Skip to main content

Bukit Pecaron, Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi

Situbondo memiliki banyak pesantren yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Pernah mengunjungi pesantren atau melihat segerombolan anak pondok (biasanya anak pondok pesantren disebut anak pondok)? Eniwei, anak pondok sangat khas cara berpakaian dan bertuturnya.

Saya adalah orang yang senang berteman dengan anak pondok. Selain karena ramah dan hangat, mereka biasanya tak bermewah-mewah dalam berpakaian. Saya pun jadi nyaman karena tak harus bergaya berlebihan. Biasanya ada banyak orang datang ke pondok pesantren, bertemu kyai, melakukan doa bersama.

Bukit syariah
Bicara soal pesantren yang tak jauh dari keagamaan, ada salah satu dari beberapa destinasi wisata religi di Situbondo yang biasa didatangi orang dari luar kota, yaitu Bukit Pecaron. Apasih itu Bukit Pecaron? Saya sebut bukit syariah boleh ya.

Bukit Pecaron adalah nama bukit kecil yang terletak di tepian pantai di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejak kecil saya cuma bisa melihat dari kejauhan atau lewat dan berharap suatu saat bisa menaikinya.


Selama dalam kurun waktu puluhan tahun, baru terealisasi. Saya pun niatkan diri naik ke puncak Bukit Pecaron. Dari pusat kota Situbondo menuju lokasi hanya 15-30 menit. Sesampai di lokasi, saya disambut oleh pedagang kanan-kiri yang menjual bunga dan asesoris. Kebetulan saya datang tidak tepat saat ramai-ramainya. Biasanya puncak ramainya orang-orang dari luar kota pada hari selasa dan jumat. Jadi saya tergolong beruntung karena yang datang tidak sebanyak biasanya.

Disambut tangga terjal

Penampakan tangga yang keliatan biasa banget


Untuk naik ke puncak yang tingginya tidak seberapa, saya disambut anak tangga yang cukup curam. "Halah, dekat begitu," ujar saya saat masih mau menaiki anak tangganya.

Sombong. Ternyata saya butuh sekitar lima kali berhenti, entah itu karena ngos-ngosan atau untuk memotret sekeliling. Yang jelas, sungguh melelahkan proses naik tangganya. Disarankan untuk yang sedang sakit tidak naik. Lebih baik menunggu di bawah karena pasti kalau jatuh, hem, seram. 

Sampai di puncak bukit, saya dihadapkan pada bangunan, seperti rumah sederhana. Ada  makam di dalamnya. Pengunjung yang datang menunggu di dalan lalu berdoa. Sementara cerita di dalam bangunan itu saya skip dulu ya.

Melewati bangunan itu saya dibuat takjub. Ada pepohonan besar dengan bentuk pohon unik. Bisa dibayangkan pohon-pohon tua di negeri dongeng yang bentuknya tak menjulang lurus, tetapi berbelok-belok. Seperti itulah keadaannya. Jika melihat ke bawah, pantai dan laut terlihat jelas. Angin menerpa wajah dan tubuh. Rasanya lelah yang tak lama berjalan terbayarkan juga. 


Dari atas bisa melihat ada laut di balik ranting-ranting itu

Puncak bukit Pecaron bisa dibilang sempit karena hanya terdapat satu bangunan dan area datar kecil dikelilingi bebatuan dan pohon. Yang menarik ada gua juga. Tanda di pohon menunjukkan letak gua. Sebagai orang yang penasaran sampai ubun-ubun, kaki saya melangkah melewati batu-batu besar bukit itu. Saya menduga, Bukit Pecaron terdiri dari sekumpulan batu di dalamnya. Untuk itu kemungkinan untuk longsor saat hujan badai menerpa (halah lebay) sangat kecil. Paling yang akan jatuh bebatuan atau pohon kecilnya.


Sesampai di titik gua, saya tertegun. Celah untuk masuk sangat sempit. Orang dewasa yang berbadan cukup besar kemungkinan tidak bisa melaluinya. Anak kecil sangat mungkin menerobos masuk, tapi bahkan saat saya mengulik dari pintu gua, nampaknya gua tersebut tidak dalam. Entahlah. Saya berencana masuk, tapi karena seorang diri akhirnya mengurungkan niat. Kalau misalnya badan saya nyangkut di batu, khawatir tidak ada yang menolong. Ahahah. Yang saya takutkan lagi adalah di dalam ada sekumpulan ular dari berbagai jenis tinggal dan berbahagia di sana. Kebayang jika ada manusia tiba-tiba masuk. Saya pensiun jadi manusia.
Pintu masuk gua yang bisa dibilang cukup sempit

Berdasarkan cerita, gua itu tergolong mistis. Siapa saja yang masuk ke dalamnya tak akan pernah bisa kembali. Entah digondol setan atau berbahagia di dalam (guyon). Ada cerita lain yang menjelaskan bahwa gua itu terdapat jalan menuju Pulau Madura, Jawa Timur. Entah titik mana tepatnya. Kisah ini bisa saja hanya mitos atau benar adanya. Siapa yang tahu kalau tidak ada yang mencoba? Someday kalau ada kesempatan saya akan coba masuk. Semoga badan saya masih muat.

