Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Opini

Nih 10 Cara Jadi Blogger Keren

Pernah tidak kamu iri melihat blogger-blogger senior hadir di berbagai acara, bertemu artis, menjadi pemateri pada berbagai seminar, bertemu klien di perusahaan ternama, dan punya banyak followers di media sosialnya? Lalu kamu sedih karena tergolong masih baru atau bahkan baru mau jadi blogger? Toss, kita sama. Saya pun sering sedih kalau lihat pribadi saya belum bisa sehebat mereka. "Ya kan kamu tidak tahu apa yang sudah mereka perjuangkan dan korbankan," kata seorang teman saat saya mengutarakan isi hati. Lalu saya mengiyakan. Benar juga. Bisa jadi mereka yang sibuk ke sana ke mari dan mendapatkan banyak job dari hasil pertemuannya dengan orang-orang. Kita tidak tahu kan? Beberapa dari mereka mengabaikan waktu bersantai di rumah, menonton televisi, bermain bersama hewan peliharaan, atau mengajak anak dan keluarga berlibur. "Usaha tidak menghianati hasil kok , cuma memang selalu ada yang dikorbankan," lanjutnya. Buat kamu (dan saya) yang mas

Beberapa Karakter Pengguna Instagram

Ting ting ting. Jangan merasa aneh, saya hanya membunyikan gelas dengan ujung pensil tiga kali kok. Iseng . Ngomong-ngomong, saya tidak bisa lepas dari satu akun media sosial yang satu ini, Instagram. Kenapa? Saya banyak belajar dari medsos itu, mulai dari foto, membaca karakter orang, melihat inspirasi, hiburan, dan lain-lain. Untung saja mantan-mantan tidak punya akun (atau saya tidak tahu ya? Ahaha). Ah lebih baik tidak tahu. Sebagai pengguna Instagram yang udah berada di level ' addict ', saya coba kelompokkan mereka-mereka yang juga punya akun Instagram. Saya yakin kamu ada dalam salah satu kelompok berikut. Artis Orang ini sudah jadi seleb beneran. Hmmm Hmmm. Abaikan artis-artis benerannya ya, seperti Luna Maya, Jedar, Raisa, dll. Mereka sudah artis sih. Jadi yang saya maksud artis ya, mereka yang bukan artis tapi punya follower lebih dari 10K. Buat saya, akun yang followernya masih di bawah itu belum bisa dibilang artis. Meskipun saya tahu perjuan

Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Global warming disebabkan oleh gas rumah kaca (kredit: planetsave.com) Kekhawatiran dunia jika sumber bahan bakar minyak dunia habis sudah menjadi sorotan sejak lama. Terlebih lagi isu global warming mencuat akibat kerusakan alam menuai komentar miris bagi pemerhati lingkungan. Dunia telah mengalami pemanasan global yang kian hari kian meluas. Meningkatnya jumlah industri dan sarana transportasi di dunia tentu saja diikuti dengan meningkatnya jumlah bbm yang digunakan kian memperkeruh krisis ini. Penggunaan bbm dari fosil menambah jumlah CO 2 di udara. Menurut Sulistyono dalam risetnya yang berjudul “ Pemanasan Global (Global Warming) Dan Hubungannya Dengan Penggunaan Bahan Bakar Fosil ” menjelaskan bahwa perubahan    iklim    yang    semakin berbahaya ini didorong oleh peningkatan produksi   buangan   gas   rumah   kaca   dihasilkan oleh tindakan-tindakan manusia.   Peningkatan   gas   rumah   kaca yang   paling   membahayakan   disebabkan oleh buangan CO 2 yang di

Kenapa harus Jadi Blogger?

 Malam sudah berakhir. Saat saya menulis ini, waktu menunjukkan pukul 00:52 WIB. Bukan berarti saya tidak bisa tidur, tapi kepala saya tidak mau berhenti memerintahkan seluruh indera dan anggota gerak. Bahkan mata dilarang untuk terpejam. Beberapa menit lalu, saya sudah siap tarik selimut, tapi perut mendadak butuh asupan. Tubuh dibuat gemetar karenanya. Paragraf pembukanya abaikan saja. Poin saya menulis bukan itu. Tapi saya punya sedikit cerita tentang blogger. Teman-teman sering menanyakan beberapa hal mengenai pekerjaan saya. Saya selalu jawab, " freelance ". Jawaban itu tidak pernah membuat puas lawab bicara saya. Ujung-ujungnya saya sebutlah blogger. Lalu mulailah perbincangan yang cukup " awkward " jika sudah membahas masalah freelance dan blogger. Beberapa teman juga sengaja mengirimkan pesan pribadi dan ingin menjadi blogger. Menurutnya,  menjadi blogger bisa ke mana saja. Memang betul. Begitu saya sarankan untuk "menulislah di blog", r

Kekerasan Seksual Ada di Sekitar Kita

Kekeraan seksual seolah teralihkan, pada kenyataannya tindakan keji smacam ini ada di sekitar kita. Saya jadi ingat beberapa tahun silam saat dua sahabat terbaik saya mengaku, "Saya diperkosa?" Tanpa diminta ia menceritakan kronologis yang membuat perasaan-entahlah-tidak bisa didefinisikan. Cukup menyedihkan buat saya, sebab hal iu terjadi pada orang yang dekat sekali dengan saya. Pertama, AA (sebutlah dia begitu) seorang perempuan baik-baik, rajin salat, pandai, dan tak neko-neko. Waktu itu dia dijebak GY (pacarnya sendiri) pada saat GY ulang tahun. AA memang sangat bodoh menurut saya, sebab dia percaya perkataan GY. Entah apa yang GY katakan hinga pada akhirnya ia diperkosa di kos-kosan GY. Usai diperkosa, darah sudah berceceran di kasur. Secara biologis, saat perempuan tidak rileks, alat reproduksi perempuan tidak akan menghasilkan lubrikan untuk mengurangi gesekan dan sakit saat alat kelamin pria melakukan penetrasi. Tidak sampai di situ, AA, dicerca setelah dipa

Tiada Alasan Membenci

Suatu ketika saya dihadapkan pada pria separuh baya sedang memukul kepala kucing dengan keras sambil berteriak. Terkejut, kucing itu sontak bersembunyi, meringkuk di bawah mobil. Pria berkumis itu bukan siapa-siapa, dan kucing berwarna hitam dan putih itu juga bukan miliknya. Kucing itu hanya meminta belas kasihan dengan mengeong tak henti. Kucing itu ketakutan. sumber : www.sodahead.com “Dia berak di dalam (rumah, red ) kemaren, Mas,” sahutnya tanpa kutanya. Hati kecil saya ingin melempar sepatu ke arah orang itu, tapi urung. Saya memendam berang, lalu meninggalkan laki-laki itu. Kejadian itu mengingatkan saya beberapa tahun silam, saat bapak sedang marah dan menendang anak kucing peliharaan saya hingga terlempar sejauh 2 m. Saya cuma bisa terhenyak dan sedih karena tidak bisa melakukan apa-apa. Beberapa hari kemudian, saya mendapati pria berkumis itu sedang memberi makan kucing yang ia pukul beberapa hari yang lalu. Ia meletakkan tulang ikan dan kucing itu melahapnya.