Skip to main content

Posts

Alun-alun Situbondo Dulu dan Sekarang

Alun-alun ibarat pusat sebuah kota, semua orang bisa berkumpul di tempat itu untuk berbagai kegiatan, sebagai ruang publik, ruang sosial, dan ruang budaya. Alun-alun sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Umumnya alun-alun dikelilingi oleh masjid, pendopo, penjara, dan area perkantoran dan dibatasi oleh jalan. Dulunya area ini dipagari Begitu pun Alun-alun Situbondo, batas selatan adalah pendopo, batas barat adalah Masjid Agung Al-Abror, batas timur adalah penjara, dan area perkantoran ada di bagian utara. Dulu, ada pohon beringin besar di tengah-tengah alun-alun Situbondo. Aku tidak ingat betul seberapa besar tapi yang aku tahu dulu ada di tengah-tengah. Masjid Al-Abror juga sudah jauh lebih bagus sekarang Alun-alun Situbondo pernah punya pohon beringin besar Gerakan protes pada akhir masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tahun 2001, memicu gerakan besar yang menumbangkan sekitar seratus pohon, termasuk pohon beringin di alun-alun karena dianggap sebagai simbol partai Golka

Travelling ke Situbondo, Jangan Lupa Cobain Tajin Palappa

Mengunjungi pusat kota santri (begitulah sebutan Situbondo) rasanya tak lengkap kalau tidak mencoba tajin palappa. Bubur khas Situbondo yang tidak ada di daerah lain layak untuk menjadi daftar nomor satu kuliner yang wajib dinikmati. Bagi masyarakat Situbondo, tajin palappa adalah sarapan nikmat yang tiada duanya. Iya, bubur Situbondo ini kebanyakan dijual pagi hari. Di beberapa warung, pukul 7 pagi saja sudah ludes terjual. Tajin palappa secara harfiah bisa diartikan sebagai bubur bumbu. Terjemahan bahasa Madura tajhin adalah bubur dan palappa adalah bumbu, artinya tajin palappa adalah bubur bumbu. Bubur beras yang diberi toping sayur, umumnya kangkung dan kecambah rebus lalu diguyur bumbu kacang. Beberapa warung menyediakan toping tambahan berupa hongkong (nama lain ote-ote dan bakwan).  Bumbunya pun khas, berupa petis ikan, garam, micin, gula pasir, kacang goreng, cabai, dan cuka. Aku biasanya lebih suka tidak menambahkan cabai di bumbu karena pedas cabai merusak rasa bumbunya, tapi

Bersinar lagi, Semanggi, Kuliner Khas Surabaya Tak Jadi Punah

Semanggi, makanan khas Surabaya. Keningku mengernyit begitu menggeser-geser layar gawai dan terhenti pada kata kunci itu. Lantas aku mencari tahu, makanan apa itu. Setahuku semanggi adalah tanaman biasa ditemui di sawah. Kalau makanan khas Surabaya, yang aku tahu pun hanya lontong balap sama lontong kupang. Iya gak sih?   Ternyata makanan semanggi yang dimaksud adalah pecel semanggi. Sayurnya memang dari tanaman semanggi ditambah kecambah. Biasanya disajikan tanpa nasi sebab sumber karbohidratnya sudah ada di dalam bumbunya. Bumbunya memang agak berbeda dibandingkan pecel biasa, ada tambahan kentang dan ubinya. Semanggi dan kecambah yang direndam dalam air panas sampai layu kemudian dihidangkan ke dalam daun yang sudah dipincuk kemudian disiram bumbu dan ditambah kerupuk puli atau gendar.  

Bersinarnya Kembali Mutiara Hitam di Kampung Iklim Bulakan Asri

Taufiqurrahman, salah satu warga Kampung Grumbul Bulakan, Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, mampu menjual mutiara hitam Rp250.000 hingga Rp300.000 per kilogramnya. Kopi jenis robusta ia banderol seharga 25ribu per 100 gram dan kopi liberika seharga 30ribu. Untuk mendapatkan harga setinggi itu tentu bukan hal mudah. Ia melalui jalan panjang dalam rentang waktu tak singkat. Pasalnya ia membeli biji kopi berkualitas baik dari warganya sendiri, seharga 25ribu sampai 45ribu per kilogram, tergantung kualitasnya. Padahal warga terbiasa menjual di bawah harga 17ribu di pasar. Kopi yang Taufiq dapatkan, diproses lagi untuk dikemas dan dipasarkan ke pelanggan-pelanggannya. Tak heran, ia mampu menjual seharga ratusan ribu per kilogram selain tersebab mutu, sebagian laba ia pakai untuk biaya pemeliharaan, panen, sortir, roasting , pengemasan, hingga pendistribusian. Bermula dari mengelola sampah Desa Langgongsari adalah salah satu penghasil kopi terbaik sejak z

