Skip to main content

Posts

Showing posts with the label wisata

Ke Muncak Arungi Tujuh Provinsi

Beberapa bulan lalu saya sempat mendapat tawaran jadi tim buzzer sebuah kegiatan di perusahaan. "Bayarannya untuk trip ke Lampung. Yang tidak bisa ikut silakan cancel ." Begitu pesan yang saya terima. Trip ke Lampung? Ah, saya mah cukup optimis untuk bisa ikut dan langsung setuju. Pertimbangan saya yang lain, jika tidak bisa ikut, toh saya sudah ikut meramaikan media sosial. Aktivitas media sosial buat saya itu sangat penting, apalagi saya sudah terlalu larut untuk menyebut diri sebagai blogger. Blogger gak update di timeline masing-masing adalah hal yang tidak wajar. Buat pekerja online , media sosial yang sepi itu mengurangi nilai. Semakin tidak aktif semakin buruk. Pernah tahu kan klout.com ? Orang media sosial pasti tahu klout score . Klout score menentukan pengaruh seseorang di media sosial baik dari Facebook. Instagram, Twitter, Flickr, dan Youtube. Beberapa teman sengaja me- link -an semua medsosnya demi menaikkan skor klout . Seberapa penting memang? Penting bang

Pavilion Resto & Cafe Kekinian

Kafe saat ini dapat menjadi pilihan untuk berkumpul bersama teman dan menepi dari kesibukan kantor. Di mana pun sekarang, mau di kota mana pun, kafe berdiri dan punya konsep khusus. Beruntungnya saat maen ke Lampung, saya dan teman-teman makan di Pavilion Resto & Cafe. Setelah cukup lelah menjelajah di Muncak. Perutku lapar dan tanpa basa-basi kami, blogger cihuy, langsung meluncur ke  Jalan KH Ahmad Dahlan Nomor 70, Telukbetung, Bandar Lampung.  Parkiran cukup luas untuk menampung banyak mobil tentu bisa menjadi alternatif untuk wisatawan seperti saya. Bus pun akan muat dalam ruang itu. Begitu masuk, kami disambut hangat oleh waiters. Senyum mereka tentu memberikan semangat. Konsep modern ditawarkan oleh resto dan cafe ini. Begitu masuk, saya menemukam ruang terbuka dengan meja kursi yang disediakan khusus untuk mereka yang ingin duduk di antara hijaunya rumput. Area ini tanpa penutup atap, sehingga saat malam hari konsumen akan merasa candle light dinner bersama tem

Ke Bogor tak Bawa Oleh-oleh? Yakin?

Salah satu sudut Kota Bogor (kredit: nicolashadi.wordpress.com) Pernah berkunjung ke Bogor? Kota yang dikenal kota hujan itu meskipun tak selalu hujan, selalu memiliki tempat dalam kenangan. Tahun 2013-2014 adalah tahun-tahun di mana saya sering lalu-lalang ke kota itu. Pertama kali datang ke Bogor kesan saya, "Waw, akhirnya saya bisa datang ke kota ini juga." Waktu itu saya harus menjalani proses seleksi terakhir untuk bekerja di sebuah perusahaan majalah pertanian. Ada banyak angkot dan saya mengunjungi teman di Universitas Pertanian Bogor.  Suasananya teduh dan basah akibat hujan habis mendera kota itu. Berbeda dengan Situbondo yang memang lebih banyak menghabiska masa kemarau ketimbang musim hujan. Sepanjang jalan menuju kampus IPB, saya melihat pohon-pohon besar dan tanaman menghijau sepanjang pandangan mata. Bogor juga terkenal dengan berbagai panganan lezat. Banyak orang berburu cemilan-cemilan tersebut saat berkunjung, misalnya talas bogor, asinan bogor, ubi

Mengembalikan Fungsi Pelabuhan Kamal dengan Festival Bahari

Petis madura menjadi primadona (kredit: http://travel.kompas.com) Madura? Yang terlintas pertama kali dalam benak saya jika seseorang menyebut nama Madura adalah petisnya. Petis madura berbeda dengan petis lainnya dari segi rasa dan strukturnya. Sebenarnya tidak semua petis yang dibuat di Madura enak, tapi petis madura sangat terkenal dengan kelezatannya. Tak heran jika ada tetangga atau saudara mengunjungi keluarga di Madura, oleh-olehnya yang harus ada pertama kali adalah petis. Untuk mengunjungi Madura biasanya ada dua alternatif jika melalui Surabaya, menggunakan kapal ferry atau lewat Jembatan Suramadu. Sebelum Suramadu berdiri kokoh, Pelabuhan Kamal adalah satu-satunya jalan menyebrang Selat Madura. Pelabuhan Kamal terletak di Bangkalan memang menjadi gerbang luar biasa yang menampung banyak orang untuk kluar masuk dari Madura dan ke Madura. Sebagai keturunan asli Madura, saya bisa merasakan sensasi menjadi suku yang sebenarnya jika dieksplor lebih dalam akan menjadi s

