Skip to main content

Posts

Showing posts with the label budaya

Jadi Youtuber Berbahasa Daerah, Menjanjikankah?

  Konten kreator zaman sekarang sangat variatif, mulai dari humor, edukasi, budaya, ekonomi, musik, tarian, dan lain-lain. Masing-masing nice masih bisa dibagi lagi, seperti edukasi soal biologi, kedokteran, kandungan, psikologi, dan banyak macamnya. Apalagi dipermudah dengan teknologi yang kian canggih, konten kreator, khususnya pembuat konten Youtube termasuk Youtuber berbahasa daerah, Youtuber konten budaya, seperti yang dilakukan Nadia Nesa yang salah satu kontennya “Belajar Bahasa Minang” yang cukup viral.   Youtuber berbahasa daerah punya pasarnya tersendiri Aku termasuk orang yang senang jika ada anak muda peduli dengan budayanya. Sebab aku bukan orang yang paham terhadap budaya di daerahku sendiri, Situbondo. Beberapa kali aku sempat terharu bahkan menangis saat menonton pertunjukan budaya karena bangga. Beruntunglah Pandi lewat program Merajut Indonesia Melalui DigitalisasiAksara Nusantara (Mimdan) mengadakan IG Live Bincang Mimdan #4 bersama Nadia Nesa, konten kreator

Festival Sapi Sono’, Kontes Sapi Hias Asli Pamekasan

Stadion R. Soenarto Hadiwidjojo, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, siang itu (20/10/2018) sangat terik. Meski begitu, lapangan sudah dipenuhi orang-orang baik dari masyarakat sekitar, turis lokal, dan turis mancanegara untuk melihat langsung Festival Sapi Sono’. Kalau di tempat lain orang-orang berbondong-bondong untuk melihat konser musik, teater, fashion show, dan yang berhubungan dengan manusia, masyarakat Madura justru menjadikan sapi-sapi sebagai objek yang dipertontonkan. Sapi sono’ adalah kontes kecantikan sapi. Sapi-sapi lokal terbaik dari Pulau Sapudi itu dihias dengan menggunakan asesoris dengan warna mencolok, merah, hitam, emas, kuning, dan hijau. Pemilik menghias sapi dengan panggonong, kain yang bersulamkan benang emas (berkilau saat terkena cahaya matahari), beludru merah dan kuning, kayu ukir bentaos dari Karduluk (sentra ukiran di Sumenep), serta kelintingan (yang berbunyi). Asesoris yang dipakai sapi sono’ terdapat rumbai yang berge

Dari Kopi, Barista, Sampai Solusi Sakit Maag

Indonesia adalah produsen kopi terbanyak di dunia nomor empat. Penikmat kopi di Indonesia pun kian bertambah, tapi masalah yang dihadapi penikmat kopi adalah kembung. Kembung biasanya disebabkan sifat asam dari kopi dan perut kita belum toleran. Kalau sudah begitu, kamu harus cari solusi atasi mag. Saya suka minum kopi tapi bukan pecinta kopi. Boleh kan ya? Haha.. Kalau ada pilihan teh. Saya lebih pilih teh. Sesekali minum kopi, soalnya perut suka kembung. Untuk kondisi tertentu, misalnya sedang menahan kantuk, saya akan mencari kopi, meski kadang tidak berhasil juga sih. Minimal dengan minum kopi saya memicu kerja jantung agar lebih aktif memompa darah. Yang paling saya garis bawahi adalah kopi seringkali membuat perut saya kembung. Biasanya saya lebih cari aman, tapi sebenarnya saya ada solusi sih untuk itu.

Seniman dan Budayawan Siapkan Tari Khas Situbondo

Tari kecak ( Art Wolfe, foto dari The Edge, kredit : www.wanderlust.co.uk) Pernah mendengar nama tari kecak, tari pendet, dan tari legong? Kira-kira tari tradisional tersebut khas dari mana ya? Ada yang bisa menjawab? Sebagian dari kamu yang membaca ini pasti akan menyebut langsung, tapi beberapa akan mencari tahu terlebih dahulu asal tarian tersebut. Saya tidak akan memberi jawaban di sini, tapi saya akan memberi pertanyaan lain. Tari gandrung kamu tahu berasal dari mana? Banyuwangi. Ya, benar sekali. Beberapa daerah sudah memiliki tarian khas, termasuk Banyuwangi. Sampai ada Festival Gandrung setiap tahun. Banyuwangi sudah terdepan untuk unggulkan tari tradisional Jawa Timur. Bagaimana dengan tari tradisional Jawa Tengah dan tari tradisional Jawa Barat? Tanpa ba-bi-bu, kamu pasti akan dengan gamblang menyebutkan beberapa nama tariannya. Berbeda dengan Situbondo? Begitu teman-teman menanyakan, “Apa yang khas dari Situbondo?” Biasanya saya berpikir agak lama, mencoba cari t

Situbondo Lahir Kembali Dengan Wajah Baru

Pernah tidak kamu jalan-jalan ke luar kota, misalnya Kalimantan atau di mana gitu? Lalu kamu simpulkan sesuatu, ciri khas kota ini adalah bla.. bla bla. Atau misalnya kamu tiba-tiba tersesat di sebuah tempat, melihat sekeliling dan menemukan gapura di setiap rumah, pura, juga payung-payung. Jika dilihat sekeliling, kamu pasti menemukan tanaman kamboja di mana-mana. Meski tidak pernah ke tempat itu, di dalam kepalamu pasti menyebut Bali. Iya tidak? Saking khasnya Bali dan tersohor ke berbagai pelosok negeri, orang-orang yang belum pernah ke Bali akan tetap tahu. Baca juga Bulan Madu Asyik di Ubud, Bali Sama halnya saat saya travelling ke Lampung. Mungkin bagi yang belum pernah ke Lampung, di dalam pikirannya yang khas adalah Way Kambas, tempat gajah-gajah hidup bahagia. Saya bisikin ya. Lampung itu banyak ciri khasnya sih, cuma yang paling menyolok itu sigernya. Coba saja ke sana. Di mana-mana kita akan melihat siger terhias di depan gedung perkantoran. Jadi siger itu mahkota

Mau Kenal Lebih Dekat Sama Suku Sasak? Ke Dusun Sade Saja

Setiap daerah pasti punya destinasi wisata dan tradisi sendiri, termasuk keberadaan sukunya. Jauh sebelum  orang-orang dan turis asing mendatangi Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat,  ada sekolompok manusia yang sudah mendiami pulau ini sejak berabad-abad yang lalu. Mereka adalah suku Sasak. Pulau Lombok memang sudah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan selain Bali.     Suku Sasak (kredit: IG antoxerror)     Meski sudah  berabad-abad lamanya, suku Sasak tetap eksis sambil menjaga kearifan lokal. Sampai pada era modern seperti sekarang, masyarakat Sasak masih setia dengan tradisi yang diwariskan leluhurnya. Di antara kebudayaan yang dianut suku Sasak, hanya aliran Islam Watti Telu (kepercayaan yang diadaptasi dari ajaran Islam, Hindu, Animisme, dan Antrofomorfimisme) saja yang sudah sulit ditemukan. Kenapa? Karena tergerus oleh Islam yang sesuai ajaran Rasulullah. Untuk melihat langsung bagaimana cara suku Sasak menjalani hidup, kamu bisa mengunjungi Dusun Sade, Desa Rem