Sungguh berat perjalanan cinta. Bagaikan air, anggap saja ia mengalir dari puncak pegunungan berisi dua molekul hidrogen dan satu molekul oksigen sejuk. Mulanya ia merembes dari badan-badan tanah yang dipijak beragam flora. Ia mencari celah terlebar untuk dilalui dan sampailah ke ke titik bertemunya dengan teman-teman baru. Ia berkoloni bagai burung pipit dalam kawanannya di tepian sawah matang. Gravitasi membawanya makin turun letaknya. Ia dan koloninya saling berlomba menda patka tempat terdepan. Ia tak hanya.membawa tubuh, beragam serpihan yang tak dikenali menempel pada badannya, seperti serpihan klorofil, unsur-unsur logam, dan puing-puing bernyawa lain. Tahu tidak, ia masih terbenam jauh dalam perut gunung-gunung menjulanv. Entah bagaimana ceritanya tanah meninggi bak tebing, aku tak tahu. Pada suatu wilayah yang teramat jauh, tersibaklah matahari. Keluarlah molekul-molekul kaya mineral itu ke atas permukaan tanah. Jalanan makin rendah dan ia selalu ta