Skip to main content

Posts

Showing posts with the label kuliner

Makan Rujak, Kenyataan vs Mitos

Siapa bilang makan rujak hanya soal ngidam? Ini lebih dari sekadar camilan, teman-teman! Makan rujak adalah langkah kecil yang bisa membantu perekonomian lokal berkembang dan lingkungan tetap terjaga. Dengan permintaan yang terus meningkat, petani buah akan merasakan dampak positifnya, sementara lahan-lahan tandus pun bisa dimanfaatkan. Rujak buah yang nikmat dan lezat Makan Rujak: Mitos atau Fakta? Kamu mungkin pernah mendengar bahwa makan rujak adalah tanda ngidam, bukan? Tapi, apakah benar demikian? Mari kita telaah bersama-sama. Saat aku duduk di warung rujak, sering kali aku mendengar orang-orang mengatakan hal ini. Tapi sebenarnya, ada banyak alasan mengapa seseorang memilih rujak. Tidak selalu karena ngidam, bukan? Memang, rujak sering diasosiasikan dengan ngidam, terutama pada wanita hamil. Namun, tahukah kamu bahwa rujak adalah makanan yang populer di kalangan semua orang, tidak hanya mereka yang sedang hamil? Aku punya teman pria yang suka makan rujak setiap hari hanya karena

Membuang Kulit Nanasmu? Berhenti Sekarang dan Buatlah Tepache!

Apakah kamu pernah memikirkan betapa banyak sampah organik yang dihasilkan dari buah-buahan yang kita konsumsi sehari-hari? Salah satu contohnya adalah kulit nanas. Namun, tahukah kamu bahwa kulit nanas yang biasanya dibuang bisa diubah menjadi minuman sehat dan menyegarkan yang disebut Tepache? Eksperimen Pribadi: Ceritaku dengan Tepache Aku adalah orang yang senang bereksperimen. Suatu hari, aku menemukan sebuah video di TikTok tentang fermentasi kulit nanas untuk membuat Tepache, minuman tradisional dari Mexico. Tanpa ragu, aku mencoba untuk mempraktikkan ide tersebut. Meskipun resep yang aku temukan beragam, intinya tetap sama: kulit nanas, gula, dan air. Resep Tepache yang Simpel Namun Menggugah Selera Resep Tepache memang tidak memiliki standar yang baku, namun perbandingan umumnya adalah 3 bagian kulit nanas untuk 1 bagian gula. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan 300 gram kulit nanas dan 100 gram gula untuk 500 ml air. Sayangnya aku tak menemukan lagi akun yang kujadikan pato

Ubah Kebiasaan! Makan Mangga Sekulitnya untuk Zero Waste & Kesehatan

Seberapa sering kamu membuang kulit mangga setelah menikmati dagingnya? Aku dulu melakukan hal yang sama, hingga suatu hari, aku menemukan rahasia tersembunyi di balik kebiasaan tersebut. Siapa sangka, kulit mangga yang selama ini kita abaikan, ternyata memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi sampah! Terungkap: Manfaat Kulit Mangga yang Luar Biasa Tahukah kamu bahwa kulit mangga mengandung nutrisi penting yang sayang untuk dilewatkan begitu saja? Penelitian telah membuktikan bahwa kulit mangga mengandung serat, antioksidan, dan nutrisi lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Jadi, sebelum kamu membuang kulit mangga, pikirkan kembali! Pengalaman Pribadi: Transformasi dari Pembuang Kulit Mangga menjadi Pemakannya! Makan mangga sekulitnya, tidak seburuk itu kok Aku dulu termasuk orang yang selalu membuang kulit mangga setelah menikmati dagingnya. Namun, sejak menemukan keajaiban kulit mangga, aku mulai mempertimbangkan ulang kebiasaan tersebut. Rasanya se

Mengenal dan Mengolah Produk Lokal Sehat

Terbayang tidak betapa serunya momen di Eco Blogger Squad Day Out 2023? Dari dunia maya yang penuh Zoom selama tiga tahun, akhirnya kami bersua dengan teman-teman sesungguhnya, bukan hanya di layar sosial media. Hari pertama di Eco Blogger Squad Day Out 2023 adalah kebahagiaan yang nyata. Kami diterima hangat oleh HIIP Indonesia, penyelenggara acara yang telah menyusun petualangan yang tak terlupakan. Namun, perjalanan sejati dimulai saat kami diajak mengelilingi dunia produk lokal yang begitu menakjubkan, bersama Panen Raya Nusantara (PARARA) . Di sana, terdapat tepung mocaf, tepung sorgum, jawawut, dark chocolate, sirup pala, dan teh daun kelor, mengundang kita untuk menggali lebih dalam. Dan kemudian, di bawah bimbingan Mas Brian Ardianto, seorang food stylist berbakat dan lulusan masterchef season 5, kami diajak untuk memasuki dunia rasa yang lezat dari produk lokal. Rasanya begitu luar biasa, seakan-akan merasakan kelezatan yang tidak kalah dengan produk mainstream. Ini bukan hany

