Skip to main content

Posts

Festival Sapi Sono’, Kontes Sapi Hias Asli Pamekasan

Stadion R. Soenarto Hadiwidjojo, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, siang itu (20/10/2018) sangat terik. Meski begitu, lapangan sudah dipenuhi orang-orang baik dari masyarakat sekitar, turis lokal, dan turis mancanegara untuk melihat langsung Festival Sapi Sono’. Kalau di tempat lain orang-orang berbondong-bondong untuk melihat konser musik, teater, fashion show, dan yang berhubungan dengan manusia, masyarakat Madura justru menjadikan sapi-sapi sebagai objek yang dipertontonkan. Sapi sono’ adalah kontes kecantikan sapi. Sapi-sapi lokal terbaik dari Pulau Sapudi itu dihias dengan menggunakan asesoris dengan warna mencolok, merah, hitam, emas, kuning, dan hijau. Pemilik menghias sapi dengan panggonong, kain yang bersulamkan benang emas (berkilau saat terkena cahaya matahari), beludru merah dan kuning, kayu ukir bentaos dari Karduluk (sentra ukiran di Sumenep), serta kelintingan (yang berbunyi). Asesoris yang dipakai sapi sono’ terdapat rumbai yang berge

Dear Nathan Hello Salma, Kisah Cinta Anak SMA

Sebuah kisah percintaan anak SMA dari Rapi Films kembali hadir. Kebetulan ini adalah sekuel dari Dear Nathan yang pernah sukses tahun 2017 meraih 700.000 penonton. Film sederhana ala anak SMA sebenarnya banyak beredar di bioskop Indonesia. Saya tidak mengikuti semua film-film itu memang, tapi hanya saja beberapa mendapat respon positif. Dear Nathan, Hello Salma adalah kisah sederhana dari anak-anak SMA yang menurut saya pas dinikmati oleh mereka yang seusia remaja. Saya lupa bagaimana rasanya menjadi anak SMA sih. Haha. Mungkin karena sudah dewasa ya (tidak mau dibilang tua), jadi untuk cerita seperti itu sepertinya sudah berulang-kali saya lihat baik di sinetron atau pun film-film lama. Disutradarai oleh Indra Gunawan, sekuel ini memang ditunggu-tunggu oleh kalangan remaja. Wajar memang karena pemerannya pun tampan dan cantik. Remaja pasti suka. Di dalam cerita itu ada dua pemain baru, Devano Danendra dan Susan Sameh. Kebetulan saya tidak menonton film pertama dari

Electrolux Mampu Ciptakan Dapur Unik Untuk Keluarga

Zaman dulu pekerjaan rumah dikerjakan secara tradisional. Saat ini banyak pekerjaan banyak dimudahkan dengan terciptanya beberapa teknologi. Kian hari teknologi-teknologi tersebut berkembang dan makin canggih. Makin mudahlah pekerjaan manusia, meski efek sampingnya jadi malas. Misalnya nih saya beri contoh pekerjaan di dapur. Dapur seperti yang saya tahu adalah area cukup aktif sepanjang hari. Kegiatan yang tidak ada habis-habisnya rasanya. Pagi-pagi ibu memasak, siang menghangatkan makanan, bisa jadi memasak kembali kalau menu sarapan sudah habis, menjelang malam pun begitu. Belum lagi kalau stok makanan habis dan lapar tengah malam, ya pergi ke dapur lagi. Saya masih ingat betul betapa repotnya ibu dulu memasak di dapur, waktu saya kecil. Dapur masih beralaskan tanah, memasak menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu sekitar. Biasanya saya dan anggota keluarga lain secara tidak langsung bertugas mencari kayu bakar. Bapak biasanya menebang batang-batang pohon yang sud