Objek Wisata Malang yang Bikin Aku Kangen

Banyak kenangan di Malang. Wajar sih, aku pernah kuliah di Malang, tempat yang katanya kota pelajar selama lebih dari 4 tahun. Ya meski aku tidak seperti sebagian temanku yang punya uang berlebih untuk lebih banyak objek wisata Malang, setidaknya berkeliling di sekitar kota saja sangat menyenangkan.   Salah satu destinasi wisata di Malang yang cukup kurekomendasikan buat dikunjungi Beberapa kali punya kesempatan untuk berkunjung ke Malang. Sayangnya aku tak pernah punya banyak waktu untuk mengunjungi semua tempat yang ingin kudatangi. Ya tempat-tempat yang dulu sering kudatangi. Ibaratnya tempat-tempat ini adalah objek wisata Malang bagiku. Bagi mahawiswa yang kuliah di Malang, mungkin tempat-tempat ini tak asing. Sekarang-sekarang sudah tidak bisa bebas main seperti dulu. karena tidak tinggal di Malang. Ya untunglah hotel di Malang sekarang sudah banya yang ramah kantong dan meningkatkan kualitasnya. Oh ya, aku kangen tempat-tempat ini.   Malang Town Square (MATOS) Malang To

Transisi Energi, Zaman Dulu Vs Zaman Sekarang

Transisi energi sebenarnya sudah manusia lakukan dari masa ke mana, tergantung kebutuhan pada saat itu. Sebelum ada transportasi berbahan bakar fosil, manusia memanfaatkan tenaga hewan untuk melakukan perjalanan (seperti kuda) dan berjalan kaki. Transisi energi kemudian jadi cukup signifikan sejak munculnya kendaraan berbasis bahan bakar fosil. Kendaraan bermotor, mulai dari sepeda motor, mobil, perahu nelayan, bahkan pesawat terbang. Kredit: Smithsonian Magazine Dampak dari maraknya transisi energi (dengan memanfaatkan sumber energi yang tak dapat diperbarui) yang berlebihan membuat lingkungan rusak secara masif dan mengglobal. Dampaknya sehari-hari kita rasakan, seperti suhu bumi kian panas, cuaca tidak menentu, bencana alam yang terjadi selama beberapa tahun terakhir kian parah, dan lain-lain. Mengapa perlu transisi energi lagi? Transisi energi sebenarnya adalah peralihan energi. Istilah ini saat ini banyak digunakan sebagai upaya mengurangi penggunaan energi dari bahan bakar fosil

Nutrisi dan Sistem Imun Pengaruhi Perkembangan Kognitif Anak

  Apa yang anak alami, lakukan, dan makan selama 1000 hari pertama kehidupan akan memberi konsekuensi yang pantang terhadap kesehatan dna perkembangan kognitif anak di masa depan. Di dalam setiap pertumbuhan seorang anak, ada masa-masa emas, masa masa penting. Di masa itu harus dipenuhi kebutuhan nutrisinya oleh ayah dan ibu agar perkembangan konginifnya optimal.   Kredit: verywellmind.com Kemampuan kognitif anak punya peran sangat penting dalam keberhasilan masa depannya. Tentu saja peran orang tua sangat penting untuk menyiapkan anak menjadi generasi tangguh, sehat, dan cerdas. Danone Specialized Nutrition Indonesia selalu rutin mengadakan kegiatan edukasi bertajuk “Bicara Gizi”. Kebetulan aku, Uwan Urwan, ikut berpartisipasi dalam acara yang bertema “Maksimalkan Perkembangan Kognitif Anak melalui Stimulasi yang Tepat”. Semua materi yang aku tulis di sini berasal dari webinar Bicara Gizi.   Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak Anak itu ibarat