Skip to main content

Posts

Showing posts with the label bisnis lokal

Hentikan Perburuan Hewan Liar dengan Sepatu Kulit Kaki Ayam Ramah Lingkungan!

Pada suatu pagi yang cerah, aku, seorang pencinta alam, berusaha mencari sepatu kulit lokal yang ramah lingkungan. Aku merasa beruntung ketika menemukan jejak kecil menuju kelestarian alam dalam kisah luar biasa merek sepatu kulit kaki ayam, Hirka, buatan Nurman Farieka Ramdhany di Bandung. Kulit Kaki Ayam sebagai Bahan Ramah Lingkungan: Meretas Jalan untuk Mode Berkelanjutan Saat ini, banyak produk mewah yang dielu-elukan orang dianggap sebagai barang wajib dipamerkan di dunia sosialita. Namun, tahukah kamu bahwa sebagian besar dari produk-produk tersebut menggunakan bahan kulit hewan liar yang ditangkap di alam, bukan hasil budidaya? Ini adalah perjalanan inspiratif kepedulian terhadap lingkungan di dalam industri sepatu yang seringkali mengesampingkan keberlanjutan. Pada tahun 2015, Nurman Farieka Ramdhany memulai perjalanan penciptaan produk yang unik dan ramah lingkungan. Ayahnya, seorang ahli penelitian kulit dengan lebih dari dua dekade pengalaman, memberinya panduan untuk mengh

Hilmiyyah Yulianti : Hasilkan uang dari Aisy Bros

  “Aku pengen bisa melaksanakan amanah utama di rumah sebagai istri dan ibu di rumah, biar gak kehilangan momen-momen berharga melihat perkembangan anak. Apalagi setelah tahu kondisi putriku berkebutuhan khusus jadi makin ga pengen kerja kantoran,” ungkap Hilmiyyah, ibu rumah tangga yang saat ini tinggal di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.   Mahkota daun dan bunga kering yang aku pesen di Aisy Bros, belum sempet kupake buat foto2 Aisy Bros, wadah rezeki untuk anak Meski Hilmiyyah sempat menjadi karyawan di sebuah perusahaan swasta di Bali, tergerak juga hatinya untuk keluar dari pekerjaannya tahun 2015. Selain karena lelah memenuhi tuntutan perusahaan, ia juga sulit pulang ke keluarganya di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Blitar saat ada keperluan keluarga yang mendesak. Harap mahfum, ia lahir di kabupaten B ondowoso yang terletak di antara Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember. Kini ia tinggal di Kabupaten Blitar bersama anak dan suaminya.   Baca juga: Himiyyah Yul

Pala, King of Spice dari Indonesia yang Mendunia

Indonesia punya cerita panjang mengenai tanahnya yang subur dan keberadaan rempah. Karena itulah nusantara dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa dan bangsa lain yang ingin mengekploitasi kekayaan alam kita. Salah satu potensi besar yang sampai kini diekspor ke luar negeri adalah pala. Kredit: CNN Indonesia Terdapat kurang lebih 300 spesies pala di seluruh dunia, tetapi hanya ada tiga jenis yang dominan terdapat di pasar global, yaitu Myristica fragrans Hout yang berasal dari Indonesia dan Grenada, Karibian; Myristica argantea warb dari Indonesia dan Papua Nugini; dan Myristica malabarica dari India. Negara kita merupakan penghasil pala sebesar 75% di dunia, di mana Maluku Utara, Aceh, Maluku, Papua Barat, Sulawesi Utara, dan Sumatera Barat adalah provinsi dengan produksi pala di atas 1.000 ton. Pala, emas hijau dari timur indonesia Nikolas Djemris Nikolas Djemris dari LSM Gerakan Masyarakat Papua Lestari (GEMAPALA) dalam webinar Parara Festival 2021 yang mengangkat topik Jelajah rempah d

Gilang Gumilang Setra : Acukla2ki Tumbuh dari Ketidaktahuan tentang Fesyen

Dua jam sebelum azan magrib berkumandang, Gilang Gumilang Setra, pria yang baru putuskan berhenti dari pekerjaannya menangis di tepi jalan, menenteng tiga kresek besar berisi kain. "Stres banget, baru mau melangkah untuk membangun bisnis sudah ditipu," ujarnya. Gilang Gumilang Setra tertatih-tatih membangun Acukla2ki Tukang ojek online menjadi pembuka jalan Acukla2ki Saat itu Gilang berada di titik terendah sebab tak punya penghasilan. Bulatnya tekat tuk pergi dari perusahaan yang selama ini menghidupinya tahun 2017. Ia jenuh karena harus masuk kerja pukul delapan pagi dan pulang pukul lima sore. Ia seolah tak dapat berkembang, ditambah gairah muda meletup-letup ingin bebaskan diri. Renjana, koleksi batik premium karya Gilang Gumilang Setra Gilang pun kalap membeli berbagai jenis kain kemudian diserahkan ke penjahit langganan untuk disulap jadi kemeja dan outer pria. Berkali-kali ia menghubungi penjahit itu tapi tak mendapatkan hasil. Begitu didatangi, penjahit itu tidak me

Tren Gaya Hidup Organik Ciptakan Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019

Siang itu di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019, produk-produk unggulan lokal dari berbagai komunitas dipamerkan di situ. Produk-produk itu berupa makanan dan kerajinan tangan sebagai upaya mengenalkan lebih luas potensi alam dan manusianya, juga untuk menyesuaikan dengan slogan PARARA, yaitu Jaga Tradisi, Rawat Bumi. Tren gaya hidup organik memang tiap tahun selalu meningkat wabahnya. Kecap organik non-kedelai cocok untuk penderita autis ada di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019 Begitu menggelitik, begitu terpesona dengan produk-produk yang ditawarkan, salah satunya kecap organik non-kedelai berbagai air kelapa dari booth Komunitas Mitra Jaringan Kearifan Tradisional Indonesia (JKTI) yang berlokasi di Bogor. Komunitas Mitra JKTI ini punya kegiatan mengadvokasi dan kampanye kearifan tradisi di Indonesia. Tak hanya seputar budaya, tapi juga untuk urusan pangan, upacara adat, dan lain-lain.  Memilki anggota sekitar 30 lembaga dan individu yang ter