Skip to main content

Posts

Showing posts with the label info

Kenapa aku ingin punya mobil?

Bicara soal impian, aku sudah mencatat banyak impian dalam bucket list. Punya rumah atau apartemen di Jakarta, kaya raya, ngembangin bisnis art, membukukan puisi lagi, punya mobil, dan lain-lain. Banyak sekali keinginan manusia memang, ingin ini ingin itu banyak sekali. Doraemon, penuhilah semua keinginan-keinginanku. Cling. Haha.. Sayangnya di dunia nyata tidak seinstan komik Doraemon ditambah kebodohan dan kecerobohan Nobita. Aku harus berusaha, ya tentu. Eh tapi tahu tidak kenapa aku ingin punya mobil? Ini dia alasannya. Bisa pergi bawa rombongan Kadang keadaan memaksa untuk bolak-balik antar jemput karena suaminya atau karena tidak ada kendaraan saat berkumpul bersama keluarga besar. Sebenarnya tidak begitu masalah karena itu jarang terjadi, tapi jadi tidak praktis dan melelahkan bila yang diantar jemput tidak hanya satu orang. Bayangkan punya mobil, cukup angkut beberapa orang, sekali jalan bisa jemput dan antar ke beberapa tempat. Menurutku jadi hemat waktu dan hemat bahan bakar.

Grup WhatsApp Harusnya Bagaimana?

Aku puya sekitar 30an grup WhatsApp? Kalau kamu berapa? Coba sekarang dipikirkan, apakah aktif di semua grup, hanya di beberapa grup, atau malah tidak aktif di semua grup? Kalau aktif di semua grup apakah kamu pengangguran? Wkwk... Lalu bila memilih tidak aktif di semua grup, berarti ada yang salah dengan fungsi grup itu sendiri. Menurutku, setiap grup dibentuk dengan tujuan tertentu, ada yang buat komunitas, pekerjaan, alumni xxx, geng, dan lain-lain. Masing-masing harus paham visi dan misi sekaligus keberadaan grup itu sendiri. Meski begitu, mau grup WhatsApp apapun itu akan selalu ada yang tidak nyaman atau memilih jadi silent reader. Di sisi lain, banyak yang merasakan manfaat adanya grup WhatsApp dalam hidupnya, bagi yang benar-benar mengambil manfaat. Baca juga : Kenapa keluar dari grup WhatsApp? Aku mengumpulkan data dari beberapa teman, seharusnya grup WhatsApp itu seperti apa sih? Begini kata mereka. Sesuai dengan tujuannya Grup WhatsApp memang sebaiknya sesuai dengan tujuann

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Bisakah Harapan Terwujud Tahun 2021?

Seperti awal tahun lalu, aku mencatat harapan-harapanku tahun itu untuk kuperjuangkan. Kemudian perlahan kandas begitu pandemi perlahan masuk dan merusaknya. Mimpi-mimpiku tahun 2020 tampaknya memang harus diwujudkan tahun ini satu per satu agar tak ketinggalan . Pulang kampung Pantai Pathek yang selalu membuat rindu Terakhir pulang kampung, menjejakkan kaki ke tanah di Situbondo itu awal November 2019. Rencana pulang bulan Juli 2020. Tentu rencana itu tidak bisa dijalankan kala itu. Aku harus memikirkan keselamatan diri dan keluarga. Sebab aku tahu kondisi sedang tidak bersahabat, khawatirnya aku membawa virus Covid-19 dan menyebarkannya ke anggota keluargaku. Di mana di kampung aku punya ayah, ibu, dan nenek yang usianya sudah di atas 50 tahun dan rentan terinfeksi. Akhirnya ditunda. Tahun 2021 pun aku belum bisa memastikan pulang kampun karena kondisi di dunia masih belum sepenuhnya aman. Ditambah kondisi keuangan belum sepenuhnya pulih. Aku harus bertahan hidup di sini. Poin ini ak

