Skip to main content

Posts

Film Gundala, Film Indonesia Terbaru Ini Tidak Layak Tonton untuk Anak?

Ramai teman-teman membahas Film Gundala tidak layak tayang untuk anak-anak. Setengah jiwa saya bilang iya dan setengahnya lagi tidak. Joko Anwar pun bilang kalau film Indonesia terbaru itu bisa ditonton semua umur, tapi apa daya Lembaga Sensor Film   Indonesia mengklasifikasikan penonton harus berusia di atas 13 tahun. Kredit : Instagram Joko Anwar Film Gundala ramai karena dianggap tidak layak ditonton anak-anak Menurut saya adegan kekerasan di Film Gundala masih tergolong wajar, mengingat benar-benar minim darah. Kalau kiblat masyarakat Indonesia adalah superhero di Holywood, harusnya masih tergolong layak ditonton anak-anak. Film Indonesia terbaru ini juga tidak terlalu menunjukkan luka atau lebam yang cukup jelas. Berbeda dengan di film superhero barat, luka bisa terlihat jelas oleh penonton. Saya tidak akan membahas sinopsis karena pasti sudah banyak berseliweran di media sosial. Ada banyak pujian, tidak sedikit juga yang memberi kritik. Wajar sih, setiap karya

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Film Makmum Tidak Layak Tonton? Oh Ya?

Sekilas saat menonton trailer Film Makmum, saya langsung teringat Film Munafik, jadi tergelitik untuk menonton. Banyak perdebatan terjadi karena poster film horor Indonesia itu menggambarkan setan dengan wajah buruk rupa menjadi makmum salat. Tidak sedikit yang menilai film ini sudah menakut-nakuti manusia saat salat. Kredit foto : Instagram @makmummovie Perdebatan-perdebatan itu bukannya membuat saya takut, justru membuat penasaran. Apalagi sudah lama saya mengabaikan film hantu-hantuan karena memang sempat mengalami masa-masa takut akan hal yang berbau hantu dan sejenisnya. Cukup sering sih saya mengalami gangguan-gangguan meski tidak sampai menampakkan diri. Jangan sampai dong! Plis! Film Makmum vs realita film horor Indonesia mendapat promosi gratis Kredit foto : Instagram @makmummovie Sebenarnya penggambaran setan di film Makmum yang megganggu pemeran saat salat tidak terlalu banyak. Saya rasa makmum hanya menjadi pengantar cerita dalam film Indonesia t

Apresiasi buat pejalan kaki demi wujudkan gerakan jalan hijau

Jumlah pejalan kaki yang juga menggunakan transporasi umum juga banyak lo. Coba kamu kalau iseng saat jam kerja, datang ke stasiun, halte, atau terminal. Banyak pejalan kaki ditemukan setelah naik transportasi umum. secara tidak langsung mereka sukseskan Gerakan Jalan Hijau yang diusung oleh Badan Pengelola Transportasi Jadebotabek. Badan Pengelola Transportasi Jadebotabek (BPTJ), Kementerian Perhubungan memberikan apresiasi kepada mereka yang setiap berjalan kaki menuju kantor setelah menggunakan transportasi umum dengan memberikan suvenir. BPTJ menunjuk beberapa titik untuk kegiatan itu. Apalagi BPTJ juga sedang menggalakkan kampanye “Gerakan Jalan Hijau” untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi massal yang dilanjutkan dengan berjalan kaki. Apresiasi ini dilakukan di beberapa titik, yaitu Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, Lampu merah Simpang Cijago (Depok), dan Bekasi mulai tanggal 19 sampai 22 Agustus 2019. Yang unik lagi, BPTJ membawa pasukan anak-an