Cemilan Kota Santri yang Nikmat: Gorengan Terminal Situbondo

Pada suatu senja yang berseri, aku tak dapat menahan godaan untuk menjelajah ke Kota Santri, Situbondo. Kota ini, yang selalu menyuguhkan atmosfer hangat, berhasil mengembalikan senyum di wajahku—seakan-akan memanggilku untuk berkelana di antara rimbunnya kota santri yang penuh keberkahan. Dengan mengendarai motor yang jarang kubersihkan, aku melaju dengan kecepatan sedang, 40 KM per jam sambil merasakan angin yang menerpa pipiku dengan manja. Kadang cahaya matahari dengan leluasa menyinari tubuhku terhalangi bayangan pohon-pohon yang sangat merdu di pinggiran jalan. Terlepas dari keresahan di rumah, aku merasa perlu berpetualang dan mencicipi cemilan kita santri sebagai teman menanti jam makan malam. Ke mana langkahku akan membawaku? Sambil melajukan motor, pertanyaan "Beli apa ya?" menggelayuti pikiranku. "Beli gorengan Situbondo di mana yang enak ya?" Cemilan Kota Santri yang Menggugah Selera Di tengah perjalanan yang menyenangkan, mataku tertuju pada sebuah gero

Pecel Semanggi, Saat Ikon Surabaya Bangkit Kembali

Saat kata magis 'Semanggi' tiba-tiba merayap di layar gawaku, rasa penasaranku langsung membara. Sebelumnya, aku hanya tahu kuliner khas Surabaya dengan hanya mencium aroma lezat dari lontong balap, menjadi tanda khas yang tak terlupakan. Namun, begitu kata itu menggelegar, menjadi awal petualangan kulinerku. Terbentanglah nama "pecel semanggi", keajaiban kuliner yang memikat hati kota pahlawan ini. Pecel Semanggi: Kelezatan yang Tersembunyi Kredit: @kampungsemanggi Pecel semanggi memiliki daya tariknya sendiri, sebuah kisah yang ditulis dengan penuh cinta dari daun tanaman semanggi (Marsilea drummondii L) dan kecambah, dipersembahkan tanpa nasi (meski beberapa menyajikannya dengan nasi) dengan bumbu khas yang tak terlupakan. Keunikan tersendiri terpancar saat tanaman semanggi (Marsilea drummondii L) disajikan dengan anggun dalam daun yang dipincuk, diberi sentuhan kentang dan ubi yang lembut, diiringi oleh kerupuk puli atau krupuk gendar untuk menyuguhkan kenikmata

Pertandingan Sengit Mi Krispi BonCabe Vs. Snack Mi Gemez Enaak!

Aku adalah seorang penggemar berat camilan mi kering. Dulu, aku memiliki beberapa merek favorit yang membuat hari-hariku lebih berwarna. Camilan mie kering selain ada beberapa merek tapi juga rasanya beragam, jadi aku sering sekali membelinya di warung terdekat ataupun di sekolah. Lama-lama cemilan mie kering itu tidak dijual lagi di warung. Padahal banyak sekali yang suka dan membeli tapi kenapa seperti tidak diproduksi lagi. Aku Terjebak di Dilema: Mi Krispi BonCabe atau Snack Mi Gemez Enaak? Yang tersisa adalah camilan mie kering enaak dari Siantar Top. Harganya awalnya masih terjangkau, sekitar Rp1.300-1.500 saja, sehingga aku sering membeli beberapa bungkus untuk camilan sehari-hari. Tapi kemudian, harga naik menjadi 1900, dan kebiasaanku membelinya mulai berkurang. Suatu hari, aku menemukan Snack mi kering merek lain yang cukup menarik perhatianku: BonCabe Mi Krispi dari Kobe. Penasaran apakah rasanya lebih enak daripada merek dari Siaantar Top, aku memutuskan untuk mencobanya.