Hm, tapi beneran kalau dilihat-lihat dari luar, tidak ada ruang lagi di dalam gua tersebut. Sempit sekali. Bisa jadi karena gelap sehingga tak terlihat mata. Usai melihat gua itu, saya langsung kembali ke atas. Tak jauh sih, mungkin hanya 5-10 m. 

Petilasan Syekh Maulana Ishaq
Usai menikmati keindahan alam dengan batu dan pohon negeri dongeng itu, saya beranikan diri untuk masuk ke dalam bangunan terbuka. Saya sebut terbuka karena beberapa sisi tidak terhalang tembok. Di dalam bangunan itu ada ruang kecil di dalamnya. Sayang saya tidak sempat masuk karena di dalam sedang berkumpul orang-orang melakukan doa. Di dinding dekat pintu masuk ada plat bertuliskan SEH.MAULANA.ISHAK PASAREJAN PETJARRON. Saya tidak mengerti penulisannya apakah memang begitu atau karena itu ejaan baku Bahasa Indonesia lama. Apalah itu, tidak terlalu penting buat saya meributkan soal nama. Negara Jerman saja sudah berpikir untuk menyejahterakan kodok agar bisa lewat di jalan raya dengan bahagia tanpa terlidas ban mobil, kenapa kita juga masih terlalu sibuk dengan nama yang salah atau benar itu. Biarkan saja.

Berdasarkan cerita, Bukit Pecaron adalah petilasan Syekh Maulana Ishaq. Masih ingat siapa beliau? Yes, benar. Beliau adalah salah satu anggota Walisongo, ayah Sunan Giri. Syekh Maulana Ishaq berasal dari negara timur yang diutus untuk menyebarkan agama islam. Melalui kisah panjang, akhirnya Syekh Maulana Ishaq meninggalkan Blambangan untuk menghindari pertumpahan darah. Melalui perjalanannya, ia singgah dari satu tempat ke tempat lain. Salah satunya Bukit Pecaron.

Makam K.H RM. Moh Noerhaijin

Ada batu berwana hitam mengilat di dalam bangunan. Menurut kabar, batu itu digunakan sebagai tempat duduk Syekh Maulana Ishaq. Kebayang orang zaman dahulu ya, duduk sendirian di atas batu sebuah bukit, berdoa. Zaman sekarang untuk berdoa di masjid saja harus menunggu bulan puasa. wkwkwk. Zaman dahulu, orang-orang mencari tempat berdoa agar khusyuk. Di sana juga ada makam K.H RM. Moh Noerhaijin. Entah beliau siapa. Saya belum sempat bertemu dengan juru kuncinya. Sebab di dalam sedang asyik berdoa dan saya yakin juru kuncinya juga ada di dalam.

Ditemani deburan ombak
Saya akan kembali suatu saat untuk mengulik cerita tentang kisah di Buki Pecaron. Untuk sementara saya berniat turun bukit karena matahari akan tenggelam. Tidak langsung pulang, saya turun sambil mengelilingi bukit. Di bawah tak kalah indah dengan di puncak bukit. Bukit Pecaron nyaris dikelilingi batu karang. Sebagian wilayahnya sudah menyatu dengan daratan. Sambil mengelilingi, ada banyak batu karang terhampar. Belum lagi ombak-ombak sengaja mengempaskan dirinya sehingga suara-suaranya bergemuruh. Saya yakin itu termasuk salah satu surga untuk pecinta fotografi. Bisa juga untuk prewedding. Kalau kelaparan tak perlu khawatir. Ada banyak pedagang di sana. Kalau hari minggu bisa jadi lebih banyak pengunjung dan pedagang yang datang.

Untuk pemandangan seindah itu, saya bisa acungi jempol. Cukuplah untuk jadi satu destinasi wisata kecil di Situbondo. Tak perlu muluk-muluk juga sih. Cukup dikelola dengan baik. Saya malah berpikir, kalau tangga-tangga menuju ke atas bukut dicat warna-warni seperti di kampung warna, Jodipan, Malang, Bukit Pecaron akan lebih bagus lagi. Juga pegangan di tangga diperbaiki.


