Skip to main content

Posts

Waw, Bonus PRUprime Healthcare Syariah Bisa Sampai 50% lo

Beberapa kali saya mengunjungi rumah sakit. Entah sakit sendiri atau mengunjungi orang yang dirawat inap. Rumah sakit selalu ramai pengunjung bahkan kadang harus antri berjam-jam. Bisa kebayang kalau ada yang sakitnya tak bisa ditahan, tapi harus menunggu antrian usai. Saya pernah ke rumah sakit dan antri di rumah sakit besar untuk bertemu dokter spesialis penyakit dalam. Sudah antri hingga tiga jam, begitu bertemu dokternya, saya dialihkan ke dokter spesialis lain dengan catatan saya harus membayar biaya konsultasi sekian ratus ribu. Padahal hanya 5-10 menit saya berbincang-bincang dengan dokternya sambil menahan sakit. . Karena sudah terlalu larut dan kalau saya harus antri untuk bertemu dokter spesialis yang sebenarnya ruangannya berdekatan, sangat tidak memungkinkan. Dokter juga manusia, mereka harus pulang. Akhirnya saya diminta menebus obat sementara yang harganya juga ratusan ribu rupiah. Besoknya saya bertemu dokter spesialis lain. Pun saya harus membayar biaya konsu

Trip Ini Bikin Kantongmu Tetap Tebel

Beberapa kali saya mengeluh, "Kapan ya bisa trip lagi ke luar pulau lagi?" " Kayaknya seru deh mendaki gunung." "Kok aku udah susah mau trip lagi ya?" Sayangnya bukan saya saja yang mengeluh seperti ini. Beberapa kali menemukan status teman yang iri karena melihat temannya trip ke mana-mana bahkan ke luar negeri. Sementara mereka sibuk di kantor, sibuk mengurus keluarga, dan yang terakhir sih tidak punya uang untuk jalan-jalan. Ya tahu sendiri, trip ke luar kota membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Minimal dua atau tiga kali lipat biaya hidup normal karena ketambahan ongkos transportasi dan tiket macam-macam. Lalu saya coba flashback saat trip ke Medan, Bali, Lampung, Jakarta, dan Malang. Di balik potret senyum, tawa, dan bahagia di spot-spot keren, itu saya menderita lo . Waktu ke Medan , sejak siang berburu tiket dan masih belum memutuskan membeli tiket, baru pada sore harinya beli tiket dan langsung terbang. Kebayang

Ini Dia Berkah Hebat Kelas Inspirasi Situbondo 3

Saya jadi tahu mengapa banyak pemimpin lebih cerdas dibandingkan anggotanya. Jawabannya satu, mereka tak segan berbagi. Saat duduk di kursi penonton di televisi, anggota dalam organisasi, peserta dalam seminar, dan murid di kelas, saya seringkali kagum dengan mereka yang sedang berdiri dan berbicara di depan. Wawasan mereka jauh lebih luas dan lebih dalam ketimbang saya. Sering saya tak berani tampil lantaran malu atau grogi. Okelah , itu bisa dibilang tidak siap, tapi bukan berarti tak ingin berbagi. Percaya tidak, dengan berani maju dan tampil di depan umum, kepercayaan diri akan terbangun dengan sendirinya. Asal niatnya bukan untuk sombongkan diri. Dengan menjadi pembicara, artinya kita sudah persiapkan jauh-jauh hari materinya, kemudian beberapa pengalaman yang sudah dilakukan djuga dibagikan, kemudian didiskusikan dalam sebuah forum. Ada interaksi dan bertambahlah ilmunya. Begitu ada pendaftaran untuk menjadi bagian Kelas Inspirasi Situbondo ke-3, pun saya masih ragu.