BSC, Pesona Situbondo Kekinian

  Sepanjang jalan PB. Sudirman lengang pukul 12.30 siang itu. Palang-palang polisi meminta pengendara baik sepeda motor hingga yang berbadan besar untuk beralih ke jalan lain. Sementara itu di pusat kota, alun-alun Situbondo telah penuh sesak dengan manusia (pedagang asongan, anak kecil, orang tua, pagar-pagar, dan aneka busana berkilau. Hari itu, 21 November 2016, memang menjadi hari paling panas sekaligus ditunggu-tunggu oleh banyak orang.  Yes , Best Situbondo Carnival telah menyedot perhatian saya dan banyak orang untuk berkerumun. Penasaran setelah sejak beberapa hari yang lalu foto-foto kostum sudah berseliweran di media sosial. Pernah tahu JemberFashion Carnival (JFC)? Pasti tahu. JFC sudah menjadi sorotan dunia dan selalu dihadiri ribuan wisatawan dan ratusan media lokal sekaligus internasional. Berangkat dari kepopuleran JFC, kostum-kostumnya menginspirasi banyak kota di Indonesia, Malang, Jakarta, Solo, termasuk Situbondo, dan kota lain dengan tema dan kon

Aisyah, Berjuang Mengajar di Pedalaman

Akhir-akhir ini saya banyak dilibatkan untuk menyaksikan film-film terbaru produksi anak bangsa. Beberapa tahun lalu sih saya enggan banget menonton film garapan orang Indonesia. Kenapa? Basi. Ceritanya itu-itu saja, monoton, apalagi saat film horor naik daun. Saya cuma bisa memicingkan mata jika ada promo film Indonesia akan tayang. Kalaupun saya ingin menonton film, saya biasanya pilih film luar. Biasanya teman-teman pehobi film juga suka memberi masukan film apa yang asyik untuk ditonton. Tapi kali ini saya harus jujur jika film-film Indonesia mulai menampakkan auranya. Beberapa sih masih agak kebarat-baratan. Ya udahlah, mungkin memang sasarannya untuk anak muda Indonesia yang kebarat-baratan. Wkwk... Salah satu adegan film Aisyah (kredit: luvina.com) Bertema pendidikan dan bhineka tunggal ika, film Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara, menyedot perhatian saya. Laudya Cynthia Bella menjadi bintang utamanya. Film ini mengisahkan tentang Aisyah yang berasal dari Jawa Barat, teta

Magic Hill Cianjur, Segera!

KK Dheeraj, Pengusaha dan produser Daerah puncak pegunungan memang selalu menjadi pusat perhatian banyak orang. Selain wilayahnya lebih sejuk ketimbang di dataran rendah, rendah polusi udara, dan dapat menjadi lahan potensial untuk perkebunan, baik untuk pohon maupun tanaman hias. Tak dapat dipungkiri, wilayah dataran tinggi bertabur tempat wisata, sebut saja Lembang, Bandung; Batu, Jawa Timur; Puncak, Bogor; dan lain-lain. Yang saya sebutkan baru beberapa. Jika dibuat daftar tempat wisata, kebanyakan pasti berlokasi di dataran tinggi. Saya sih memang tak pernah bisa lepas dari tempat wisata yang pernah saya kunjungi. Nyaris semuanya berudara nyaman sampai AC pun tak perlu difungsikan. Kelihatannya memang agak terpencil wilayah yang bisa dikatakan tempat melepas stres. Tapi itu tak pernah menyurutkan niat wisatawan lokal dan asing untuk berlomba-lomba melawan kemacetan, hanya untuk tiba di lokasi yang dituju. Yang notabene ciamik untuk didatangi. Tentu saja, saya pun masih ket

Kereta Api Bersama Kenangan Masa Kecil

Kereta api menjadi transportasi paling menyenangkan ketimbang jenis kendaraan lain. Bukan tanpa alasan saya menyebutnya "menyenangkan". Sejak kecil alat transportasi p[aling ditunggu-tunggu adalah kereta api. Kereta api yang menghubungkan antara Situbondo dan Jember salah satu tervaforit. Saya tinggal dan lahir di Situbondo, kota yang tidak bisa dianggap kecil tapi kebanyakan orang yang saya temui tak tahu keberadaannya. Pada saat lebaran berlangsung, kami sekeluarga rutin menggunakan kereta api ke Jember untuk menemui saudara. Tak heran jika lebaran selalu menjadi momen paling dinantikan. Selain berlibur ke tempat yang lebih sejuk ketimbang Situbondo, juga akan naik kereta api. Tak ada yang spesial sebenarnya alat transportasi ini selain duduk dan melihat orang yang tidak dikenal layaknya jika menggunakan bus atau angkutan umum lain. Yang unik, kereta api selalu punya jalur sendiri, yaitu sawah, perumahan desa, dan sungai. Selain antimacet juga sehat. Sayang jalur kereta Pan

Kereta Api Bersama Kenangan Masa Kecil

Kereta api menjadi transportasi paling menyenangkan ketimbang jenis kendaraan lain. Bukan tanpa alasan saya menyebutnya "menyenangkan". Sejak kecil alat transportasi p[aling ditunggu-tunggu adalah kereta api. Kereta api yang menghubungkan antara Situbondo dan Jember salah satu tervaforit. Saya tinggal dan lahir di Situbondo, kota yang tidak bisa dianggap kecil tapi kebanyakan orang yang saya temui tak tahu keberadaannya. Pada saat lebaran berlangsung, kami sekeluarga rutin menggunakan kereta api ke Jember untuk menemui saudara. Tak heran jika lebaran selalu menjadi momen paling dinantikan. Selain berlibur ke tempat yang lebih sejuk ketimbang Situbondo, juga akan naik kereta api. Tak ada yang spesial sebenarnya alat transportasi ini selain duduk dan melihat orang yang tidak dikenal layaknya jika menggunakan bus atau angkutan umum lain. Yang unik, kereta api selalu punya jalur sendiri, yaitu sawah, perumahan desa, dan sungai. Selain antimacet juga sehat. Sayang jalur ke