Skip to main content

Posts

Showing posts with the label kisah

Difabel Bisa Berkarya Lebih Baik Tahun 2019

  Asian Para Games 2018 membuktikan pada dunia bahwa difabel pun mampu berkarya. Sebanyak 3.000 atlet dari 43 negara peserta berpartisipasi dalam kompetisi olahraga terbesar untuk penandang disabilitas. Hasilnya, Cina mendapatkan medali terbanyak sementara itu Indonesia berada di posisi ke-5. Masalah pekerjaan jadi perhatian penyandang disabilitas saat memasuki akhir masa remaja atau usai taman SMA. Mereka, terutama yang berpendidikan rendah punya kemampuan lebih sedikit dibandinhkan dengan mereka yang normal. Penelitian tahun 2000 di Amerika, lebih sedikit difabel yang punya pekerjaan dan mereka yang sudah bekerja pun penghasilannya jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang bukan difabel. Tingkat pengangguran difabel pun berkisar antara 40-60% lebih tinggi dibandingkan orang normal. Berfoto dengan salah satu difabel sehabis bermain angklung Difabel bisa berkarya, tapi masih dimarjinalkan Selain itu, perusahaan tidak ingin mempekerjakan pegawai dengan disabilitas

Dari Kopi, Barista, Sampai Solusi Sakit Maag

Indonesia adalah produsen kopi terbanyak di dunia nomor empat. Penikmat kopi di Indonesia pun kian bertambah, tapi masalah yang dihadapi penikmat kopi adalah kembung. Kembung biasanya disebabkan sifat asam dari kopi dan perut kita belum toleran. Kalau sudah begitu, kamu harus cari solusi atasi mag. Saya suka minum kopi tapi bukan pecinta kopi. Boleh kan ya? Haha.. Kalau ada pilihan teh. Saya lebih pilih teh. Sesekali minum kopi, soalnya perut suka kembung. Untuk kondisi tertentu, misalnya sedang menahan kantuk, saya akan mencari kopi, meski kadang tidak berhasil juga sih. Minimal dengan minum kopi saya memicu kerja jantung agar lebih aktif memompa darah. Yang paling saya garis bawahi adalah kopi seringkali membuat perut saya kembung. Biasanya saya lebih cari aman, tapi sebenarnya saya ada solusi sih untuk itu.

Perhatikan Perkembangan Mental dan Psikososial Anak Sejak Dini

Saya masih ingat bagaimana rasanya harus melewati masa kecil hingga remaja dirundung (dibuli) oleh teman-teman sendiri. Saya sempat utarakan ingin pindah sekolah, tapi tidak ada alasan yang bisa dikemukakan sehingga keinginan itu hanyalah sebuah angan. Saya adalah orang yang bisa dibilang punya masa kecil tidak bahagia. Saya harus berjuang keras untuk diterima lingkungan meski seringkali gagal. Kalau pun berhasil, saya harus merundung teman lain yang lebih lemah. Terjadilah rantai buli-membuli yang tak kunjung putus. Mengapa bisa begitu? Ubuat anak kecil, teman adalah mutiara. Semakin banyak teman semakin bahagia, sebaliknya jika tidak punya teman, dunia terasa seperti tidak berpihak pada kita. Saya tidak akan menceritakan sebab kenapa saya dilecehkan oleh orang-orang, juga oleh orang-orang dewasa kala itu. Akibatnya saya jadi anak yang punya sedikit sekali teman, terkucilkan, dihindari, antisosial, takut bertemu dengan orang baru, dan benci sekali keramaian. Hari-hari sa

Jangan Kalap Kalau ke IIBF 2018

Buku saat ini mulai menjadi barang langka. Bukan langka karena keberadaannya, tapi peminatnya yang mulai terusik seiring dengan teknologi yang kian canggih. Beruntungnya untuk pecinta buku cetak, IKAPI yang didukung oleh BEKRAF menggelar kembali Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018. Alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk menghadiri pembukaannya. Sebuah kehormatan sih, saya bisa menyaksikan cerita dan latar belakang di balik pameran buku berstandar internasional ini. Pameran dan bazar buku megah ini digelar dari tanggal 12—16 September 2018 di JCC, Senayan, Jakarta. Hanya lima hari dan percayalah kalau kamu akan menemukan banyak buku menarik yang murah. Selain itu juga ada banyak event segar yang bakalan bikin kamu betah berlama-lama di sana.akan ada seratusan lebih acara yang digelar selama lima hari itu, mulai dari temu penulis, pemilihan Abang None Buku DKI Jakarta untuk para pengunjung: Indonesia Right Fair (IRF) DAN Bussines Matchmaking untuk para pe

Lebaran Jauh dari Keluarga?

Hal paling mendasar saat merayakan hari besar, baik hari besar keagaaman atau acara yang diadakan keluarga, pasti ingin ada di dekat mereka. Namun, untuk yang terbatas oleh jarak, berkumpul bersama keluarga seringkali tidak semudah pergi ke restoran di mall. Sedih sudah pasti, iya. Saya punya keluarga yang jarak tempuhnya sekitar 1.022 km. Untuk sampai di kampung halaman, saya harus menempuh perjalanan kurang lebih 21-24 jam jalur darat atau kurang lebih sembilan jam bila sebagian perjalanan dipersingkat melalui jalur udara. Di dalam bayangan saya, minimal melihat mereka baik-baik saja sudah menenangkan. Selebihnya bisa mengobrol tentang... apa saja. Beberapa kali saya putuskan untuk tidak pulang saat lebaran Idul Fitri dan lebaran Idul Adha. Awalnya terasa berat karena biasanya tiap tahun sungkeman lalu berkumpul dengan keluarga besar di rumah nenek. Lama-lama saya sadar, kebersamaan itu tidak selalu dengan berkumpul. Di masa depan pun, kemungkinan kebersamaan itu

Technoplast, Konservasi Lingkungan dengan Plastik Berkualitas

Sampah-sampah plastik menjadi masalah besar di dunia karena selain sulit diurai secara alami, keberadaannya sebabkan kematian banyak hewan laut. Tak bisa dipungkiri, plastik punya banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Plastik pertama di dunia adalah bakelite yang diciptakan oleh Leo Baekeland di New York. Sumber lain mengatakan bahwa pastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes tahun 1862. Kemudian banyak ilmuan yang melakukan penelitian tentang plastik sampai pada abad ke-20, masalah lingkungan terkait plastik menjadi sangat pelik. Tas plastik yang ringan dan tidak ramah lingkungan banyak digunakan dsebagai pembungkus makanan, bungkus belanjaan, dan lain-lain yang pada akhirnya dibuang menjadi sampah. Pengguna plastik di dunia sangat banyak. Banyak produk makanan dan minuman menggunakan plastik sebagai kemasan. Beberapa waktu lalu di berbagai supermarket ada larangan untuk membayar plastik dengan harga tertentu. Itu jadi upaya untuk menanggulangi sampah