Skip to main content

Posts

Showing posts with the label lingkungan

Hentikan Perburuan Hewan Liar dengan Sepatu Kulit Kaki Ayam Ramah Lingkungan!

Pada suatu pagi yang cerah, aku, seorang pencinta alam, berusaha mencari sepatu kulit lokal yang ramah lingkungan. Aku merasa beruntung ketika menemukan jejak kecil menuju kelestarian alam dalam kisah luar biasa merek sepatu kulit kaki ayam, Hirka, buatan Nurman Farieka Ramdhany di Bandung. Kulit Kaki Ayam sebagai Bahan Ramah Lingkungan: Meretas Jalan untuk Mode Berkelanjutan Saat ini, banyak produk mewah yang dielu-elukan orang dianggap sebagai barang wajib dipamerkan di dunia sosialita. Namun, tahukah kamu bahwa sebagian besar dari produk-produk tersebut menggunakan bahan kulit hewan liar yang ditangkap di alam, bukan hasil budidaya? Ini adalah perjalanan inspiratif kepedulian terhadap lingkungan di dalam industri sepatu yang seringkali mengesampingkan keberlanjutan. Pada tahun 2015, Nurman Farieka Ramdhany memulai perjalanan penciptaan produk yang unik dan ramah lingkungan. Ayahnya, seorang ahli penelitian kulit dengan lebih dari dua dekade pengalaman, memberinya panduan untuk mengh

Metamorfosis Kupu-Kupu: Kisah Gemerlap dan Tragis di Balik Sayap Mereka

Dalam dunia yang menggoda ini, kupu-kupu datang seperti kisah singkat yang penuh warna. Mereka menjalani kehidupan yang gemerlap hanya dalam waktu sekejap, rata-rata antara 3-4 minggu. Namun, dibalik kilau itu tersembunyi momen-momen dramatis yang menjadikan kupu-kupu begitu memukau. Memahami Kehidupan, Fakta, dan Misteri Umur Kupu-kupu Dewasa Awalnya, kupu-kupu dewasa itu muncul sebagai telur yang menetas dengan cepat, dalam waktu 3-4 hari, tergantung pada spesiesnya. Setiap kupu-kupu memiliki rahasia tersembunyi tentang tanaman inang yang menjadi rumah dan sumber makanan bagi ulat mereka. Lalu, ulat kecil lahir dan memulai perjalanan makan mereka dengan rakus. Dalam 5 hingga 10 hari, ulat kecil itu melahap daun-daun hijau dengan nafsu yang luar biasa. Jika populasi ulat kecil banyak, mereka bisa dengan cepat menghabiskan semua daun dalam pohon sebelum beralih ke fase berikutnya, yaitu kepompong. Selama 7-10 hari berada dalam kepompong, kupu-kupu membangun ketahanan dan merenung, meng

Bencana Alam di Indonesia: Kebijakan dan Perubahan yang Dibutuhkan

Indonesia, negeri yang penuh keindahan alam, sayangnya juga menjadi saksi banyak bencana alam. Dari bencana kecil hingga besar, setiap bencana memiliki dampaknya. Bahkan bencana kecil, karena area terbatas, masih bisa berdampak buruk secara lokal. Tahun 2023 aku masih menyaksikan di media sosial masih banyak banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan kebakaran hutan dan lahan sebagai bencana alam paling sering terjadi. Ironisnya, bencana-bencana ini telah berulang selama bertahun-tahun, padahal seharusnya dapat dikelola dan dicegah. Gambar ini dibuat oleh aplikasi ai (Imagine) Kadang-kadang aku frustrasi terhadap pemerintah karena penanganan bencana yang terlihat kurang optimal, meskipun ada upaya. Faktanya, bencana alam di Indonesia seperti banjir dan kebakaran hutan dan lahan masih menjadi masalah yang berulang di banyak wilayah di Indonesia, padahal seharusnya bisa diminimalisir. Tidak hanya pemerintah yang menjadi sorotan, tetapi juga kurangnya kesadaran dan perhatian dari masyaraka

