Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Situbondo

Ngopi Yuk di Kedai Kang Dodik, Tempat Ngopi Asyik di Situbondo

Berpuluh-puluh tahun selalu bingung, Situbondo itu apa sih? Punya apa? Saya merasa tidak ada yang bisa diunggulkan. Mau mengunggulkan mangga, eh ternyata di kota lain juga menjadikan mangga sebagai ikon di kotanya, mau mengunggulkan tapai, eh tapai di kota sebelah jauh lebih enak. Kalau ada yang bertanya sekarang, saya sudah punya beberapa jawaban, kopi Situbondo sudah pernah juara 1 kopi nasional loh untuk kategori kopi arabika dan juara dunia untuk kopi luwaknya. Mau mencicipinya? Kamu ngopi yuk ke Kedai Kang Dodik, tempat ngopi asyik di Situbondo. Ngopi yuk, Kedai Kang Dodik murah lo! Kota kelahiranku yang dikenal sebagai Bumi Shalawat Nariyah itu ternyata banyak sekali potensi mulai dari potensi alam yang di bagian utara bersebelahan dengan Laut Jawa dan di bagian selatan tergolong hutan dan gunung. Berdasarkan beberapa sumber, dulunya pada zaman penjajahan, Situbondo cukup terkenal untuk dieksploitasi alamnya. Tak heran kalau ada beberapa pabrik gula di beberapa titik d

Pantai Pathek, Pantai dengan Pesona Tak Habis-habis

Situbondo apa sih tempat wisata yang terkenal? Pantai Pathek . Saya percaya kamu yang tinggal di Situbondo akan setuju dengan itu. Meski Pantai Pathek bukan satu-satunya pantai yang banyak dikunjungi wisatawan lokal, pantai yang di tepiannya banyak batu karang tajam itu punya pesona tersendiri. Setiap weekend selalu dipenuhi pengunjung. Tak hanya waktu libur, hari biasa pun didatangi orang meski jumlahnya tidak sebanyak waktu libur sekolah.

Situbondo Formulasikan Pakaian Khas

Pernah melihat sebuah acara di televisi pada saat ulang tahun DKI Jakarta, hampir semua orang di dalam acara tersebut mengenakan pakaian sejenis? Tentu pernah ya. Tidak hanya di televisi, tapi di berbagai acara  offline di Jakarta pasti mengenakan pakaian khas Betawi. Pria biasanya mengenakan baju sadariah, celana komprang dengan ukuran ranggung, gulungan sarung yang dililit di leher, sabuk hijau, dan peci berwarna merah. Lumrahnya begitu, tapi biasanya pakaian tersebut dimodifikasi. Sementara itu untuk perempuan biasanya mengenakan baju kurung dengan warna menyolok, selendang berwarna senada, kain batik, dan kerudung yang dililitkan di kepala.

Situbondo Adventure, Salah Satu Objek Wisata Wajib Dikunjungi

Sesungguhnya travelling itu adalah bepergian. Dalam bahasa Madura, travelling juga bisa diartikan sebagai berkeliling. Memang sih, sebenarnya orang-orang Indonesia suka sekali menggunakan istilah travelling yang merupakan bahasa India. Mungkin biar lebih terlihat keren. Bayangkan saja kalau pakai bahasa bugis, dolen , akan terlihat seperti wong ndeso . Menurut saya sah-sah saja, karena sebenarnya sejak dahulu kala sudah ijab kabul dan semua orang setuju mereka kawin. Kemudian lahirlah anak-anak lain yang sebenarnya punya arti sama, yaitu dari trip (Belanda), jalan-jalan (Aceh), dan berkelana (Tutur Tinular). Mari tinggalkan sejenak mengenai istilah yang membuat kepala pusing. Em, hei, abaikan paragraf satu yang ngawur itu. Wkwkwk. Kali ini saya mau cerita tentang salah satu objek wisata di Situbondo yang tidak kalah bagus. Beberapa masyarakat di Situbondo pasti sudah pernah berkunjung apalagi yang tinggal di wilayah Situbondo bagian timur. Sebut saja Situbondo Adventure .

Seniman dan Budayawan Siapkan Tari Khas Situbondo

Tari kecak ( Art Wolfe, foto dari The Edge, kredit : www.wanderlust.co.uk) Pernah mendengar nama tari kecak, tari pendet, dan tari legong? Kira-kira tari tradisional tersebut khas dari mana ya? Ada yang bisa menjawab? Sebagian dari kamu yang membaca ini pasti akan menyebut langsung, tapi beberapa akan mencari tahu terlebih dahulu asal tarian tersebut. Saya tidak akan memberi jawaban di sini, tapi saya akan memberi pertanyaan lain. Tari gandrung kamu tahu berasal dari mana? Banyuwangi. Ya, benar sekali. Beberapa daerah sudah memiliki tarian khas, termasuk Banyuwangi. Sampai ada Festival Gandrung setiap tahun. Banyuwangi sudah terdepan untuk unggulkan tari tradisional Jawa Timur. Bagaimana dengan tari tradisional Jawa Tengah dan tari tradisional Jawa Barat? Tanpa ba-bi-bu, kamu pasti akan dengan gamblang menyebutkan beberapa nama tariannya. Berbeda dengan Situbondo? Begitu teman-teman menanyakan, “Apa yang khas dari Situbondo?” Biasanya saya berpikir agak lama, mencoba cari t

