Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2017

Kamera Smartphone Terbaik Pilihan Saya

“Ya, sayang kamera saya jelek.” “Pakai hape yang kameranya bagus saja.” Beberapa kali frasa tersebut mencuat dari mulut saya. Apalagi saat berjalan-jalan ke tempat-tempat yang belum pernah saya lalui, lalu menemukan objek keren tapi tidak dapat menghasilkan foto sesuai dengan keinginan. Sudah menjadi kebutuhan buat saya untuk upgrade ponsel yang punya kelebihan pada kameranya. Jujur saya belum terlalu percaya diri begitu pencahayaan kurang. Di dalam ruangan saja pada siang hari minimal mencari posisi di dekat jendela agar saat memotret mendapat cukup cahaya. Jika tidak, hasil memotret tidak sesuai harapan. Pasti masih grain . Kebetulan saya memang penyuka hasil foto tajam dan bisa menghasilkan bokeh natural. Bisa dibayangkan jika saya memotret mangkuk dengan bakso dan mie di dalamnya, lalu saya potret. Cekrek . Sebelumnya, saya perlu cari tahu apakah tempat saya makan cukup cahaya. Jika tidak, saya tidak akan mengeluarkan ponsel, kemudian menikmati bakso dengan sambal cab

Berdamai Dengan Diri Sendiri Paling Baik

M anusia ingin bebas dari masalah? Lalu tanpa sadar kamu mengeluh di media sosial, mengeluh kepada kawan, atau lebih parah langsung melakukan hal-hal tidak terpuji. Hmmm.. selama keluhannya masih bisa diterima, menurut saya masih wajar. Tapi kalau sudah berlebihan sampai mengganggu ketenangan hidup orang lain, m ungkin ada yang salah dalam hidup kamu. Mungkin ini sebabnya 1. Egois Ini poin utama dari sekian banyak keluhan yang kamu sampaikan ke orang lain. Mengeluh artinya menyebarkan energi negatif. Seperti yang sering saya lakukan. Eh . Secara tidak langsung memengaruhi hubungan pertemanan. Mengeluh sih boleh, tetapi selalu ada batasnya. Perhatikan orang lain juga, mer e ka juga punya masalah yang bisa jadi lebih sulit dibandingkan kamu. Sebelum mengeluh ada baiknya juga peduli dengan teman sekitar. Minimal menanyakan bagaimana kabar, apakah sedang dalam mood bagus atau tidak. Baik jika temanmu juga butuh teman curhat. Interaksi dua orang, sharing , dan memberi solusi j

Ini Suplemen Terbaik Untuk Jaga Daya Tahan Tubuh

Seorang perempuan setengah baya kemudian mendapati bibirnya kering dan kulitnya terkelupas. Beberapa kali meringgis seperti sedang menyeruput es jeruk dalam gelas yang airnya sudah habis, hanya tersisa es batu. Beberapa kali ia menurunkan kepala dan menidurkannya di atas meja kayu. Ia tidak sedang tidur, tapi menahan perih di balik bibirnya. Perempuan itu salah satu karyawan sebuah kantor pemerintah di Situbondo. Ia sedang sariawan dan terasa cukup perih katanya. Apalagi setelah ditetesi cairan penyembuh sariawan. “Perih, Dek,” keluhnya begitu kutanya. “Rasanya seperti ditarik-tarik, nyut-nyutan.” Lalu saya lanjutkan pekerjaan begitu perempuan itu selesai bercerita. Saya hanya berdoa semoga sariawannya lekas sembuh. Beberapa orang mungkin mengalami hal sama, penyakit ringan tapi cukup mengganggu. Bukan hanya mengganggu, tapi otak seolah perintahkan tubuh untuk tidak melakukan apapun selain mengatasi sariawan itu segera.  Bisa melakukan berbagai aktivitas itu membahagiakan

Ternyata Like Instagram Artis Kurang Dari 2%

HALOOOOO, apa kabar? Senang banget rasanya kalau mulai bahasan yang satu ini: Instagram . Saya merasa asyik sekali pelajari platform yang satu ini. Makin dipelajari makin banyak yang tidak dimengerti. Misalnya, kenapa jumlah like di postingan saya tidak pernah sampai 10% dari jumlah followers ya? Apalagi 50%? Rasanya kalau sampai sejumlah itu saya harus koprol dari puncak Gunung Himalaya sampai Gunung Argopuro di Situbondo. Halah, lebay ! Harusnya sih saya sudah mulai pakai jasa promote di Instagram agar jumlah like dan komennya banyak. Sementara ini karena belum terlalu mendesak, saya pakai manual saja. Eniwei , penasaran tidak sih dengan, “Kok jumlah like di postiganku segitu ya, berkisar 1-3% dari jumlah followers ? Kamu pasti juga mengalami hal yang sama. Iya, kalau kita senasib, tidak promote postingan di Instagram, tidak populer, tidak bayar orang untuk promosi akun kita, dan lain-lain. Hem, baiklah. Lupakan sejenak siapa kita dan kenapa orang lain lebih b

Situbondo, Surganya Burung Blekok

Sore itu, langit mulai berubah keemasan. Deru motorku berhenti di sebuah ujung jalan setapak, tepian hutan bakau ( Rhizophora sp . ) yang usianya sudah berpuluh-puluh tahun. Sekeliling terdiri dari pohon bakau yang batangnya tak beraturan. Akarnya menghujam ke dalam tanah dan akar napasnya menyembul kuat lewat permukaan tanah itu. Ada sebuah jalan setapak di sana. Tak beberapa jauh ada sungai tenang yang berujung pada pantai. Rapatnya pohon-pohon bakau hanya memberi sedikit celah untuk cahaya matahari masuk ke dasar hutan Situbondo, saat itu sangat sendu. Angin semilir lembut satukan rindu. Kaki melangkah masuk ke dalam jalan setapak itu. Udara menjadi lembab dan sedikit gelap. Langit terhalang oleh daun-daun Rhizophora yang dengan bahagia menghirup polutan dan embuskan oksigen ke udara. Selama beberapa menit mata saya menari-nari ke sekeliling. Aura seram dan takjub beradu, karena khawatir akan binatang buas tiba-tiba menghampiri. Namun, tak ada binatang apapun yang dite