Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Teknologi

Asian Games 2018 Punya Timekeeper

Indonesia bukan pertama kali ini menjadi tuan rumah Asian Games. Tahun 1962 Indonesia pernah juga ditunjuk menjadi tuan rumah yang langsung dibuka oleh Presiden Soekarno di Stadion Gelora Bung Karno. Tahun 1962 ada yang sudah lahirkah? Ah pasti kamu belum lahir. Hahaha. Tahun itu ada 1.460 atlet yang berpartisipasi, mewakili 17 NOC Asia. Asian Games terkenal sebagai multievent sebab memang berlangsung banyak event olahraga dalam kurun waktu tertentu. Tahun 1962 tentu menjadi pengalaman emas buat Indonesia, apalagi putra-putra bangsa selalu berpartisipasi mengharumkan nama bangsa untuk setiap event Asian Games. Kira-kira kamu tahu, tahun 2014 tuan rumah Asian Games di mana? Benar sekali (padahal tidak ada yang menjawab), Korea Selatan. Sebuah kehormatan memang menjadi tuan rumah, menyambut atlet-atlet terbaik dari banyak negara di Asia. Kemegahan panggung pembukaan Asian Games 2018 (Kredit: asiangames2018.id) Asian Games 2018 sudah dibuka tanggal 18 Agustus 2018   da

Meberian, Aplikasi Restoran Digital Masa Kini

Beberapa orang cenderung akan memilih restoran yang ramai ketimbang yang sepi, tidak peduli harganya. Sebab dalam pikiran mereka, restoran yang rame pasti enak. Tidak semua orang memang suka makan di tempat ramai, tapi restoran atau kafe yang ramai cenderung lebih diminati. Bisa jadi karena makanan dan minumannya enak, pelayanannya nyaman, lokasinya strategis, tempatnya instagramable , atau kombinasi dari poin-poin sebelumnya. Tak sekali dua kali juga pasti kamu mengunjungi restoran atau kafe yang ramai tapi rela antri demi makan siang atau malas beranjak ke tempat lain, sebab restoran lain belum tentu enak atau belum tentu asyik tempat duduknya. Iya kan? Paling apes kalau sudah antri panjang pada waktu-waktu tertentu. Saya jamin setelah itu kaki dan leher akan pegal-pegal, kaki lelah berdiri sementara leher capai karena keseringan nunduk bermain smartphone . Belum lagi waktu banyak terbuang saat antri. Seharusnya bisa sambil mengerjakan sesuatu atau mengobrol dengan teman, m

Freelance Jaman Nau Gampang Dapat Job

Mendadak ingat teman seperjuangan waktu kuliah dulu. Saya dan dia suka sekali membahas banyak hal, mulai dari gosip angkatan, organisasi pers yang kami geluti, tugas, laporan praktikum,  dan rencana ke depannya. Sayangnya kami hampir tidak pernah membahas urusan pacar, pernikahan, dan tetek bengeknya. Sampai pada masanya menjelang kelulusan, pada suatu malam yang cukup sendu, udara Malang yang cukup sejuk, dan hati cukup kalut, muncullah sebuat pernyataan, Aku gak suka kerja yang dibatasi tembok-tembok atau kerja di laboratorium. Bosen gak sih? Sama. Aku nanti kalau lulus mau buka usaha yang buka lapangan kerja buat orang lain. Impian saya bisa bekerja di mana saja tanpa harus dibatasi oleh tembok setiap hari Indonesia sudah kebanyakan pengangguran dan kebanyakan lari ke kota untuk kerja.” Intinya kami punya impian yang sama, tidak suka bekerja di kantor. Sepertinya memang apa yang saya katakan dulu dikabulkan. Beberapa kali kerja kantoran selalu merasa tertekan