Gunung Ringgit, Antara Wisata Religi dan Wisata Alam

Pada suatu pagi yang tak pagi dan siang yang tak siang, sebuah pesan WhatApp (wa) memilih mampir di ponsel pintar “Hari minggu ke Ringgit yuk, Mas! Ke Balurannya tunda dulu. Gimana?” begitulah pesan itu berbunyi. Pesan itu dari seorang pria yang sedang mengalami gundah gulana akibat patah hati. Pemandangan sewaktu pendakian ke Gunung Ringgit Tanpa ba-bi-bu-be-bo, ca-ci-cu-ce-co, ini ibu Budi, ini bapak Budi, saya langsung menyanggupi. Lalu bertanya, “Siapa saja?” Dia menyebutkan satu nama seseorang, lalu nama lain, lalu bertambah peserta lagi. Oke . Saya berpikir jika pendakian itu berupa pendakian kecil yang bisa dengan mudah dilalui. Ketinggian gunung itu cukup kecil. Bisa dibilang saya cukup yakin dan sombong. ------ baca juga Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi  Apalagi saya sudah pernah dua kali mendaki meski hanya sampai ke makam Raden Condrokusumo sepuluh tahun lalu. Saya anggap untuk sampai ke puncak Gunung Ringgit, hanya perlu sedikit lebih

Balik Ke Zaman Dulu di SRF

Saya masih ingat sore itu begitu cerah. Matahari tak segan tampakkan diri. Saya berdiri tepat di sebuah kerumunan, memarkir sepeda motor. Beberapa kerumunan itu terdiri dari pemuda dan pemudi dengan pakaian terbaiknya. Kaki pun melangkah dengan riang. Di sisi kiri berkumpul pria-pria separuh baya berseragam polisi. Tak jauh dari situ terpampang pintu gerbang berlabel “Situbondo Retro Festival”. Sepanjang jalan Irian Jaya biasanya hanyalah jalan raya biasa dengan aspal dan berbagai kendaraan melaju. Kali ini tak ada pengendara yang lalu lalang. Jalan itu kini disulap menjadi gubung-gubug penuh kisah masa lampau. Beberapa mobil dan sepeda ontel keluaran lama pun terpajang. Entah bagaimana kendaraan-kendaraan jadul itu didatangkan tanpa banyak protes. Sepertinya kondisinya cukup baik untuk dikendarai. Langkah kaki mulai tak sabar menjelajahi setiap rumah-rumah kecil yang didirikan. Meski mengusung tema jaman dulu, sesuai dengan namanya, beberapa spot terkesan cukup mode

Situbondo, Surganya Burung Blekok

Sore itu, langit mulai berubah keemasan. Deru motorku berhenti di sebuah ujung jalan setapak, tepian hutan bakau ( Rhizophora sp . ) yang usianya sudah berpuluh-puluh tahun. Sekeliling terdiri dari pohon bakau yang batangnya tak beraturan. Akarnya menghujam ke dalam tanah dan akar napasnya menyembul kuat lewat permukaan tanah itu. Ada sebuah jalan setapak di sana. Tak beberapa jauh ada sungai tenang yang berujung pada pantai. Rapatnya pohon-pohon bakau hanya memberi sedikit celah untuk cahaya matahari masuk ke dasar hutan Situbondo, saat itu sangat sendu. Angin semilir lembut satukan rindu. Kaki melangkah masuk ke dalam jalan setapak itu. Udara menjadi lembab dan sedikit gelap. Langit terhalang oleh daun-daun Rhizophora yang dengan bahagia menghirup polutan dan embuskan oksigen ke udara. Selama beberapa menit mata saya menari-nari ke sekeliling. Aura seram dan takjub beradu, karena khawatir akan binatang buas tiba-tiba menghampiri. Namun, tak ada binatang apapun yang dite

Situbondo Lahir Kembali Dengan Wajah Baru

Pernah tidak kamu jalan-jalan ke luar kota, misalnya Kalimantan atau di mana gitu? Lalu kamu simpulkan sesuatu, ciri khas kota ini adalah bla.. bla bla. Atau misalnya kamu tiba-tiba tersesat di sebuah tempat, melihat sekeliling dan menemukan gapura di setiap rumah, pura, juga payung-payung. Jika dilihat sekeliling, kamu pasti menemukan tanaman kamboja di mana-mana. Meski tidak pernah ke tempat itu, di dalam kepalamu pasti menyebut Bali. Iya tidak? Saking khasnya Bali dan tersohor ke berbagai pelosok negeri, orang-orang yang belum pernah ke Bali akan tetap tahu. Baca juga Bulan Madu Asyik di Ubud, Bali Sama halnya saat saya travelling ke Lampung. Mungkin bagi yang belum pernah ke Lampung, di dalam pikirannya yang khas adalah Way Kambas, tempat gajah-gajah hidup bahagia. Saya bisikin ya. Lampung itu banyak ciri khasnya sih, cuma yang paling menyolok itu sigernya. Coba saja ke sana. Di mana-mana kita akan melihat siger terhias di depan gedung perkantoran. Jadi siger itu mahkota

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei , anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya. Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama. Bukit syariah Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya. Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa mel