Hal lain lagi yang saya amati adalah sampah. Banyak sekali sampah di sana-sini. Euh, pengunjung dan masyarakat sekitar harusnya punya kesadaran tinggi. Jadi tak hanya berziarah, tapi juga tidak meninggalkan sampah-sampah yang merusak keindahan alamnya. Terlebih lagi sampah yang menghiasi tepi pantai. Spot yang seharusnya bagus untuk diabadikan, jadi berkurang keindahannya.

Enjoy aja sih

Mengingat yang berkunjung kebanyakan orang dari luar kota, tentu Bukit Pecaron perlu mendapat perhatian khusus. Ya, saya masih berharap beberapa bulan ke depan atau sampai saya datang lagi ke sana, tak ada lagi sampah berserakan di mana-mana. (Uwan Urwan)

Comments

Paling banyak dibaca

Mengilhami Dinding Sel Supermini

Pohon mangga ( Mangifera indica ) setinggi 4 m berdiri kokoh di halaman kantor saya. Daunnya rimbun membentuk payung hidup. Saat berdiri di bawah naungannya, angin sejuk dapat saya rasakan. Tentu saja, oksigen sebagai hasil metabolisme tanaman anggota family Anacardiaceae itu membersihkan karbondioksioda di udara dan digantikan oleh unsur yang bersifat oksidator. Pantas jika setiap orang yang ternaungi, tak hanya terlindung dari terik matahari, tetapi juga merasa segar. Pohon mangga (kredit: irwantoshut.net )        Tanaman itu sangat kokoh dan konsisten berdiri bertahun-tahun bahkan kian tinggi. Meski tidak memiliki rangka seperti hewan dan manusia, tanaman (tak hanya mangga) memiliki rangka-rangka dalam berukuran mikroskopis. Rangka-rangka itu dapat disebut dinding sel. Sebenarnya tidak tepat jika saya mengatakan bahwa dinding sel adalah rangka dalam (endoskeleton) tanaman, tetapi fungsinya mirip dengan sistem rangka pada tubuh hewan. Itu terbukti pada fungsinya yang memberi be

Insto Dry Eyes: Rahasia Menghadapi Mata Kering dan Computer Vision Syndrome

Pernahkah kamu merasakan matamu berkunang-kunang dan migrain setelah seharian menatap layar hape? Aku mengalaminya. Aku, Uwan Urwan, seorang pengembara kata, pemburu cerita, dan pencipta puisi, nyaris terjebak dalam jerat kecanduan layar. Mata yang lelah dan kering menjadi teman setia. Pengalaman Mata Kering karena Terlalu Lama Menatap Layar Hape Keseharianku sebagai seorang blogger, kreator konten, dan penulis puisi membawaku dalam aliran teknologi, menyulut pancaran cahaya layar sepanjang hari. Awalnya hanya urusan pekerjaan, namun perlahan, kebiasaan membuka hape dan laptop terus menggelayuti, meski cahaya pekerjaan telah surut. Mataku pun menjadi korban kelelahan yang terabaikan. Dalam dunia maya, aku menemukan kebahagiaan berinteraksi, meresapi riset para peneliti, dan terbius oleh pancaran cahaya teknologi. Sulit untuk melepaskan diri dari belenggu kecanduan layar hape, bahkan dalam momen-momen sederhana sehari-hari. Namun, kebahagiaan hakiki ditemukan ketika berada di tengah-ten

Bagaimana ASUS ROG Phone 8 Mengubah Cara Aku Bekerja!

Aku, Uwan Urwan, menggenggam erat peran sebagai penulis, kreator konten, dan gamer dalam dunia freelance yang penuh tantangan. Hidupku berkutat dengan smartphone, alat sehari-hari yang memegang kendali terhadap pekerjaanku. Namun, kebahagiaan ini sering terhalang oleh masalah yang timbul dari smartphone yang sudah lama menemani langkahku. Rusaknya Hape Lama: Layar Buram, Kamera Rusak Layar yang mulai muncul bercak-bercak yang sangat menggangu dan kamera depan yang tidak berfungsi. Itu menjadi mimpi buruk bagi seorang freelancer sepertiku. Setiap kata yang kucatat, setiap gambar yang kurekam, semuanya terasa terhambat oleh keterbatasan ini. Selain kamera depan yang rusak dan layarnya sudah muncul bercak, smartphone ini harus aku isolasi karena LCD-nya sudah bisa copot Apalagi jika ada job review yang mengharuskan membuat video atau berfoto selfie dengan produk. Rasanya seperti ingin membatalkan kerjasama tapi mau tidak mau aku harus mengerjakannya agar bisa bertahan hidup. Mau tidak mau

