Skip to main content

Posts

Showing posts with the label lingkungan

Styrofoam Aman Digunakan Kok. Siapa Bilang berbahaya?

Hasil pengujian Badan POM RI terhadap 17 jenis kemasan makanan styrofoam menunjukkan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat, artinya styrofoam aman digunakan. Sampai detik ini tidak ada satu negara pun melarang penggunaan styrofoam atas dasar pertimbangan kesehatan. Pelarangan penggunaan styrofoam, nantinya akan jadi sampah non organik, di beberapa negara biasanya berhubungan dengan pencemaran lingkungan. Padahal daur ulang styrofoam sangat mudah. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren pada wadah gabus tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya berada di ambang batas 40-500 ppm. Kalau mencapai 5000 ppm bisa menyebabkan kanker. Bungkus makanan hangat pakai styrofoam aman kok Kemasan makanan styrofoam ternyata sebagian besar adalah udara Badan POM RI menguji 17 jenis kemasan, antara lain berupa gelas POP MIE rasa baso, gelas POP Mie Mini rasa ayam bawang, mangkuk NISSIN Newdles Mie Goreng Pedas Kriuk Bawang, mangkuk Bowl Noodle Soup Kimchi flavour Vegetal, kot

Victor Wirawan Dorong Masyarakat Gunakan Energi Terbarukan

Tak ada yang salah dengan mimpi, yang salah adalah punya cita-cita tapi tidak melakukan apa pun untuk meraihnya. Hal di atas sejalan dengan mimpi-mimpi kita yang selalu ingin segalanya terlihat baik-baik saja, udara bersih, tidak macet, tidak ada polusi, sumber daya selalu ada, punya karir yang bagus, bahan makanan selalu sehat, tubuh prima sepanjang hari, dan lain-lain. Dari sebagian besar mimpi yang kita inginkan jika tidak ada pergerakan, kehidupan kita akan biasa-biasa saja, berjalan seperti biasanya, mungkin akan tetap melarat dan dikelilingi oleh pencemaran. Slogan-slogan di papan pengumuman sampai di media sosial dielu-elukan, “Jangan buang sampah sembarangan!”, “”Hemat energi!”, “Hentikan eksploitasi hutan!”, “Bahan bakar fosil tingkatkan emisi gas rumah kaca!”, dan lain-lain. Memang banyak orang yang lantang suarakan kepedulian terhadap lingkungan, tapi tidak semua dari mereka mau bergerak lebih keras lagi untuk menciptakan itu semua (termasuk saya). Sebagian memi

Bioenergi, Solusi Manis Tanpa Menangis

Di Belanda, 50% listriknya berasal dari sumber energi terbarukan, hasil pengolahan limbah organik. Sampah-sampah sudah berubah jadi energi listrik. Cara itu efektif untuk menekan pencemaran lingkungan, baik di udara maupun tanah. Dari segi ekonomi, penggunaan limbah organik itu sangat menarik karena sumbernya bisa didapat langsung di berbagai tempat, termasuk di sudut kota. Setiap rumah dan gedung pasti menghasilkan sampah. Apalagi jumlah 50% yang termasuk energi terbarukan memberikan banyak manfaat di banyak aspek, termasuk dari segi kebersihan kota. Bebagai alternatif sumber energi terbarukan Limbah organik sebenarnya adalah biomassa, di mana tergolong sumber energi serbaguna yang bisa disimpan dan diubah menjadi energi panas dan listrik. Beruntunglah Belanda melakukan hal tersebut sehingga kebutuhan energi listrik tidak selalu mengandalkan bahan bakar fosil. Bahan organik tidak hanya bisa diubah menjadi listrik, tetapi menjadi bahan bakar pengganti bahan bakar minyak

Baran Power, Sumber Energi Listrik Masa Depan

  Ketersediaan bahan bakar fosil saat ini makin menipis. Salah satu penyebabnya adalah tingginya pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk transportasi. Pemerintah juga sudah berupaya mengatasi masalah-masalah itu dengan beberapa cara termasuk mencari energi yang bisa diperbarui. Tak hanya untuk trasportasi, bahan bakar fosil juga digunakan oleh pembangkit tenaga listrik untuk menghasilkan listrik skala besar, misalnya pembalngkit listrik tenaga uap (PLTU). Listrik-listrik itu dialirkan ke rumah-rumah penduduk dari berbagai wilayah. PLTU mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan listrik. PLTU menggunakan berbagai macam bahan bakar   terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Salah satu PLTU terbesar adalah PLTU Paiton yang terletak di perbatasan Probolinggo dan Situbondo. Penggunaan bahan bakar fosil yang terus-menerus akan menghabiskan persediaan sumber daya alam yang tersedia. Jika bahan bakar fosil habis, keberlanjutan pembangkit