Kamera Smartphone Terbaik Pilihan Saya

“Ya, sayang kamera saya jelek.” “Pakai hape yang kameranya bagus saja.” Beberapa kali frasa tersebut mencuat dari mulut saya. Apalagi saat berjalan-jalan ke tempat-tempat yang belum pernah saya lalui, lalu menemukan objek keren tapi tidak dapat menghasilkan foto sesuai dengan keinginan. Sudah menjadi kebutuhan buat saya untuk upgrade ponsel yang punya kelebihan pada kameranya. Jujur saya belum terlalu percaya diri begitu pencahayaan kurang. Di dalam ruangan saja pada siang hari minimal mencari posisi di dekat jendela agar saat memotret mendapat cukup cahaya. Jika tidak, hasil memotret tidak sesuai harapan. Pasti masih grain . Kebetulan saya memang penyuka hasil foto tajam dan bisa menghasilkan bokeh natural. Bisa dibayangkan jika saya memotret mangkuk dengan bakso dan mie di dalamnya, lalu saya potret. Cekrek . Sebelumnya, saya perlu cari tahu apakah tempat saya makan cukup cahaya. Jika tidak, saya tidak akan mengeluarkan ponsel, kemudian menikmati bakso dengan sambal cab

Uang Kita di Bank Pasti Aman

Menyimpan uang bagi sebagian besar orang, termasuk saya adalah hal paling berat dalam hidup. Bayangkan, pada saat awal bulan menerima gaji, beberapa hari kemudian, gaji sudah nyaris 50% dikeluarkan untuk kebutuhan hidup selama satu bulan. Artinya, untuk satu bulan penuh bertahan hidup hanya mengandalkan gaji yang tersisa. Beberapa orang cukup kreatif, sehingga mulai membuka usaha kecil, misalnya dengan berjualan cemilan di kantor, jual pulsa, jual kain batik, atau jadi reseller produk-produk makanan atau pakaian. Sebenarnya memang bagus sih, soalnya kita jadi kreatif memanfaatkan momen, sekaligus untuk bertahan hidup. Uang sejumlah Rp5.000 akan menjadi sangat berharga saat memasuki pertengahan hingga akhir bulan. Sementara pada awal bulan, kita sibuk berbelanja, membeli hal yang kadang tidak dibutuhkan di rumah atau terlalu banyak kegiatan dengan teman-teman sekantor, misalnya nongkrong di kafe, karaoke, nonton film, atau travelling . Uang selalu datang dan pergi sudah seperti k

Beberapa Karakter Pengguna Instagram

Ting ting ting. Jangan merasa aneh, saya hanya membunyikan gelas dengan ujung pensil tiga kali kok. Iseng . Ngomong-ngomong, saya tidak bisa lepas dari satu akun media sosial yang satu ini, Instagram. Kenapa? Saya banyak belajar dari medsos itu, mulai dari foto, membaca karakter orang, melihat inspirasi, hiburan, dan lain-lain. Untung saja mantan-mantan tidak punya akun (atau saya tidak tahu ya? Ahaha). Ah lebih baik tidak tahu. Sebagai pengguna Instagram yang udah berada di level ' addict ', saya coba kelompokkan mereka-mereka yang juga punya akun Instagram. Saya yakin kamu ada dalam salah satu kelompok berikut. Artis Orang ini sudah jadi seleb beneran. Hmmm Hmmm. Abaikan artis-artis benerannya ya, seperti Luna Maya, Jedar, Raisa, dll. Mereka sudah artis sih. Jadi yang saya maksud artis ya, mereka yang bukan artis tapi punya follower lebih dari 10K. Buat saya, akun yang followernya masih di bawah itu belum bisa dibilang artis. Meskipun saya tahu perjuan

Pembayaran Online, Efisien dan Ramah Lingkungan

Pertama kali saya bertransaksi online tahun 2012. Waktu itu sedang gemes ingin berpartisipasi dalam lomba membatik tingkat nasional. Saya coba cari informasi penjualan bahan dan alat batik. Ada banyak yang menjual, di Malang, Yogyakarta, dan tempat-tempat lain. Pilihan saya tertuju pada online shop di Yogyakarta. Selain lebih murah, pelayanannya lebih nyaman. Sebagai orang awam yang tak mengerti bagaimana cara membatik, saya pun belajar dari blog cara memainkan malam. Sukses membatik meskipun hasilnya tidak sesuai keinginan, beberapa minggu kemudian saya mendapat kiriman piagam dari panitia sebagai partisipan. Transaksi online perdana berhasil meskipun saya harus ke ATM. Awalnya ragu sebab pembeli harus transfer terlebih dahulu sebelum barang dikirim. Beberapa orang teman saya mengaku pernah ditipu oleh pedagang saat membeli barang, tapi nyatanya tak semua toko online begitu. Penggunaan kartu pembayaran jadi alternatif masa kini Beberapa tahun belakangan, sejak meneta