Empat Alasan Tidak Memakai Pasir Pantai untuk Kucing

  Gara-gara pasir kucing habis dan uang pas-pasan, akhirnya aku putar otak, bagaimana cara kucing bisa pup. Ketemu jawabannya, “pasir pantai”. Kebetulan rumahku bisa dibilang tida terlalu jauh dengan pantai, naik motor setengah jam, sampai.   Itu juga karena aku mendapat inspirasi dari video Tiktok yang rutin mengambil pasir pantai sebagai penganti pasir kucing. Dan setelah mencoba pakai selama dua hari, hasilnya, aku atas nama pribadi, Uwan Urwan, TIDAK DIREKOMENDASIKAN . Kenapa? Pasir pantai lebih berat dibandingkan pasir khusus kucing Pasir pantai tidak jauh berbeda dengan pasir yang dipakai untuk bahan bangunan, berat. Warna pasir pantai beragam, mulai dari hitam seperti batu sampai krem. Ukuran pun beragam, mulai dari yang sangat halus sampai ke pasir ukuran normal. Yan paling au soroti adalah warnanya, ternyata setelah diletakkan di dalam bak, jadi tidak bagus. apalagi kalau sudah ada gundukan pup dan kencing yang seperti menyebar. Berbeda dengan pasir khusus kucing, y

Jamur blotong Nama Ilmiahnya Ternyata Coprinus sp.

Saya menduga jamur yang selama ini saya beri nama jamur blotong nama ilmiahnya Coprinus sp. Setiap usai musim giling, biasanya musim hujan, saya dan tetangga berburu jamur ini di tumpukan limbah blotong di dekat Pabrik Gula Wringin Anom, Situbondo. Jamur Coprinus sp . tumbuh di blotong Asli, kalau sudah tua, payungnya akan berwarna hitam seperti tinta dan meluruh sedikit demi sedikit Sudah sekian lama mencari tahu, berkat tulisan saya sendiri akhirnya saya tahu namanya, meski belum sampai ke tahap spesies . Jamur yang bisa dimakan ini tergolong dalam ordo dari Agaricales dan masuk dalam keluarga Psathyrellaceae. Selain itu, jamur ini juga suka disebut common ink cap atau inky cap (kalau benar nama ilmiahnya Coprinus atramentarius ) atau Coprinus sterquilinus (midden inkcap ) . Disebut begitu karena payungnya saat tua akan berwarna hitam dan mencair seperti tinta. Nama yang saya kemukakan juga berupa dugaan kuat, bukan berarti benar, tapi saya yakin kalau nama genusnya Copr

Bagaimana menu isi piringku yang benar?

Sering mendengar frase Isi Piringku? Hem, sebagian orang pasti tahu karena kampanye yang dimulai dari Kementerian Kesehatan ini sudah digaungkan di mana-mana, mulai dari media sosial, workshop-workshop kesehatan di daerah-daerah, dan sosialisasi ke ibu-ibu begitu ke Posyandu.  Slogan Isi Piringku menggantikan 4 Sehat 5 Sempurna Isi Piringku adalah acuan sajian sekali makan. Kampanye ini sudah diramaikan sejak tahun 2019 menggantikan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Empat sehat lima sempurna terngiang-ngiang sekali sejak kecil. Terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu adalah kombinasi sehat yang gizinya dibutuhkan tubuh, sebab mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, susu adalah penyempurnanya. Kenapa harus berganti slogan?  Slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang aku tangkap maknanya, dalam setiap makan harus ada empat komposisi dan susu. Mengenai jumlahnya, aku bisa ambil nasi lebih banyak dengan sedikit sayur atau sebaliknya, atau sebebas-bebasnya kita saja.

Fried Chicken Enak di Situbondo, Kamu Wajib Tahu!

