Skip to main content

Posts

Kampung Warna Warni Jodipan Terhubung dengan Kampung Tridi

Tak hanya orang-orang lokal yang bela-belain datang ke Kampung Warna Warni Jodipan, wisatawan asing juga. Mungkin karena saking tersohornya, jadi bahan perbincangan di mana-mana termasuk di media sosial, juga karena termasuk wisata Malang murah. Melanjutkan tulisan sebelumnya, di mana aku harus lewat Kampung Tridi dan mencari jembatan kaca sebagai penghubung antara dua kampung ini. Mulanya kupikir jembatan itu cukup tinggi seperti di tebing, begitu tiba, oh jembatan itu. Menyebrangi Sungai Brantas, meniti jembatan kaca Antara Kampung Warna Warni Jodipan dan Kampung Tridi dibatasi oleh Sungai Brantas. Dari jembatan kaca aku bisa melihat jembatan besar yang fungsinya tak cuma jadi penghubung, tapi juga jalan raya. Di balik itu, aku juga bisa melihat kereta melintasi jembatan itu. Kalau naik dari Stasiun Malang Lama atau dari arah Jakarta, sebelum tiba, di sisi kiri akan bisa melihat jelas Kampung Warna Jodipan dan Kampung Tridi dari dalam kereta. Di permukaan Sungai

Wisata Malang Murah? ke Kampung Tridi Saja

Pagi itu tiba di Stasiun Malang dari Stasiun Pasar Senen seperti surga, mengingatkan aku tentang kenangan-kenangan yang pernah kuukir di kota tempat aku kuliah. Perjalananku harus berlanjut ke Situbondo, kampung halamanku, tapi seperti ada yang menghentikan. Untuk beberapa menit lamanya aku dibuat galau, harus menghubungi teman, langsung cabut ke Terminal Arjosari, atau main ke Kampung Warna Jodipan dan Kampung Tridi. Kebetulan juga kedua kampung itu termasuk salah satu objek wisata Malang yang murah. Wisata Malang murah ini lokasinya terjangkau Akhirnya keputusanku adalah main sebentar ke Kampung Warna Jodipan, Malang . Kucek maps , tak jauh letaknya, hanya 10 menit berjalan kaki dari Stasiun Malang. Sambil membawa tas travel, tukang ojek pangkalan tak henti menyapaku dan bersedia mengantarkan ke manapun yang kumau. Aku hanya menggeleng sambil merasakan kesejukan kota ini yang jauh sekali kalau dibandingkan dengan suhu udara di ibukota. Beberapa pohon bungur berbung

Penyandang Disabilitas Harus Mendapat Hak yang Sama

Ada 3,3% orang disabilitas pada rentang usia 5-17 tahun, sementara itu untuk yang berusia 18-59 tahun mencapai 22% (Riskesdas, 2018). Menurut UU Disabilitas No.8 Tahun 2016 Pasal 53 tentang Kewajiban pemerintah dan perusahaan swasta untuk mempekerjakan paling sedikit minimal 1% sampai 2% tenaga kerja disabilitas dari jumlah seluruh pegawai. Artinya baik pemerintah atau pun perusahaan punya tanggung jawab bersama untuk memberi kesempatan mereka berkarya sesuai passion mereka. Hak setiap manusia sama Sampai detik ini masih banyak orang meremehkan penyandang disabilitas, menganggap mereka tidak bisa bekerja, setara dengan kita yang merasa normal, tapi gak sedikit juga yang udah terbuka, memberi kesempatan yang sama. Yang paling keliatan sih perusahaan yang bergerak di bidang kesenian ya, baik itu seni tari, seni tarik suara, seni lukis, seni peran, dan lain-lain. Sisanya, masih meraba-raba. Baca juga : Indonesia peringkat ke-5 jumlah bayi prematur terbanyak di dunia Ad

Flu Saat Traveling, Gimana Dong?

Membayangkan traveling ke Situbondo dari Jakarta saja sudah membuat kepalaku pusing, seperti mabuk perjalanan. Tiket kereta api ekonomi paling murah menuju Malang sudah di tangan, akhirnya tanggal 28 Oktober 2019 siang hari berangkat juga dari Pasar Senen. Suplemen juga sudah di tangan, khawatir soalnya selama di Situbondo badan drop. Berdasarkan data World Health Organization, ada satu miliar kasus flu di seluruh dunia dan flu saat traveling itu gak lucu banget. Traveling ke Situbondo menghabiskan 20,5 jam di perjalanan. Capek banget! Dua tahun ini aku pulang bulan Oktober, anggap aja sebagai travelin ke Situbondo. Entah kenapa gak pernah diizinkan pulang pada bulan lain. Pulang tahun ini sengaja gak bilang-bilang juga, buat kejutan karena berkali-kali Bapak dan Ibu gelisah karena kangen. Ya sama. Milih kereta api ekonomi paling murah juga karena ingin berhemat (lagi miskin cuy). Harga tiket pesawat sama sekali ga bersahabat buat kantongku. Bingung mau pesan tiket ker

Sanitasi lingkungan di Jakarta Buruk, Warga Kelurahan Tebet Timur Bangun IPAL Komunal

Cukup lama aku berdiri di tepi sungai di Kelurahan Tebet Timur RT 08/RW 10, Jakarta. Ada jembatan yang menjadi penghubung. Sewaktu saya cek di maps, sungai kecil itu terus memanjang sampai ke Sungai Ciliwung di Jalan Manggarai Utara 2. Tak ada yang menarik di tempat itu selain terpapar panas terik dan air sungai yang berbau. Jelas sanitasi lingkungan tidak bagus dan air bersih sulit didapatkan. Aku gak bisa bayangin mereka tinggal di area sungai yang berbau harus dibetah-betahin (fotografer : Riyardi Arisman) Tak hanya bau yang membuatku cukup terganggu, terlihat ada banyak sampah, pun airnya tak jernih. Pipa-pipa pembuangan limbah domestik ada banyak sekali berderet dan muaranya di sungai itu. Pemandangan seperti ini lazim terlihat di Jakarta, apalagi yang jumlah penduduknya diproyeksikan mencapai 10,5 juta jiwa tahun 2019 menurut Badan Pusat Statistik, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional 2018. Kelurahan tebet Timur, RT 08/RW 10 Jadi pioner pembangunan IPAL Kom