Ceritanya nih, lu dah sepenuh usaha buat jadi orang yang kaya, tampan, rupawan, disukai banyak orang, humoris, sering menang undian, dan cerdas. Tapi ternyata kenyataan berkata la e n, ternyata lu ancur banget. Dan lu berpikir bahwa hidup lu apes banget. Yah, kawan, ini saat minum jamu. Hah, minum jamu? Loh kok bisa? Apa hubungannya? Ini dia alasan!   1.  Lu Jadi Anak Baik          Yah, lu tau sendiri jamu itu warisan budaya bangsa, kalo lu mulai konsumsi jamu berarti lu ikut berpartisipasi   dalam pelestarian budaya. Berarti minimal lu udah jadi orang yang lebih baik. Dikit. Dan orang baik disayang Tuhan. Lu masi ngerasa gak disayang Tuhan? Ckckckc, sungguh durhaka! Yah, at least, kalo lu jadi baik, orang lain bakalan sayang ma lu juga. Kalo orang lain sayang lu, paling gak (kalo gak kelupaan) doain lu yang baik-baik. Nah dengan doa itulah, peluang lu buat lebih beruntung akan semakin besar. Hmm…Yah gtu deh pokoknya. Apa lu bilang gak nyambung? Masak sih? Nyambun

Disambut Arakan Istimewa

Awal mula tahun 2014 sambil menyongsong langit temaram, saya hijrah sejenak ke beberapa lokasi di Jawa Timur. Setelah sebelumnya mengitari wilayah yang terkenal dengan tari Jejer Gandrung, menuju kota Jember lalu berkunjung ke kota yang termahsyur dengan pisang Mas Kirana. Di tengah perjalanan itu, saya menyempatkan kembali sejenak ke tanah kelahiran, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Separuh perjalanan saya telah usai namun rindu sanak keluarga tak terbendung. Saya tiba di terminal Situbondo menjelang magrib. Walau saya mengorbankan letih, semilir angin yang tak asing menyambut. Rasa puas membayar segalanya. Dari pemberhentian bus, saya berjalan kaki menyusuri pedagang kaki lima, pertokoan, dan beberapa kelompok muda-mudi. Jika sebuah kamera mengikuti perjalanan saya, mungkin penonton akan menganggap saya gila. Tentu saja. Sepanjang perjalanan saya bertingkah seolah masih bocah berusia 5 tahun. Orang-orang biasa menyebut dengan “autis”. Dan saya tidak peduli. Haha.. Saya ju

Malam Naga-Naga Kawin

     Waktu menunjukkan pukul 21.00 di bawah langit Dusun Rowotengu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Rintik-rintik kecil membasahi tanah pada akhir periode 2013. Di sela-sela perbincangan bersama Asroful Uswatun, pemilik kebun buah naga, suara katak dan jangkrik bersenandung memecah bisikan angin. Aliran udara lembut itu sayup-sayup mematahkan setengah kesadaran saya. Hingga beberapa menit berselang dua sosok laki-laki paruh baya mengayuh sepeda mendekat. Mereka menembus malam bergerimis lengkap dengan jaket dan sepatu bot di tubuh. Saya menduga mereka hendak mencari hewan malam di sawah atau ladang.      Setelah berjarak sekitar 10 m barulah saya tahu jika kedua pria itu karyawan kebun Asroful. Lalu mereka melabuhkan sepeda di bawah naungan. Rasa ingin tahu saya tergugah. “Sebentar lagi mereka akan menyerbukkan buah naga,” kata Asroful. Saya kembali menyelidik mengapa harus dilakukan pada malam hari? Bukankah pada pagi hari akan lebi

MIGRASI KE ANTALOGI PENDEK

     Saya sengaja menghimpun beberapa puisi saya pada tulisan ini. Itung-itung blog ini sebagai dokumentasi sekaligus publikasi diri. (Ah, semoga masih ada manusia di zaman ini yang suka dengan laki-laki model begini. #kode). Atau mungkin ada orang penerbitan yang tidak sengaja terjerumus di blog ini dan terhipnotis oleh kata-kata  saya lalu tanpa sadar saya ditelepon terus dijadikan anak angkat atau calon menantu (loh?). Ah, tampaknya saya sedang labil jadi jangan acuhkan paragraf pembuka ini. Anggap saja saya gila atau apalah. Anda tidak layak ikut gila. Oke, beranjak ke alinea kedua saya ingin memberitahu bahwa puisi-puisi di bawah ini sudah muncul di status facebook saya beberapa waktu lalu. Jadi, ini bukan barang baru sih, tapi bisa jadi barang baru bagi Anda. Mari simak langsung daripada saya terlalu banyak cincau. hehe..  I Tentang senja yang temaram. Indah namun menyulitkan mata. Batin pun bekerja penuh seperti mengambur. Wanita itu merasakan payah hari ini. Ia

Melihat Pribadi Dari Sisi Lain

      Hei...hei... Apa kabar? (Kayak presenter saja). Di tulisan sebelumnya saya berjanji mengkopi paste tes kepribadian dari buku Who Am I? karya @PsikologID. Dan saya ingin menepati janji itu sekarang. Waktu saya dan teman mengikuti tes ini bersama-sama, saya terkejut sekaligus tertawa mendengar hasilnya. Itu lebih mengejutkan ketimbang tes sebelumnya karena saya harus menyebutkan nama-nama. Untuk yang jenis tes ini saya juga pernah melakukannya waktu di bangku SMA.   Hehe... kelihatan ya kalau sejak dulu saya melakukan banyak hal tidak penting. Padahal teman-teman saya waktu itu lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah.      Oke, saya tidak akan berlarut-larut dengan curhatan panjang saya. Akan menjadi out of topic jika saya lanjutkan. Sebelum melanjutkan, siapkan bolpoin dan kertas untuk mencatat jawabannya karena tes ini tes tertulis. Tuliskan jawaban di kertas. Jika tidak punya kertas, baju, handphone, taplak, dan tembok juga bisa difungsikan. Jangan melihat pembehasannya te