Tidak ada KFC atau pun McD di Situbondo, ya setidaknya hingga kini dan beberapa waktu ke depan. Dulu sempat ada CFC, belum sempat berkunjung, eh sudah tutup. Jika aku ingin makan ayam goreng krispi di Situbondo beli di mana? Beberapa warung makan di Situbondo juga menjual ayam goreng tepung. Memang tak khusus ayam goreng. Berbeda dengan di kota besar, di mana gerai olahan ayam tepung bisa ditemui di mana pun. Hisana Fried Chicken Situbondo punya rasa khas, jadi salah satu favoritku Bila kamu sedang travelling ke Situbondo dan sangat ingin menikmati ayam goreng krispi, aku cukup merekomendasikan makan di Hisana Fried Chicken. Sesuai namanya, Hisana adalah gerai ayam goreng tepung yang cukup terkenal dan banyak digemari. Hisana Fried Chicken tidak hanya ada di Situbondo, tapi juga di Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain. Sudah ada ratusan outlet yang tersebar di banyak titik di Indonesia. Hanya saja aku baru tahu ada brand ayam goreng krispi lokal ini begitu pulang ke Situbondo. Meski ad

Terungkap Rahasia Dibalik Keindahan Alun-alun Situbondo: 41 Pohon Penyelamat Bumi!

Aku beberapa waktu lalu mengunjungi Alun-alun Situbondo di suatu sore yang cerah. Kejutan menyambutku begitu tiba di sana; bagian pendoponya telah mengalami perubahan yang memukau, lebih bagus dan lebih ramah bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Namun, perhatianku lebih tercurahkan pada pohon Angsana yang tersebar di sekitar alun-alun itu. Apa yang membuatku tertarik pada pohon Angsana? Simak kisah selengkapnya! Pesona Bunga Angsana dan Aroma yang Memikat Ketika pohon Angsana mulai berbunga, suasana di sekitarnya menjadi luar biasa. Daunnya yang berpadu dengan bunga kuning menciptakan pemandangan yang memesona. Tidak hanya itu, aroma wangi dari bunga-bunga Angsana membuat alun-alun tercium harum sepanjang hari. Sensasi itu begitu memikat hatiku sehingga aku sering menghabiskan waktu di bawah pohon-pohon Angsana yang berbunga, menikmati keindahan alam yang disuguhkan. Ketika aku berada di bawah pohon-pohon Angsana yang sedang berbunga, aku merasa seperti terhubung dengan kehidupan alam

Sasak Herbal Oil: Benarkah Berkhasiat Mengobati Segala Penyakit?

Sekarang ini, makin banyak produk kesehatan alami yang menjadi sorotan, termasuk minyak herbal seperti Sasak Herbal Oil. Apakah benar minum minyak bisa bikin sehat? Rasanya cukup aneh, ya? Nah, aku ingin berbagi pengalaman pribadi aku setelah mencoba mengonsumsi Sasak Herbal Oil. Keajaiban Sasak Herbal Oil: Pengalaman Pribadi yang Membuat Kagum Luka cakaran kucing kuoleskan Sasak Herbal Oil. Foto diambil pada kondisi pencahayaan yang berbeda Sebagai seorang yang tidak memiliki diabetes, awalnya aku cukup skeptis ketika mencoba Sasak Herbal Oil ini. Namun, setelah membaca beberapa ulasan positif, aku memutuskan untuk mencobanya. Pertama, aku mencoba mengoleskan minyak Sasak pada luka yang aku dapatkan akibat cakaran kucing. Hasilnya! Luka aku lebih cepat mengering dan pulih dengan baik. Seperti yang pernah aku bahas di tulisan sebelumnya di blog ini, Sasak Herbal Oil bisa menyembuhkan luka yang disebabkan oleh diabetes . Proses penyembuhannya pun bertahap tapi berdasarkan review yang ak

Piring Beragam: Rahasia Menuju Petani Sejahtera dan Perekonomian Lokal Maju

Pernahkah kamu membayangkan bahwa sepiring makananmu dapat membawa dampak positif bagi banyak orang? Bukan hanya kesehatanmu yang terjaga, tapi juga kesejahteraan para petani dan kemajuan ekonomi lokal. Ya, kamu tidak salah baca. Kebiasaan sederhana untuk makan beragam ternyata menyimpan kekuatan luar biasa untuk menciptakan perubahan positif bagi berbagai pihak. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana piring beragam dapat membawa manfaat ekonomi yang signifikan. Mendukung Petani dan Perekonomian Lokal Aku senang sekali melakukan eksplorasi terhadap makanan, salah satunya ini. Aku buat salad dengan campuran nanas, seledri, tomat, dan irisan wortel. Sebagai seorang pencinta kuliner, aku selalu antusias mencicipi berbagai hidangan. Dari sayur lodeh yang kaya akan sayuran, soto betawi dengan isian daging sapi yang melimpah, hingga nasi goreng dengan tambahan telur dan berbagai sayuran. Kebiasaan ini ternyata membawa manfaat yang tak terduga. Tak hanya itu, aku juga suka sekali mencoba ma