Pengendalian Hama Padi Keong Mas dengan Daun Widuri

Siapa yang tak tahu keong mas, salah satu hewan moluska yang juga suka dijadikan santapan lezat, tapi di sawah hewan itu adalah hama padi. Siput murbai, nama lain keong mas ( Pomaceae canaliculata Lamarck ) merupakan hewan nokturnal yang sangat rakus memakan daun terutama pada malam hari. Keong sawah akan makan hampir semua tumbuhan air yang masih lunak termasuk padi, makanya tergolong hama padi. Kredit : Instagram @with_sharal Hama padi keong mas ( Pomaceae canaliculata Lamarck ) bisa bikin gagal panen jika tidak dikendalikan Serangan keong sawah tergolong tinggi karena berkembang biak cepat dengan cara bertelur dan menyerang tanaman padi muda. Siput sawah akan merusak tanaman padi muda dengan memarut jaringan tanaman kemudian memakannya. Bekas potongan daun yang tersisa akan jatuh ke lantai sawah. Jika populasi hama padi ini tinggi, tanaman padi akan rusak dan bisa habis. Menurut penelitian Budiono, keong sawah menyebabkan kerusakan tanaman 10-40%. Cara mengendalikan dengan pestisid

Inilah Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan dalam Kehidupan

Cita-cita besarku yang tidak tercapai adalah kuliah di Jurusan Kehutanan di Institut Pertanian Bogor, kemudian lulus kerja di Hutan Kalimantan, meneliti hewan dan tumbuhan sekaligus bekerja dalam pelestarian dan konservasi.  Dokumen pribadi Meski sudah tidak mungkin, tapi aku masih mau terlibat dalam kegiatan konservasi dan pelestarian alam. Sering miris banget dengan berita soal penebangan pohon liar, satwa-satwa liar yang masuk ke pemukiman, sampai ke kebakaran hutan dan lahan. Dampak kebakaran hutan dan lahan bagi lingkungan sekitar Ada berbagai macam flora fauna yang hidup di hutan gambut, yang sangat berguna bagi masyarakat dan menjaga keseimbangan ekosistem, bahkan ada yang endemik. Tahu kan, semakin beragam jenis flora fauna, makin bagus hutan tersebut. Itulah mengapa hutan punya peran penting sebagai paru-paru dunia. Ada banyak jenis tumbuhan yang bisa kita temui di hutan gambut di Indonesia, seperti pulai, jeluntung, durian, getah sundi, jambuan, geronggang, kayu hitam Sulawe

Selamatkan Bumi Lewat Makanan Yang Kita Makan

Tak perlu jauh-jauh melakukan 1000 pohon di daerah tandus kalau tidak didukung oleh orang sekitar, pengetahuan, dan tidak dirawat. Selain butuh banyak biaya, tenaga, dan waktu, keberlangsungan hidup tanaman reboisasi juga masih jadi tanda tanya. Pasti ada yang mati tapi akan jadi sedih sekali kalau semua tanamannya mati, seperti yang pernah dilakukan beberapa komunitas, menanam bakau di pantai. Asal mengadakan kegiatan tapi tidak didukung dengan pengatahuan, semua tanaman bakau yang mereka tanam hilang terbawa arus. Artinya gagal. Padahal selamatkan bumi dari krisis iklim dari perubahan iklim yang kian brutal akibat global warming bisa dilakukan di rumah setiap hari, ya lewat makanan yang kita makan, mengetahui prosesnya dari awal sampai akhir. Tidak perlu juga melakukan usaha berlebihan, semampunya saja, yang penting konsisten. Mungkin apa yang aku lakukan bisa jadi inspirasi kamu. Lebih pilih beli produk dan makanan lokal untuk mengurangi dampak krisis iklim Aku rutin beli produk dan

Tolak Perkebunan Sawit, Kini Desa Nusantara Mandiri dan Berdaya

Persoalan tanah selalu jadi topik hangat baik di skala keluarga sampai ke nasional. Di dalam keluarga biasanya tersebab warisan leluhur, kemudian jadi permasalahan yang berkepanjangan karena suatu hal. Begitu juga di ranah nasional, berita-berita mengenai perebutan wilayah termasuk pembebasan lahan untuk kepentingan ekonomi pun ada. Seperti yang dialami masyarakat di Desa Nusantara, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan yang nyaris saja jadi perkebunan sawit. Berawal dari transmigrasi ke Desa Nusantara Desa Nusantara adalah pemukiman transmigrasi program pemerintah tahun 1982. Nama Desa Nusantara ini pun tercetus karena perusahaan yang dapat tender pembukaan lahan dan pembangunan kawasan transmigrasi tersebut bernama PT Nusantara. Meski masyarakat yang menempati semula adalah warga transpigran dari Pandegrang dan Subang, Jawa Barat, mayoritas penduduknya berasal dari Kediri, Madiun, Tulung Agung, Nganjuk, dan Mojokerto. Total luas wilayah D