Skip to main content

Posts

Showing posts with the label travel

Candi Kacilik: Permata Tersembunyi Majapahit di Blitar yang Mengagumkan

Akhir Juli yang cerah tahun 2013, takdir membawaku bertugas ke tanah Jawa Timur. Kala itu, langkahku membawaku ke pelosok yang tersembunyi, di perbatasan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar. Aku tidak sendirian, sahabat baikku yang menemaniku, meski hanya mampu mengantarku hingga sebatas pertemuan dengan rekan-rekan lain. Kami pun berpisah. Aku harus melanjutkan perjalanan di desa yang tak dijangkau oleh transportasi publik. Matahari semakin menuju cakrawala, dan tugas esok hari menantiku di Kota Malang. Perjalanan ke Candi Kacilik: Petualangan di Desa Candirejo, Kabupaten Blitar  Dalam hati, aku enggan meminta pertolongan dari orang asing yang tak kukenal. Maka, tanpa ragu, aku memutuskan untuk berjalan sendiri, hanya membawa kamera yang siap memotret keindahan alam yang mungkin akan kutemui. Di bawah matahari yang terus tenggelam, aku menggigit bibirku dalam keputusasaan. Tapi kuakui, aku bukan tipe yang mudah menyerah. Tidur di tepi jalan Desa Candirejo, Ponggok, Kabupaten Blitar,

Prioritaskan Lima Bali Baru, Kemenhub Bangun dan Perbagus Sarana Prasarananya

Rata-rata orang luar yang tidak begitu paham, menganggap Indonesia adalah Bali. Bali adalah Indonesia. Padahal Indonesia punya 17.500 pulau dan terbagi menjadi tiga kawasan, barat, tengah, timur. Masing-masing kawasan sendiri punya banyak jenis kebudayaan, adat istiadat, bahasa, beragam jenis makanan, dan lain-lain. Sebegitu kayanya Indonesia sampai bingung mau yang mana yang harus didatangi. Nah, Presiden Jokowi melihat potensi lima tempat wisata baru harus diprioritaskan, dinamakan 5 Bali baru, yaitu Danau Toba (Sumatra Utara), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara). Kredit foto : travelspromo.com Lima Bali Baru yang memesona Begitu kayanya negeri ini baik dari sumber daya alamnya sampai sumber daya manusianya. Tak heran kalau Indonesia pernah dijajah negeri lain selama beratus-ratus tahun untuk dimanfaatkan sumber dayanya. Dan sayangnya selama ini yang paling terkenal di dunia ad

Kampung Warna Warni Jodipan Terhubung dengan Kampung Tridi

Tak hanya orang-orang lokal yang bela-belain datang ke Kampung Warna Warni Jodipan, wisatawan asing juga. Mungkin karena saking tersohornya, jadi bahan perbincangan di mana-mana termasuk di media sosial, juga karena termasuk wisata Malang murah. Melanjutkan tulisan sebelumnya, di mana aku harus lewat Kampung Tridi dan mencari jembatan kaca sebagai penghubung antara dua kampung ini. Mulanya kupikir jembatan itu cukup tinggi seperti di tebing, begitu tiba, oh jembatan itu. Menyebrangi Sungai Brantas, meniti jembatan kaca Antara Kampung Warna Warni Jodipan dan Kampung Tridi dibatasi oleh Sungai Brantas. Dari jembatan kaca aku bisa melihat jembatan besar yang fungsinya tak cuma jadi penghubung, tapi juga jalan raya. Di balik itu, aku juga bisa melihat kereta melintasi jembatan itu. Kalau naik dari Stasiun Malang Lama atau dari arah Jakarta, sebelum tiba, di sisi kiri akan bisa melihat jelas Kampung Warna Jodipan dan Kampung Tridi dari dalam kereta. Di permukaan Sungai

Wisata Malang Murah? ke Kampung Tridi Saja

Pagi itu tiba di Stasiun Malang dari Stasiun Pasar Senen seperti surga, mengingatkan aku tentang kenangan-kenangan yang pernah kuukir di kota tempat aku kuliah. Perjalananku harus berlanjut ke Situbondo, kampung halamanku, tapi seperti ada yang menghentikan. Untuk beberapa menit lamanya aku dibuat galau, harus menghubungi teman, langsung cabut ke Terminal Arjosari, atau main ke Kampung Warna Jodipan dan Kampung Tridi. Kebetulan juga kedua kampung itu termasuk salah satu objek wisata Malang yang murah. Wisata Malang murah ini lokasinya terjangkau Akhirnya keputusanku adalah main sebentar ke Kampung Warna Jodipan, Malang . Kucek maps , tak jauh letaknya, hanya 10 menit berjalan kaki dari Stasiun Malang. Sambil membawa tas travel, tukang ojek pangkalan tak henti menyapaku dan bersedia mengantarkan ke manapun yang kumau. Aku hanya menggeleng sambil merasakan kesejukan kota ini yang jauh sekali kalau dibandingkan dengan suhu udara di ibukota. Beberapa pohon bungur berbung

Flu Saat Traveling, Gimana Dong?

Membayangkan traveling ke Situbondo dari Jakarta saja sudah membuat kepalaku pusing, seperti mabuk perjalanan. Tiket kereta api ekonomi paling murah menuju Malang sudah di tangan, akhirnya tanggal 28 Oktober 2019 siang hari berangkat juga dari Pasar Senen. Suplemen juga sudah di tangan, khawatir soalnya selama di Situbondo badan drop. Berdasarkan data World Health Organization, ada satu miliar kasus flu di seluruh dunia dan flu saat traveling itu gak lucu banget. Traveling ke Situbondo menghabiskan 20,5 jam di perjalanan. Capek banget! Dua tahun ini aku pulang bulan Oktober, anggap aja sebagai travelin ke Situbondo. Entah kenapa gak pernah diizinkan pulang pada bulan lain. Pulang tahun ini sengaja gak bilang-bilang juga, buat kejutan karena berkali-kali Bapak dan Ibu gelisah karena kangen. Ya sama. Milih kereta api ekonomi paling murah juga karena ingin berhemat (lagi miskin cuy). Harga tiket pesawat sama sekali ga bersahabat buat kantongku. Bingung mau pesan tiket ker