Kenapa Keluar dari Grup WhatsApp

Melanjutkan tulisanku sebelumnya yang membahas kenapa tidak aktif di grup WhatsApp, di tulisan ini pun isinya data-data wawancara dengan narasumber yang sama seperti sebelumnya. Hasil poling di Twitter paling banyak bilang bila grup WhatsApp itu tidak asyik, makanya keluar grup. Hem, namun, bagaimana dengan jawaban-jawaban teman-temanku? Grupnya tidak asyik Setiap orang yang dimasukkan tanpa izin atau pun dengan izin ke dalam grup berharap grup WhatsApp asyik, tapi kadang realitanya tidak begitu. Standar asyik atau tidaknya tiap orang pun beda. Menurutku, ya memang, sebelum dimasukkan ke dalam grup ada baiknya izin terlebih dahulu. Bila pun tidak, beri penjelasan singkat tentang grup tersebut, apa kira-kira manfaat yang akan diperoleh di dalam grup. Tidak asyiknya grup WhatsApp pun penyebabnya macam-macam, bisa jadi karena ada musuh di dalam grup, adan mantan, ada teman yang sok, ketuanya kurang disukai, dan lain-lain. Memang sebaiknya beri kebebasan untuk anggota memilih, mau tetap be

Damai dari Teror Kanker dengan 10ribu per Bulan

Indonesia ada di urutan ke-8 se-Asia Tenggara angka kejadian kanker menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Jumlah keseluruhan kasus kanker meningkat dari 14 orang per 10 ribu penduduk tahun 2013 jadi 17,9 orang per 10 ribu penduduk tahun 2018, di mana yang tertinggi ada di Provinsi Yogyakarta (48,6/10.000 penduduk), Sumatra Barat (24,7/10.000 penduduk), dan Gorontalo (24,4/10.000 penduduk).  Kasus terbanyak ditemukan kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Apa yang harus dilakukan untuk mencegah, dengan hidup sehat atau beli asuransi kanker online? Sel kanker cukup cerdik untuk tidak terdeteksi dari sistem imun Kanker, penyebab kematian terbesar di Indonesia Setelah stroke, hipertensi, diabetes melitus, dan gagal ginjal kronis, kanker adalah penyebab tertinggi kematian terbanyak di Indonesia. Waktu itu aku masih sibuk dengan diri sendiri, kemudian dapat kabar bahwa ibu kakak ipar meninggal karena kanker. Beberapa tahun lalu pun teman sempat cerita kalau te

Kenapa UMKM Perempuan harus Melek Digital?

Berbelanja adalah kegiatan rutin yang aku lakukan, setiap hari. Pelaku usaha bertebaran di sekeliling, mulai dari warung makan, kedai kopi, warung kelontong, abang-abang mie ayam, penjual sate, outlet jus, gerai pulsa, minimarket, dan banyak lagi. Kalau dihitung dari ujung ke ujung bisa sampai ratusan pelaku usaha kecil sampai menengah yang beroperasi. Pandemi mengubah segalanya jadi serba digital Aplikasi marketplace yang kupunya Bila sebelum pandemi masih bisa menahan diri untuk tidak buka aplikasi jualan, mau tidak mau berselancarlah tanganku mencari barang yang kuperlukan untuk bertahan hidup dan berkarya selama berada di rumah saja. Ditambah dengan toko-toko yang kulewati di beberapa aplikasi jualan, bisa terhitung lebih dari 1.000 toko harusnya. Menurut data iPrice, jumlah pengguna marketplace pada kuartal 3 tahun 2020 meningkat dibandingkan kuartal 3 tahun lalu. Menurut hasil riset RedSeer, pembelian pun meningkat 18.1% mencapai 98,3juta transaksi dengan total 1,4juta USD. Perki

Demi Sehatnya Remaja Indonesia, Danone Merilis GESID

Makin ke sini, makin muda orang-orang yang terkena penyakit degeneratif (sekitar usia 20-an), mulai dari diabetes, kolesterol, sampai ke jantung. Berbeda dengan dulu, kebanyakan orang yang berusia di atas 40 tahun baru terdeteksi penyakit-penyakit tersebut. Belum lagi isu stunting yang gencar digaungkan, masih jadi masalah yang belum selesai. Kredit : sehatnegeriku.kemkes.go.id. Remaja, generasi penerus bangsa harus sehat Aku coba flashback ke masa-masa remaja dulu. Aku bukan orang yang suka sarapan sebelum berangkat sekolah. Saat jam istirahat pun hanya jajan saja tanpa memperhatikan pemenuhan gizi, sebagai pengganti sarapan. Seringnya menahan lapar saat pelajaran berlangsung, kadang juga rasa lapar terabaikan karena terlalu fokus mengerjakan tugas. Aku baru makan siang di rumah usai pulang sekolah. Pola hidup seperti ini berlangsung terus bahkan sampai aku bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Tidak terbiasa sarapan membuat berat badanku stabil di angka yang tidak seharusnya. Bada